SEAN RUNE
Sean melepaskan anak panahnya setelah ditarik dari busur kayu. Anak panah itu meluncur dengan kecepatan tinggi, namun meleset. Tak berhasil menancap di papan target, malah menghancurkan mangkuk kayu berisi sari kepala babi, hingga cairannya berserakan di atas meja dan baunya yang tak sedap menjalar ke seluruh ruangan.
Sephyre mengguling-gulingkan tubuhnya di lantai sambil kesal sendiri, "Sean! Sudah kubilang berapa kali! Jika kau menghadap ke kanan, maka kau harus menutup mata kananmu! Bukan mata kirimu!! Arghh! Ramuan babiku!" rengeknya sambil mulai membersihkan mangkuknya yang hancur.
"Aku tidak paham. Ini adalah pertama kalinya aku menyentuh busur panah."
Sambil menangisi ramuan babinya, Sephyre mencoba bersabar, "Baiklah, oke, siap, aku memaklumimu. Sekarang, bolehkah aku minta tolong padamu?"
"Apa?"
"Bawakan aku babi hutan! Kau harus mengganti minumanku! Cepat!"
Dibentak dengan nada yang menggelegar, membuat Sean menurut. Sean pergi dari penjara bawah tanah itu sambil menenteng busur panahnya dan menggendong sepaket anak panah.
Ia berjalan menuju hutan terdekat, menjelajahinya, mencari babi hutan yang dimaksud, padahal hari sudah sore dan sebentar lagi petang akan tiba.
Hutan ini, ternyata ditinggali banyak babi hutan. Sean selalu berpapasan dengan hewan berparas jelek itu di sepanjang perjalanannya, namun, tak ada satu pun yang berhasil ia tangkap, karena memang sama sekali tidak mahir dalam memanah.
Ketika langit mulai merah, dan petang segera tiba, Sean semakin mempercepat langkah kakinya. Ambisinya mulai kuat untuk menangkap satu ekor babi hutan saja, sebelum langit gelap, karena ia tak membawa penerangan sama sekali. Namun, langkahnya terhenti ketika ia mendengar suara aneh.
Ngakk ngakk ngakk
Seperti suara burung gagak. Sean mulai berpikir negatif. Seperti mitos di masyarakat, ketika mendengar suara gagak, berarti akan ada seseorang yang akan mati.
Namun, suara gagak itu terdengar aneh. Suaranya agak cempreng dan sungguh, aneh. Benar saja, ketika Sean mendongakkan kepalanya, menatap ke sumber suara, ia menjumpai sosok pemuda berambut pirang yang sedang nangkring di salah satu cabang pohon besar, pelaku dari munculnya suara gagak cempreng.
"Terry!?" Sean meneriakinya.
Pemuda berambut pirang itu menghentikan aktivitasnya ber-ngak-ngak ria. Kepalanya menoleh ke bawah dan bertatap muka dengan Sean, "Tuan Reese!?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Midnight Carnival | txt
FanfictionKelima pemain sirkus itu kembali ke masa lalu untuk mencari sang ratu yang hilang.