PART 7

1.9K 148 5
                                    

Hening~

Tidak ada yang mau memulai pembicaraan setelah Jimin meminta Rose agar menikah dengannya. Tatapan keduanya seolah terkunci bahkan Rose sampai menahan nafas karena ungkapan tak terduga dari pria dihadapannya ini.

Jimin masih menatap Rose penuh harap. Sungguh! Baru kali ini Jimin berharap sesuatu yang baik akan menghampirinya. Ya, memiliki Rose. Hanya hal itu yang ada difikirannya sekarang. Masa bodoh dengan kenyataan bahwa ia bukanlah pria yang baik. Tapi pria jahat sepertinya juga membutuhkan seorang wanita yang mampu mengubah dan menenangkannya. Dan sudah ia pastikan bahwa wanita yang pantas hanyalah Rose.

Seorang Park Jimin mengaku bahwa ia telah jatuh cinta pada Rose. Pada seluruh yang ada pada gadis itu, jiwa dan raganya.

Untuk pertama kalinya Jimin jatuh cinta dan lucunya itu pada bocah ingusan seperti Rose.

Namun segalanya harus gagal, harapannya menguar dengan begitu perih saat mendengar tawa Rose yang begitu keras.

Tatapan Jimin nanar saat melihat Rose yang sepertinya hanya menganggap pernyataannya barusan sebagai candaan.

"Jangan bercanda, astaga perutku sakit sekali karena candaanmu. Ahahahah sungguh hahahaha." gelak Rose memegangi perutnya yang terasa keram karena terlalu banyak tertawa.

"Kau terlalu banyak berimajinasi. Apa kau tidak berfikir jauh sebelum berucap? Maksudku adalah, hei kau bahkan sudah bekerja yang entah apa itu sedangkan aku ini baru Mahasiswi semester awal. Apa salah jika aku mengataimu ... Gila?" lalu tawa Rose kembali terdengar tanpa memikirkan bahwa Jimin sudah menatapnya datar. Sorot mata nanarnya berubah menjadi datar karena merasa harga dirinya diinjak-injak.

"Kau salah jika berfikir aku berimajinasi. Aku tidak pernah berimajinasi, semua yang aku inginkan selalu aku dapatkan." tekan Jimin.

"Ya itu benar melihat kekayaanmu yang seakan tak ada habisnya. Tapi aku bukan wanita yang bisa kau beli, aku gadis remaja dan aku bebas melakukan apa saja yang kumau. Lalu untuk apa aku mau menikahi pria dewasa sepertimu huh?" sinis Rose.

"Aku akan menikahimu, bukan membelimu." desis Jimin mati-matian menahan emosinya.

"Tapi sayangnya aku tidak berminat. Kita bahkan tidak saling mencintai, jadi hentikan pembicaraan bodoh ini." tukas Rose malas.

"Bukankah terdengar menggelikan jika aku mengaku bahwa sejak kau menciumku malam itu aku sudah jatuh cinta padamu?" penyataan sekaligus pertanyaan yang Jimin lontarkan sukses membuat mata Rose membola. Tak pernah menyangka bahwa ia bisa menggaet pria dewasa seperti Jimin hanya dalam waktu 1 menit. Ya, saat dia mencium pria itu.

"Eei, bisa jadikan kau hanya terobsesi padaku. Aku yakin kau tidak serius." ujar Rose yang mulai gelisah.

"Kenapa sangat sulit bagimu untuk percaya padaku?" ujar Jimin kesal.

"Kenapa aku harus percaya padamu? Kau bukan siapa-siapa bagiku. Kau hanya pria asing yang datang secara tiba-tiba dengan alasan klasik dan mengganggu, kau paham."

Ungkapan bukan siapa-siapa dan pria asing sukses membuat Jimin kehilangan kesabaran dengan dada berdenyut nyeri. Tatapannya semakin menajam menatap manik tubuh milik Rose. Hatinya sakit namun Rose tidak paham. Kenapa gadis itu seolah menjadi gadis jahat untuk saat ini?

"Haruskah kau menyakitiku seperti ini?" lirih Jimin.

"Menyakiti? Aku bahkan tidak melayangkan tamparan pada wajahmu. Lalu bagian mananya aku menyakitimu?" sarkas Rose.

"Perkataanmu. Kau benar-benar menghancurkan hatiku asal kau tahu, dan bodohnya aku masih mengharapkanmu." Jimin.

Mata Rose menyipit dan sesuatu yang aneh mulai merasuk kedalam hatinya, seperti ada penyesalan.

DANGEROUS MAN || jirose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang