"Apakah kau bisa memberi Kageyama untukku dan melupakannya?" Ujar Aiko serius.
"Hah..?" Ujar (Y/n) dengan suaranya yang mengecil.
Aiko pun menghela nafas.
"Ah sudahlah Y/n, tidak perlu begitu, kau pasti tidak akan-"
"Fine." Potong (Y/n).
"Hah?" Ujar Aiko kaget.
(Y/n) pun menarik nafas berat.
"Fine, dia untukmu." Jelas (Y/n).
"Wait, apa?!" Ujar Aiko yang masih kaget.
"Ya ampun, telingamu belum dibersihkan apa?" Ujar (Y/n).
"Etto.. Kau serius?" Ujar Aiko ragu.
"Ya.. Aku serius." Jawab (Y/n).
"Lagian, aku hanya suka padanya, alias hanya mengaguminya, tidak sepertimu." Jelas (Y/n).
"Dan juga, si Tobio itu bukan barang, tidak bisa diambil dan dibuang seenaknya, jadi jaga dia." Lanjut (Y/n).
"Lalu, mama juga bilang tidak boleh menjalin hubungan sebelum lulus SMA, jadi kita juga tidak bisa macam-macam."
"Iya sih." Ujar Aiko mengiyakan.
Setelah perbincangan itu, suasana disana pun menjadi hening beberapa saat.
Sampai akhirnya Aiko pun membuka pembicaraan.
"Hei Y/n." Panggil Aiko.
"Hm?" Sahut (Y/n).
"Kita kan kembar, kita terlahir bersama-sama." Ujar Aiko.
"Lalu?" Ujar (Y/n).
"Apakah kita.. Akan terus bersama?" Tanya Aiko.
(Y/n) pun melirik Aiko.
"Kau ini bicara apa?" Ujar (Y/n).
"H-hah?"
"Hidup dan mati itu tidak ada yang tau." Jelas (Y/n).
"Tapi aku juga percaya, kalau kita pasti akan bersama." Lanjut (Y/n).
"Jika aku mati, apakah kau akan menangisiku?" Tanya Aiko.
(Y/n) pun terdiam sejenak.
"Mengapa kau membahas hal ini?" Tanya (Y/n) dengan sedikit kesal.
"Ya... Tidak ada apa-apa, hanya perasaanku saja." Ujar Aiko.
"Tidak usah bahas begituan lagi, aku tidak suka." Ujar (Y/n) kesal.
"Iyaa." Ujar Aiko mengiyakan.
"Aku benci membahas hal berbau kematian seperti ini, kau membuatku takut.." Ujar (Y/n) dengan suara pelan.
"Takut? Takut apa?" Tanya Aiko.
"Entahlah, aku juga tidak tau."
"Tapi aku merinding setiap kali membahas beginian!" Ujar (Y/n) kesal.
"Jadi stop ngebahas beginian.." Lanjut (Y/n).
-------
"Lagian, kita sudah cukup melenceng dari topik!" Ujar Aiko mengalihkan perhatian.
"Eh?" Ujar (Y/n).
"Kau masih mau membahas itu?" Ujar (Y/n).
"Kan sudah kubilang tadi-"
"Iya kakak." Potong Aiko.
"Tumben?" Ujar (Y/n) yang sedikit kaget.
"Ehehe."
"Terima kasih." Ujar Aiko.
"Eh? Untuk apa?" Tanya (Y/n) bingung.
"Untuk semuanya, kau memberikanku semua yang aku inginkan layaknya putri." Jelas Aiko.
"Dari mainannu, pakaianmu, sampai orang yang kau sukai." Lanjutnya.
"Tapi aku tidak pernah membalasnya." Ujar Aiko.
(Y/n) pun menghela nafas.
"Aku ini kakakmu, sudah selayaknya aku mengalah pada adikku sendiri, kan? Ya walaupun kita hanya berbeda 2 menit sih."
"Aku akan membalas kebaikanku suatu hari nanti!" Ujar Aiko bersemangat.
"Iya, akan kutunggu." Ujar (Y/n).
"Kalau begitu aku ke kamar dulu ya, selamat malam." Ujar (Y/n) sambil berjalan keluar kamar.
"Selamat malam!" Balas Aiko.
Dikamar (Y/n)..
"Merelakan.. Ya?" Batin (Y/n).
"Aku juga tidak mengerti tentang perasaanku saat ini."
"Tetapi.."
"Kalau itu bisa membuatnya bahagia, kenapa tidak?"
To be continued...
Gimana chapter kali ini?? Emang agak lebay yak hehe :v
Makasih yang udah baca, maaf kalo ada kesalahan dalam penulisan atau typo, ceritanya gajelas + ada karakter yang ooc :v
Sekian dulu, makasih sekali lagi buat yang udah baca, see you in the next chapter, bye-bye!
KAMU SEDANG MEMBACA
Haikyuu × Readers [HIATUS]
Romantik"Kami menyukaimu, y/n!" Ujar mereka semua. Siapakah yang akan kau pilih? [HIATUS] . . . . . Haikyuu ® Furudate Haruichi Inspirated by @pocckypie82 Image by : Pinterest Cr : all artist