~08~~

22 11 33
                                    

PART PANJANG! PERLU KONSENTRASI
🙏🙏🙏

Hi Chingu 🪷

Terima kasih sudah mampir di book ini
Jangan lupa tekan ⭐ sebelum baca, dan tinggalkan jejak di kolom komentar

Aku tunggu ya....
1.
2..
3...

Gomawo Chinguyaaa🪷
💖💖💖

Aera masih berdiri di depan kamar Wonwoo dan Seungkwan, dia tak pernah berniat mengetuknya atau bahkan mengucap salam untuk memberitahukan keberadaannya. Dia lebih suka membaca situasi di dalam kamar itu. Aera sedikit tersentak saat pintu kamar itu terbuka tiba-tiba, menampilkan sosok Wonwoo dengan kaos hitam, jaket kulit hitam, dan celana beggy hitam bergaris abu.

Aera menatap netra Wonwoo lekat-lekat, mencoba memantulkan perasaan dan pikiran Wonwoo. Tapi semuanya baik-baik saja. Wonwoo terlihat lebih baik walau pipi chubbynya tertutup plaster. Dia terlihat lebih bahagia dari sebelumnya. Aera tidak punya alasan lain untuk marah, padahal dia datang dengan niat ingin mengobati Wonwoo, tapi Seungkwan sudah mengobatinya dengan baik.

"Ada apa?" tanya Wonwoo tersenyum.

"Warnamu?" tanya Aera bingung.

"Ini warnaku yang sesungguhnya," ucap Wonwoo tersenyum lebar.

"Kau baik?" tanya Aera mencoba memastikan.

"Sangat baik sayangku," ucap Wonwoo meraih Aera dalam pelukannya.

"Bohong!" ucap Aera.

"Tidak, aku tidak berbohong, aku sangat baik," ucap Wonwoo mencoba meyakinkan.

"Cium aku kalau begitu!" titah Aera.

Wonwoo tidak menjawab dan hanya mencium bibir Aera singkat. Tapi sepertinya Aera tidak ingin itu cepat berakhir. Aera membuat gelembung kaca lagi dan mengusap lembut pipi Wonwoo yang terluka. Wonwoo juga tidak keberatan dengan hal itu, dia mulai mendominasi Aera, sama seperti ciuman pertama mereka di kantin, beberapa bulan yang lalu. Tapi dia lebih bold kali ini.

Aera mengabaikannya dan fokus untuk menyembuhkan luka di pipi manis Wonwoo. Dia tidak suka kalau wajah gembil Wonwoo ditempeli plaster murahan oleh Seungkwan. Dia ingin menikmati wajah gembil Wonwoo dengan bebas tanpa plaster itu.

"Kalian berciuman lagi? Aku tidak bisa keluar bodoh! Bisnya mau berangkat," protes Seungkwan dari luar gelembung.

"Ah!" ucap Wonwoo sedikit keras karena Aera menarik paksa plaster di pipinya.

"Maaf, aku tidak suka kalau kau ditempel-tempel benda asing," ucap Aera mencium pipi Wonwoo.

"Cobalah untuk sedikit lebih lembut Aera," ucap Wonwoo mencebikkan bibirnya.

"Jangan memerintahku Yoon Wonwoo!" ucap Aera menghapus gelembung itu.

"Kau! Jangan berfikiran negatif!" ucap Aera pada Seungkwan.

"Oh! EH! Aku, itu bibir Wonwoo belepotan, aku tidak berfikir negatif! Kalian memang melakukannya!" ucap Seungkwan dan dihadiahi pantulan perasaan oleh Aera.

"Kau sedang ketakutan? Oh tidak, kau ingin pipis ya? Sana, pergi dulu, aku akan minta supirnya untuk menunggu," olok Aera.

"Frozen sialan!" olok Seungkwan.

*_*

Aera mendudukkan dirinya dikursi yang berisi dua orang dibangku paling belakang dekat pintu. Dia mau duduk dengan Wonwoo, dan hanya Wonwoo. Tapi sayangnya, Jeonghan mengambil tempat itu. Membuat Aera harus mau duduk bersebelahan dengan Jeonghan, mungkin Jeonghan hanya numpang berbicara dengan saudaranya dan teman-temannya. Jadi Aera pikir dia akan menunggu sejenak.

Aera On Dutty | SEVENTEEN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang