Name : Brian
Full Name : Alexander Brian Bell
Age : 24 tahun
Height : 179 cm
Weight : 53 kg
Nationality : CzechBukan anak cucunya Alexander Graham Bell. Ayahnya yang memang berasal dari marga Bell sengaja memberikan nama yang mirip seperti beliau, berharap anak semata wayangnya kelak bisa menjadi seorang investor yang hebat.
Namun, tak perlu menjadi investor yang hebat, menjadi anak presiden saja rasanya sudah menjadi orang terhebat sedunia. Sungguhan, ia anak presiden. Ayahnya adalah presiden negara republik Ceko yang sudah dua kali menang pemilu.
Ia hanya numpang lahir di Praha, Ibukota Ceko pada tanggal 13 Maret 2001. Sementara lebih dari separuh hidupnya ia habiskan di Oxford, Inggris karena lebih memilih tinggal bersama sang Ibu yang kala itu sedang menempuh pendidikan S2-nya di Universitas Oxford.
Kedua orang tuanya seseorang yang cerdas dan hebat, berbeda dengan Brian, sampai orang-orang mengira ia dipungut di jalan.
Sejak kecil, Brian selalu diharap-harap menjadi seseorang yang hebat, seperti Graham Bell. Namun, jika berbicara soal kehidupannya, Brian tidak mencerminkan tipe anak presiden, sama sekali
Ia cerewet, jahil, nakal, pembuat masalah, dan jauh dari kata jenius.
Semakin mirip setan, di usianya yang ke-16 tahun, ia sudah menjadi pecandu narkoba dan minuman keras, hingga menjadi penggemar setia film biru, sering menghabiskan waktu semalaman di club malam dan meniduri banyak wanita. Pacarnya banyak, tak terhitung.
Namun, masih belum tahu faktor apa yang mendorong Brian memilih untuk menjadi seorang pawang banteng, matador.
Sekarang, Brian dikenal sebagai seorang matador cantik bertubuh mungil dari Oxford yang nakal dan genit. Sungguh jauh dari harapan orang tuanya.
17 September 2025ㅡ Langit pagi yang mendung di hari Rabu ini menjadi saksi atas kecelakaan parah yang menimpa seorang matador terkenal di salah satu pertunjukkannya di tengah lapangan terbuka yang luas.
Banteng hitam yang biasanya selalu tunduk kepada pawangnya agak berbeda hari ini. Brian, sang matador diseruduk hingga tubuhnya yang kecil dan ramping itu terlempar jauh, perutnya sempat tertusuk tanduk banteng dan ia bisa saja didiagnosis mati karena hal itu.
Sempat diberi pertolongan di rumah sakit, untungnya masih hidup. Sekarang ia sedang membicarakan banyak topik dengan asisten pribadinya, seorang wanita muda cantik berambut pendek yang ia bayar untuk mengurus kehidupannya sebagai seorang publik figur.
"Wow! Keren! Aku masih hidup!! Kau lihat, Joanne, ini keajaiban dunia!" seru Brian sambil menikmati secangkir teh hangat, di atas kasur salah satu bangsal di rumah sakit.
"Seharusnya kau banyak bersyukur karena tuhan masih menyayangimu, Tuan Bell"
"Tapi itu keren, kan!?"
Gadis bernama Joanne itu mengangguk terpaksa. Kemudian membahas topik yang lain, "Tuan Albert baru saja dengar soal kecelakaanmu. Ia baru saja menghubungiku dan bilang ingin bertemu denganmu setelah kau sembuh."
"Tuan Albert? Siapa itu?"
"Bisa-bisanya kau lupa? Memang sungguh, kau anak setan."
"Memangnya Tuan Albert itu siapa?"
"Dia seorang pendeta yang sering memberimu pendidikan rohani."
"Astaga! Ya! Tuan Albert! Aku ingat dia! Aku sangat merindukannya ㅡBerikan kunci mobilku."
"Untuk apa?"
"Tentu saja aku akan pergi menemuinya."
"Tuan Albert bilang setelah kau sembuh."
Brian menggeleng, "Aku harus pergi menemuinya sekarang."
"Jangan keras kepala."
"Berikan kunci mobilku sekarang, Joanne."
"Tidak."
"Kalau begitu tidur denganku malam ini."
"Kau setan, sungguh."
"Tidur denganku atau berikan kunci mobilnya sekarang? Hm?" Brian tersenyum manis sambil menopang dagunya, menatap Joanne sambil berkedip-kedip manis berharap permintaannya dikabulkan.
"Menjijikkan. Aku tidak mau ditiduri laki-laki murahan bekas lusinan wanita." Joanne menyerah dan memberikan sebuah kunci mobil pada Brian.
Brian dengan akhlak setannya langsung pergi, kabur, seakan-akan ada sesuatu dalam dirinya yang sengaja mendorongnya untuk bertemu dengan pendeta itu, Tuan Albert.
Sambil mengendarai mobil sedan silver-nya di bawah langit yang mendung, menelusuri jalanan kota Oxford, perlahan rintikkan air hujan mulai membasahi kaca mobil depannya.
Terus mengendarai di tengah hujan dan angin yang kencang, akhirnya ia tiba di lokasi yang ia tuju, tepat di depan gereja antik dengan arsitektur gothic yang masih melekat kuat di setiap incinya.
Masih asyik memandangi gereja yang megah dibalik kaca mobilnya, pemandangannya tiba-tiba terhalangi. Angin yang kencang menerbangkan selembar kertas kusam yang kemudian menempel di jendela mobilnya, dan terus basah karena kehujanan.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤ
KAMU SEDANG MEMBACA
The Midnight Carnival | txt
FanfictionKelima pemain sirkus itu kembali ke masa lalu untuk mencari sang ratu yang hilang.