Meet
Seorang gadis remaja, sedang bermain di taman. Dia sedang bermain gelembung, ia meniupnya berulang-ulang. Gadis menikmati setiap momen, saat gelembungnya ia tiup. Ditambah lagi, ia membawa bekal makanannya. Gadis itu berencana untuk makan, setelah ia menyeleseikan permainannya—sampai gelembungnya habis. Ibunya dari gadis itu, sangat pintar memasak bahkan hampir seluruh masakan yang ibu si gadis itu masak, pasti dihabiskan olehnya. Kadang ibu si gadis itu, memisahkan jatah makanan untuk sang ayah, karena takut makanannya, dihabiskan oleh putrinya itu.
Gadis itu terus-terus meniup gelumbung, senyum di wajahnya terus merekah, dan kadang terkekeh bahagia. Gadis itu juga mengejar gelembung-gelembung yang ia tiup, entah mengapa itu sangat menyenangkan baginya. Namun kegembiraan gadis itu mulai menghilang, ada seekor anjing yang lepas dari tuannya. Itu bisa dilihat, dari tali pengikat yang melingkari lehernya.
Gadis itu mulai gemetaran, padahal anjing itu hanya terdiam sembari terduduk mengamati si gadis itu. Karena saking takutnya gadis itu tiba-tiba berlari. Sontak itu membuat anjing terkejut dan membuat ia mengejar gadis itu. Gadis itu bersyukur karena ada pohon yang lumayan tinggi di daerah sekitar taman itu. Dengan cekatan gadis itu menaiki pohon dan duduk di batang yang besar. Gadis itu terdiam di sana sembari menatap anjing yang mengejarnya.
Pemuda yang berusia remaja, terlihat menatap anjing yang sedari tadi medongak ke atas pohon. Pemuda itu mendekati anjing itu secara perlahan. Tiba-tiba pandangannya pun berubah saat melihat gadis remaja yang terduduk sendu, di batang pohon yang ia lihat. Gadis itu umurnya pasti tidak jauh dari dirinya. Tapi mengapa ia takut dengan anjing yang bahkan tidak mengonggong padanya.
"Hush ... Hush ... Hush ...."
Pemuda itu mengusir anjing, yang membuat gadis di atas pohon itu ketakutan. Gadis itu memperhatikan sejak tadi apa yang dilakukan pemuda yang tidak ia kenali itu. Pemuda itu baik sekali. Dia tidak acuh, meski ekspresi wajahnya terlihat seperti orang mengantuk. Gadis itu sudah tidak gemetaran lagi, rasa takutnya pun sudah hilang. Gadis itu pun mulai turun dari pohon yang ia naiki. Namun ia terpeleset lalu terjatuh.
Pemuda itu, dengan sigap menahan agar, gadis yang terjatuh dari pohon itu tidak terluka. Gadis itu terjatuh di tubuh pemuda yang baru ia temui itu.
"Kau tidak apa-apa 'kan?"
"Iya, aku tidak apa-apa, maaf membuatmu repot," ucap gadis itu sembari sedikit menundukan kepalanya.
"Tidak masalah."
"Aww!"
Gadis itu mencoba untuk melangkahkan kakinya, tapi sepertinya tidak bisa. Kakinya sedikit lecet karena tadi ia menaiki pohon, kemungkinan kakinya terkena gesekan dengan bagian kayu yang tajam.
"Biar kuantar pulang." Pemuda itu berjongkok lalu memposisikan punggung ke hadapan gadis itu. "Naiklah, biar aku gendong kau sampai rumahmu."
"Tidak apa-apa, aku masih bisa pulang sendiri."
"Kakimu terluka, dan aku tidak bisa membiarkanmu pulang sendiri, ayo naik!"
Gadis itu memilih menurut lalu memberitau pemuda itu untuk membawakan kotak bekal makananya. Dia mulai digendong oleh pemuda itu, gadis itu pun juga memberitahu alamat rumahnya kepada pemuda yang menggendongnya itu.
SMA, tempat Rosé bersekolah memiliki waktu istirahat yang panjang. Itu sepadan dengan waktu belajar yang juga panjang. Terlalu melelahkan bila harus belajar dalam waktu yang lama, terutama Rosé. Dia bukan orang yang bodoh ataupun pintar. Ia hanya orang yang suka banyak makan.
"Rosé! Ayo antar aku menemui Kak Jisoo."
Jungkook menarik lengan Rosé, sedari tadi Rosé malas untuk keluar dia ke kantin. Hanya untuk membeli minuman saja—makanan yang ia bawa sudah lebih dari cukup untuk bisa membuat ia kenyang.
"Iya-iya Jungkook, jangan menarikku lagi," kesal Rosé sembari melepaskan lengan Jungkook.
"Yeayy!!" seru Jungkook antusias.
Mereka pun pergi ke kelas yang bisa mereka kunjungi. Dan terlihat di sana ada Jisoo, yang sedang menuangkan air ke mangkuk dan gelas plastik. Rosé mengerti apa yang akan dilakukan seniornya ini.
"Kak Jisoo!"
Jisoo yang medengar itu lantas berbalik lalu tersenyum. "Rosé! Jungkook!"
"Apa yang sedang kau lalukan, Kak?" tanya Jungkook menatap mangkuk dan gelas yang di isi dengan air itu.
"Hanya percobaan kecil, kau mau coba?" Jisoo menjawab lalu bertanya sembari menaikan alisnya.
Jungkook tersenyum lalu mengangguk. "Iya, aku mau, Kak."
"Siip, kau juga mau ikutan, Rosé?" Jisoo mengalihkan padangannya pada Rosé.
"Tidak, aku mau lihat saja." Rosé tersenyum lalu menggelengkan kepalanya.
Percobaan ini sering dilakukan oleh seniornya itu. Rosé jarang ikut campur, karena pasti akan berakhir berantakan—dan juga basah. Rosé juga terheran mengapa Jungkook mau melalukan hal itu. Atas dasar mereka adalah sepasang kekasih? Tidak, mungkin itu karena Jungkook saja yang terlalu polos.
"Taruh ini, di kepalamu." Jisoo menyodorkan mangkuk yang berisi air itu kepada Jungkook.
"Oke, Kak." Jungkook menerima mangkuk itu dan perlahan menaruhnya di kepalanya.
"Lihat Kak," ucap Jungkook sembari menunjukkan Mangkuk yang ada di atas kepalanya, Jungkook pun perlahan melangkah.
Jungkook melangkah perlahan namun tiba-tiba mangkuk yang ada di atas kepalanya itu kehilangan keseimbangan.
Byur!
Mangkuk itu jatuh ke pundak Jungkook, dan membuat pakaiannya basah. Jisoo pun mendekati Jungkook namun sayang ia terpeleset karena sisa air yang jatuh dari mangkuk tadi.
Brak!
Jungkook yang mendapati Jisoo terjatuh lantas mengulurkan lengannya. Jisoo meraih lengan itu dan berdiri.
Jisoo dan Jungkook saling menatap. "Hahaha~" Mereka tertawa bersama.
Jisoo dan Jungkook, memang seperti itu. Mereka sering tertawa akibat perbuatan yang mereka lakukan sendiri.
Bersambung
Comment and Vote
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleepy Boy & Foody Girl | Yoonrosé feat Other shipper(END)
FanficCerita Ringan Yoonrosé bersama shipper yang lainnya