EXTRA PART 1

2.1K 140 5
                                    


Jimin melenguh pelan diambang kesadarannya saat perlahan cahaya mentari pagi menembus jendela kaca kamarnya. Sudut bibirnya perlahan naik saat mengingat bahwa ia tidak 'lagi' tidur sendirian. Dirabanya tempat disebelahnya, namun seketika mengerenyit saat tidak merasakan keberadaan gadis yang baru tadi malam menjadi istrinya.
Dibukanya kedua matanya lalu segera bangkit dari posisinya. Nihil, Rose sama sekali tidak ada. Namun perlahan hidungnya mencium aroma seperti terbakar.
Tak mau membuang waktu, ia langsung turun setelah memakai kaos miliknya. Matanya membulat saat melihat dapurnya begitu berantakan dengan kepulan asap dari salah satu wajan.
Sementara itu, ada Rose yang sedang kesusahan untuk menyelesaikan masakannya. Ia bahkan tak sadar bahwa makanannya sudah hangus sejak lama.
"Awwhh panas!!" ringis Rose saat kakinya terkena tumpahan sup buatannya.
Ia mendongak melihat Jimin yang melempar wajan yang ia gunakan dengan kasar hingga hancur berkeping-keping saat beradu dengan dinding.
"Siapa yang menyuruhmu memasak hah??!!" Rose terlonjak kaget namun juga merasa takut saat Jimin membentaknya seperti barusan.
"Jawab Rose! Kutanya siapa yang menyuruhmu untuk memasak hm? Kau lihat?! Dapurku berantakan dan kakimu melepuh!" marahnya lagi.
"O-oppa, a-aku hanya mencoba untuk menjadi istri yang baik. Tapi kenapa kau memarahiku." ujar Rose takut-takut.
"Ck aku memintamu menjadi istriku! Bukan pembantuku! Kau mengerti? Hah sudahlah. Dimana Bibi Han?" tanya Jimin yang sudah menurunkan emosinya.
"Dia aku suruh menyiram tanaman." jawab Rose menunduk dengan air mata yang sudah berkumpul dikelopak matanya.
"Ck dimana pembantu yang lain, kenapa harus kau yang memasak sayang?" tanya Jimin, sengaja merubah intonasinya agar Rose tidak ketakutan.
Namun yang terjadi malah sebaliknya, Rose langsung menangis dengan sangat kencang.
"Huaaaa mana ku tahu!! Aku hanya ingin memasak saja! Jisoo bilang kalau aku tidak memasak untuk Oppa, Oppa bisa saja mencari wanita lain yang pandai memasak lalu meninggalkanku!! Huaaaaa!!" tangisan Rose pecah dengan teriakan kekesalan yang membuat Jimin tertegun.
Jimin mengusap wajahnya kasar. Ternyata temannya lah yang membuat Rose berpikiran seperti itu.
Lalu dengan perlahan, iapun menarik Rose kedalam pelukannya. Mengelus lembut surai sang istri.
"Suut maafkan Oppa ya, Oppa hanya khawatir padamu. Sudah jangan menangis, Oppa benar-benar minta maaf." sesal Jimin.
Rose mengangguk tanpa suara didada Jimmi. Lalu kemudian dirasakannya tubuhnya melayang saat Jimin menggendongnya ala Bridal Style, lalu membawanya kembali kekamar mereka.
Sesampainya dikamar, Jimin menurunkan tubuh Rose perlahan pada ranjang. Ia lalu meraih ponselnya yang berada diatas nakas.
"Halo, bereskan kekacauan yang ada didapurku. Aku ingin dapurku kembali rapi seperti semula dan satu lagi. Hubungi Seok Jin agar segera datang kerumahku."
Dan tanpa menunggu sepatah jawaban dari Baek Hyun, Jimin langsung mematikan sambungan telponnya.masih ingat dengan Baek Hyun? Asisten pribadi Jimin yang pernah Rose goda? Haha.
SKIP
"Wah ternyata suamimu ini berlebihan sekali ya, padahal hanya luka bakar biasa tapi sampai menghubungiku." ujar Seok Jin sinis.
"Ah? Maafkan suamiku. Dia memang berlebihan." pinta Rose tak enak.
"Hei untuk apa kau meminta maaf padanya sayang? Seok Jin Hyung, harusnya kau berterimakasih padaku karena kau masih diperlukan. Setidaknya uangmu bertambah bukan?" ujar Jimin menyindir balik.
Seok Jin memutar bola matanya malas.
"Ya ya terserah saja." sanggah Seok Jin kesal.
"Nah selesai." ucap Seok Jin ceria saat kaki Rose sudah selesai diperban.
"Mm apa ini memang harus diperban? Maksudku ini hanya melepuh dan tidak parah." komentar Rose yang merasa tak nyaman.
"Entahlah, ini 'perintah' suamimu." jawab Seok Jin menekan kata perintah.
Jimin langsung menatap Seok Jin tajam, sedangkan Seok Jin hanya memasang wajah cemberut ditatap seperti itu.
Rose? Ia hanya bisa menghela nafas pasrah. Percuma juga berdebat dengan Jimin. Jangankan menang, seri saja sudah sangat sulit.
SKIP
"Apa? Apa yang barusan kau katakan?" pekik Jisoo diseberang sana.
"Ck tidak mengerti juga? Jimin Oppa bilang dia memintaku menjadi istrinya, bukan pembantunya. Pokoknya aku tidak diizinkan memasak, menyebalkan." kesal Rose.
"Astaga mengerikan sekali. Sebegitu posesifnya dia, sampai memasak saja kau tidak diizinkan." ujar Jisoo yang membuat Rose semakin murung.
"Lalu bagaimana Jisoo-ya? Apakah Jimin Oppa masih bisa selingkuh?" tanya Rose gelisah.
"Hmm, apa kau sudah melakukan malam pertamamu dengannya?" tanya Jisoo kemudian.
Rose menggeleng mengingat mereka tidak melakulan apa-apa malam itu. Sadar bahwa Jisoo tak bisa melihatnya menggeleng, Rose pun menjawab dengan lesu.
"Kami belum melakukannya." jawabnya.
"Apa?? Astaga Rose-ya bagaimana bisa?" tanya Jisoo yang kembali berteriak kaget.
"Bagaimana apanya? Aku terlalu lelah tadi malam dan lagi ... Aku juga belum siap." jawab Rose pelan.
"Apa kau menolaknya?" tanya Jisoo lagi.
"Bisa dibilang begitu." jawab Rose tenang.
"Astaga dasar bodoh! Hei Pak Jimin itu bahkan sudah berumur 26 tahun. Dia pasti memerlukan kebutuhan biologisnya sebagai pria dewasa." jelas Jisoo.
"Begitu ya." Rose merespon lesu.
"Ya tentu saja. Rose, aku jadi khawatir jika kau terus-terusan menolaknya maka dia akan melakukannya dengan wanita lain." uhar Jisoo mewanti-wanti.
Mata Rose langsung membulat dengan kepala menggeleng brutal.
"Tidak-tidak! Aku tidak mau dia melakukannya dengan wanita lain." sergah Rose tak terima.
"Yasudah, kalau begitu lakukan segera. Percayalah Rose, hanya awalnya saja yang sakit, lama kelamaan kau akan merasa nyaman dan nikmat xixixi." kekeh Jisoo setelah menyelesaikan kalimat mesumnya.
"Yak! Kau ini mentang-mentang sudah melakukannya." ujar Jisoo.
"Hahah makannya lakukanlah kalo gamau Jimin sama wanita lain." jawab Jisoo santai.
"Tapi aku belum siap tapi gamau juga Jimin sama wanita lain "jawab Rose lesuh
"Ck,kau ini sudahlah lakukan saja percaya"Jisoo meyakinkan Rose.
"Akan aku coba nanti, tapi sakit nya galama kan? "Tanya Rose Karna Jisoo sudah melakukannya sama suami dokter Seokjin
"Sakit apa?"
Tubuh Rose menegang saat mendengar sahutan deepvoice dari suaminya yang ternyata sudah berada diambang pintu.
"O-Oppa? Sejak kapan Oppa disana?" tanya Rose gugup sembari tangannya mematikan sambungan telponnya dengan Jisoo.
"Hm? Sejak akan aku coba mungkin?" Jawab Jimin lalu berjalan mendekati Rose yang menyenderkan bahunya pada kepala ranjang.
"Apa sudah mendingan?" tanya Jimin melirik kaki Rose.
"Mmh? Y-ya sudah mendingan." jawabnya menyengir.
Jimin lalu tersenyum manis lalu menarik tengkuk Rose pelan, lalu mengecup kening Rose lembut penuh perasaan.
"Jangan membuatku khawatir lagi." ujarnya setelah melepaskan kecupannya.
Rose hanya bisa mengangguk malu-malu.
"Good girl." ujar Jimin mengusap rambut Rose gemas.
" Baiklah, Oppa pergi dulu. Ada sesuatu yang ingin Oppa selesaikan." ujar Jimin lalu berdiri, namun Rose langsung menahan pergelangan tangan Jimin. Menghentikan pria itu yang otomatis berbalik dengan dahi mengerenyit.
"Kau memiliki dua pilihan. Lakukan dengannya, atau dia akan melakukannya dengan wanita lain." perkataan Jisoo terus terngiang hingga membentuk pemikiran aneh pada otak Rose.
"Ada apa hm?" tanya Jimin menangkup pipi Rose dengan sebelah tangannya.
"Jimin Oppa-"
"Hm?"
"Aku sudah siap." ujar Rose memejamkan matanya gugup.
Jimin yang mendengarnya pun sontak terkejut namun segera menormalkan mimik wajahnya.
"Aku-aku ingin menjadi istri yang sempurna, ja-jadi lakukanlah yang seharusnya sudah kau lakukan padaku tadi malam." ujarnya lagi.
Lalu tanpa basa-basi ataupun membalas ucapan Rose. Jimin langsung menyerang Rose dengan ciuman tergesa-gesa dan brutal. Ditindihnya perlahan tubuh istrinya itu serta perlahan melepaskan pakaiannya, begitupun dengan Rose.
Keduanya saling tatap sesaat dengan nafas terengah, lalu Jimin merunduk untuk mengecup kening Rose, turun kehidung, lalu sebelum mengecup bibir Rose, ia menyempatkan untuk berbisik.
"You're mine baby." lalu kembali menyerang Rose dengan ciuman basah, menelusupkan lidahnya kedalam rongga mulut Rose guna mengabsen keseluruhan yang ada didalam sana.
Rose merespon dengan begitu baik, bukankah mereka sama-sama good kisser?
Jimin meraba nakasnya lalu menemukan ponselnya, menekan ikon 1 cukup lama.
"Yeobosoyo Tuan?"
"Aku tidak jadi datang, selesaikan semuanya." ujar Jimin yang membiarkan Rose bermain diarea lehernya.
"Mwo? Tapi kenapa?" tanya Baek Hyun bingung.
"Ahhh Oppa-hh." Baek Hyun tertegun dengan wajah cengo saat mendengar desahan yang menurutnya tak lain adalah Rose.
"Kau bisa mendengarnya?" sarkas Jimin menyeringai yang berhasil membuat istrinya mendesah hingga menembus indera pendengaran asistennya yang malang.
"Ya, lebih dari bisa." jawab Baek Hyun malas.
Piip.
Telpon diputus sepihak oleh Jimin, yang ditanggapi dengan dengusan oleh Baek Hyun.
"Apa dia gila? Ini bahkan baru jam 7 malam. Berniat sekali menggempur istrinya semalaman hingga mulai lebih awal." gerutu Baek Hyun mendecak kesal.
Sementara Rose dan Jimin? Tentu saja sibuk dengan urusan mereka.



































Jangan lupa vote nya byeeee
Smpai jumpa di extra part selanjutnya

DANGEROUS MAN || jirose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang