Chapter 3

211 20 0
                                    


Relationship

Sudah lama sejak ia mengenal Yoongi. Pada saat kelas enam SD, dari sejak pertemuan pertamnya hingga menginjak SMP, mereka berteman dekat. Rosé menerima Yoongi dengan sifatnya yang agak pemalas dan tukang tidur, begitupun sebaliknya. Yoongi menerima Rosé yang kadang ceroboh dan juga rakus akan makanan. Mereka saling menerima satu sama lain. Mereka juga saling membutuhkan satu sama lain.

Mereka sering pulang bersama, entah itu berjalan kaki ataupun naik bis. Rosé sudah terbiasa dengan kehadiran Yoongi. Begitupun sebaliknya, Yoongi juga terbiasa dengan kehadiran Rosé. Mereka hanya terpaut dua tahun, namun untuk kelas di sekolah. Mereka hanya terpaut satu tahun. Yoongi memang masuk bersekolah sewaktu kecil, setahun lebih tua dibanding teman-temannya.

Karena terus bersama, perasaan di hati Rosé pun muncul. Entah mengapa dia menyukai Yoongi, namun ia tau perasaan itu sudah hadir lama. Sejak Rosé diselamatkan oleh Yoongi, perasaan itu sudah muncul. Hanya tidak sebesar sekarang, mungkin momen bersama Yoongi yang membuat perasaan Rosé pada Yoongi kian bertambah terus-menerus.

Sebelum menyatakan perasaannya, Rosé mempersiapkan hatinya terlebih dahulu. Dia takut ditolak. Kau tau mengapa Rosé memutuskan untuk menyatakan perasaan lebih dulu? Jawabannya adalah karena takut kalah cepat dengan gadis lain. Yoongi bukanlah tipe yang akan menyatakan perasaannya pada orang lain. Dia lebih ke menunggu orang lain datang lalu ia tinggal menerimanya saja.

Rosé tidak peduli, tentang pernyataan yang menyatakan. Kalau gadis itu harus menunggu dan memberikan kode saja. Tapi dia mau menunggu sampai kapan? Lalu apakah kode yang akan Rosé berikan akan sampai pada Yoongi? Belum tentu. Pilihan yang terbaik adalah mengungkapkan perasaannya.

"Kak, aku ingin mengatakan sesuatu," ucap Rosé pada Yoongi.

"Katakan saja," balas Yoongi singkat.

Rosé dan Yoongi sedang berjalan-jalan, hari itu adalah hari minggu. Rosé dan Yoongi, memutuskan untuk berjalan-jalan pada sore hari, karena cuaca sangat mendukung sekali, ditambah Rosé juga bisa beli banyak jajanan. Tentu saja, Yoongi yang membayar semua jajanan Rosé. Mereka sekarang tengah terduduk di taman sembari berbincang-bincang.

"Aku menyukaimu Kak, apa kau mau jadi kekasihku?"

"Iya ...." Yoongi menjawab itu dengan suara yang mulai menghilang.

Rosé lalu mengalihkan pandangannya pada Yoongi. "Ternyata, kau tertidur, Kak." Yoongi terlihat sedikit menundukan kepalanya. "Kau pasti, kelelahan karena jalan-jalan tadi." Rosé menyandarkan kepala Yoongi ke pundaknya. "Aku tidak mau, lehermu sakit, Kak."

Jam istirahat Rosé kali ini, bersama dengan Jennie. Rosé dimintai bantuan oleh Jennie, untuk membawa berkas-berkas OSIS dari ruang lama ke ruang baru. Ruang OSIS lama sempit, maka dari itu Jennie selaku salah satu anggota OSIS aktif. Meminta kepada pihak sekolah agar OSIS bisa mendapat ruang yang baru.

"Maaf ya, membuatmu repot."

"Tidak apa-apa, lagipula ini tidak terlalu berat."

Mereka berdua berjalan menuju ke ruang OSIS baru. Jennie meminta bantuan Rosé, karena Jisoo yang juga anggota OSIS aktif tidak ada di sana. Dia sedang membeli sesuatu untuk percobaannya. Itu yang selalu terbesit dipikirannnya Jennie.

Satu kelinci saja sudah merepotkan, apalagi ini ada dua—yang dimaksud adalah Jungkook.

Jennie selalu berpikir bisa-bisanya Jungkook mau, melakukan hal-hal aneh yang dilakukan Jisoo. Ia tidak terlalu memikirkannya. Karena itu urusan mereka.

"Ini diletakkan di mana?"

"Di meja, dekat lemari itu."

"Ok."

Jennie sedang membereskan berkas-berkas, tiba-tiba ada lengan yang melingkari pinggangnya. Itu pasti kekasih Jennie.

"Jimin!"

"Iya Jennie, ini aku."

Plak! Plak!

Jennie memukul lengan Jimin. "Aww! Sakit Jennie!" Jimin merintih, ia dipukuli dengan buku besar. "Jangan lakukan itu, di hadapan orang lain." Jennie berucap itu lalu kembali membereskan dokumen serta buku yang ada di sana. "Kalau ini, boleh tidak."

Chu~

Jimin mengecup pipi Jennie. Sontak itu membuat Jennie terkejut, lalu ingin memukul kembali Jimin.

"Ayo Jennie! Kejar aku, wlee~" Jimin menjulurkan lidahnya sembari menjauh dari Jennie.

"Dasar Jimin menyebalkan!" Jennie datang menuju Jimin. Bukan hanya memukul tapi ia juga ingin mencubitnya sampai menjerit.

Jennie sebenarnya menyukai, apa yang Jimin lakukan padanya. Hanya saja ia tidak suka, jika itu dilihat oleh orang lain—terutama oleh teman-temannya.

 Bersambung

Comment and Vote


Sleepy Boy & Foody Girl | Yoonrosé feat Other shipper(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang