~11~

18 11 0
                                    

Hi Chingu 🪷

Terima kasih sudah mampir di book ini
Jangan lupa tekan ⭐ sebelum baca, dan tinggalkan jejak di kolom komentar

Aku tunggu ya....
1.
2..
3...

Gomawo Chinguyaaa🪷
💖💖💖

Aera memerhatikan dirinya di cermin kamar mandinya. Dia merasa dirinya terlihat buruk, perut membuncit, paha bernanah, lengan lebam. Dia ingin marah tapi tidak bisa, itu keputusannya sendiri untuk membantu Wonwoo. Dia tidak tau apa yang dia bisa lakukan, atau sebenarnya dia tau, tapi dia hanya lupa? Dia merendam dirinya dalam air hangat yang sudah dia siapkan, menutup matanya dan mencoba mengingat, apakah ada hal yang bisa dia lakukan untuk mengobati lukanya sendiri?

Dia mengingatnya, semuanya. Dia merapalkan sesuatu yang dia ingat dengan jelas. Seketika tubuhnya merasa terbakar dan dia seperti mandi di air mendidih. Dia tidak kuat, tapi dia harus berada disana setidaknya sepuluh menit saja, ini bahkan baru detik pertama. Dia terus mencoba menguatkan dirinya dengan berkata bahwa dia bisa melaluinya, ini hanya air panas.

Aera mengabaikan suara-suara aneh yang dia dengar dari dalam dirinya. Dia terlalu fokus menghindari rasa sakitnya dan mengabaikan semua suara-suara itu. Dia melihat jam digital melalui cermin besar di kamar mandinya. Sudah selesai, batinnya. Dia segera meloncat dari air panas itu seperti ikan yang sengaja meloncat dari penggorengan.

Dia mengabaikan tubuh polosnya dan berjalan menuju shower untuk mendinginkan tubuhnya. Dia mengabaikan suara-suara yang terus berdengung di kepalanya dan menyelesaikan mandinya. Segera setelah selesai, dia keluar dari kamar mandi dengan kedinginan. Siapa suruh mandi air es di musim dingin? Dia membungkus dirinya dengan selimut tebal dan duduk berdiam di kasurnya.

Pintu kamarnya terbuka, menampakkan sosok blue flame yang dia sangat dia rindukan. Daripada berfikir untuk memeluknya, Aera malah berfikir darimana Blue flamenya bisa mengetahui keberadaannya? Kemudian, sosok lain muncul dari belakang blue flamenya.

"Aku tau kau tidak akan pergi jauh-jauh dari sarangmu," ucap sosok itu.

"Kenapa kau kemari?!" protes Aera dengan nada tinggi dan gemetaran.

"Kamu kedinginan, ayo hangatkan tubuhmu dulu," ucap Blue Flame Aera.

"Maafkan aku Wonwoo, tapi kita tak punya banyak waktu. Ell membawa Mingyu sebagai ganti Jeonghan," ucap sosok lain itu.

"Dia kedinginan Daehyeon, setidaknya biarkan dia menghangatkan tubuhnya dulu," pinta si Blue flame, Wonwoo.

"Tujuh menit, aku tunggu di mobil," ucap sosok itu, Daehyeon.

Setidaknya Daehyeon sebagai Chronicles tau dimana asal Aera dan dimana Aera bersembunyi. Ini adalah kali keduanya bertemu Aera si penyihir.

Wonwoo mengulas senyum menawannya dan berjalan ke arah Aera. Daehyeon memutuskan untuk memberikan waktu bagi kedua merpati itu untuk saling melepas rindu. Aera tak bergeming dari tempatnya, dia hanya fokus untuk menghangatkan dirinya. Wonwoo sudah duduk di hadapannya dan membelai pipinya. Aera sepertinya sudah lelah menangis semalaman.

Jika bukan karena kesepakatannya dengan Jisoo, dia tidak akan mau berjalan dan berlari kembali ke arah Ell itu. Tapi itu hanya omong kosong Aera saja, selagi dia bisa membantu dia akan membantu. Dia tidak akan bisa mengabaikan orang yang lemah, selagi dia bisa berusaha untuk membantu dia akan membantu. Karena dia sudah berjanji pada dirinya sendiri.

"Maafkan aku," ucap Wonwoo.

"Aku yang minta maaf," jawab Aera kembali dingin.

"Bagaimana lukamu?" tanya Wonwoo.

Aera On Dutty | SEVENTEEN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang