PART 18

1.5K 113 1
                                    

Hari ini Jimin sudah merencanakan harinya bersama dengan Rose. Perasaan menyesal karena telah melukai Rose terus menghantuinya hingga akhirnya ia memutuskan untuk menyenangkan gadisnya seharian penuh. Soal pekerjaan biar Baek Hyun yang mengurusnya.

"Astagaa ... Kenapa membawaku ke Mall?" tanya Rose malas.

Jimin merenyitkan keningnya tanda tak paham. Jika biasanya para gadis akan suka dibawa ke Mall, tapi kenapa Rose tidak?

"Kenapa? Apa tidak suka berada disini?" tanya Jimin heran.

"Aniiii, justru aku sangat suka dan biasanya menghabiskan jatah belanjaku untuk satu bulan hanya dalam waktu 10 menit." ujarnya dengan wajah masam.

"Lalu? Apa ada yang salah kali ini?" tanya Jimin semakin heran.

Rose menggeram lalu memutar wajah Jimin kekanan dan kekiri, kemana-mana yang gadis itu inginkan sampai rasanya kepala Jimin pusing dibuatnya.

"Lihat bukan?!" sentak Rose.

Jimin hanya menggeleng polos saja sebagai jawaban. Kepalanya masih pusing ngomong-ngomong.

"Aishh Oppa tidak lihat gadis-gadis itu melirik Oppa terus huh?! Aku kesal Oppa, kesal!!" marah Rose sambil menghentakkan kakinya.

Jimin sempat terdiam karena tidak mengerti maksud ucapan Rose. Namun setelah melirik kekanan dan kekiri, ia sadar bahwa setiap pasang mata dari kaum hawa tertuju padanya. Lalu ia pun tergelak karena merasa Rose tengah cemburu padanya.

"Kau tertawa?! Kau tertawa saat aku cemburu? Astaga kekasih macam apa kau ini?" gerutu Rose.

Meski tertawa, sebenarnya Jimin bisa merasakan pipinya memanas karena merasa tersipu. Entah apa yang terjadi padanya, tapi saat tahu bahwa Rose cemburu padanya membuatnya merasa kembali menjadi remaja yang mudah tersipu.

Astaga, ingat umur Tuan Park.

"Diam atau aku akan mencari pria lain yang lebih tampan." ancam Rose yang kesal karena Jimin terus tertawa dan malah semakin menarik perhatian para gadis.

Yang pastinya terpesona.

"Hehh jaga ucapanmu. Aku tidak akan membiarkan kau mendapatkan lelaki lain selain aku, awas saja kalau berani mencari pria lain." ujar Jimin serius namun malah dibalas cekikikan oleh Rose.

"Masa bodoh! Aku tak perduli, aku akan mencari pria lain wleee!!" Rose lalu berlari menjauhi Jimin yang langsung dikejar oleh Jimin.

Jadilah mereka bermain kejar-kejaran diumur yang tidak bisa dibilang anak-anak lagi, terlebih lagi mereka bermain kejar-kejaran didalam Mall. Suka suka mereka sajalah.

Rose yang memang memiliki kaki yang panjang dan kebetulan memakai jeans memudahkannya untuk berlari sekencang yang ia mampu. Merasa lelah, iapun memasuki salah satu butik dan diikuti oleh Jimim yang masih mengejarnya.

Ia lalu memilih bersembunyi dibalik pakaian yang sudah dihanger dengan rapi disalah satu tiang.

Orang-orang yang ada disana hanya menatap Rose aneh tanpa mau menegur. Sementara itu, Jimim yang sudah memasuki butikpun mulai mencari keberadaan Rose.

Diedarkannya pandangannya kesekeliling namun tak menemukan keberadaan Rose. Namun entah Rose yang sial atau Jimin yang beruntung, rupanya tepat dibelakang Rose ada sebuah cermin besar yang memantulkan bayangan Rose yang sedang menunduk dan sedang mengawasinya.

Jimim lalu menyeringai lalu berjalan kearah tempat persembunyian Rose dengan langkah pelan.

Rose yang merasa Jimin akan menemukannya langsung gugup. Namun masih bertahan ditempat tanpa mau melarikan diri.

DANGEROUS MAN || jirose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang