十二(shi er) - Lost

722 264 13
                                    

Disarankan untuk membaca ulang part sebelumnya agar tidak lupa dengan alur cerita ^^

Author POV

Kali ini, Hua Lijun memutuskan untuk mengambil jalur sebelah kanan yang memiliki jalan lebih berbatu dan luas. Jumlah orang di jalur tersebut tak kalah banyak dengan orang-orang di jalur-jalur lainnya, karena itu Hua Lijun merasa kalau kemungkinan jalur kali ini adalah jalur yang tepat.

Dia pun akhirnya mulai mengambil langkah dan berjalan lurus mengikuti jalur. Sesekali dirinya berhenti untuk menanyakan kepada orang-orang mengenai lokasi penginapan terdekat dikarenakan hari yang sudah malam.

Ya, awalnya segala hal baik-baik saja.

Sebelum sepasang mata Hua Lijun dikejutkan dengan penampakan sebuah bayangan hitam aneh yang tiba-tiba melintas di depan matanya. Bayangan hitam tersebut tidak berwujud, dia hanya tampak seperti sebuah bayangan melayang yang tak kasat mata.

Orang-orang di sekitar yang tampak tidak terganggu dengan keberadaan bayangan tersebut membuktikan kalau mereka tidak dapat melihatnya melainkan hanya Hua Lijun saja yang dapat melihatnya. Rasa penasarannya pun perlahan meningkat mengalahkan rasa takutnya, dia sekarang tidak lagi mencari penginapan untuk ditinggali melainkan malah mengikuti bayangan hitam tersebut.

Lama kelamaan bayangan tersebut semakin memasuki hutan, Hua Lijun berhenti seketika saat menyadari ke arah mana bayangan tersebut masuk, dirinya pun sontak langsung tersadar dan bergegas memutar balikkan badannya dengan niatan untuk kembali ke jalan besar.

Namun parah, entah sejak kapan semenjak sekelilingnya telah berubah menjadi padang rumput luas yang ditumbuhi oleh rumput-rumput setinggi tubuhnya.

"Pintar sekali, sekarang aku malah tersesat di padang rumput."

_____________

Mentari akhirnya mulai menunjukkan tanda-tanda kehadirannya, langit yang tadinya gelap gulita kini mulai menjadi terang. Meski begitu, ada seorang pria yang wajahnya sangat gelap saat ini.

"Demi apa, aku sedang ingin mencekik orang saat ini," gumamnya dengan nada lesu. Matanya itu tampak sembab dan kantung matanya luar biasa tebal, dia terlihat sangat kelelahan. "Kasur, bantal, guling, mi instan, ponsel, novel! Tolonglah aku tiba-tiba merindukan mereka!"

Hua Lijun tiba-tiba menjatuhkan dirinya di atas tanah dan matanya menatap nanar ke arah langit subuh. Semalam, sudah semalaman dirinya berjalan mencari jalur untuk kembali ke jalan besar, namun yang ada, rasanya setiap kali ia melangkahkan kakinya maka semakin jauh pula dirinya dari destinasi.

"ARGHHH! AKU BISA GILA DIBUAT SEMUA INI!" teriaknya frustasi.

Sepertinya memang diriku ditakdirkan untuk diam di akademi Hongli dan tidak boleh kemana-mana, semenjak diriku masuk ke dunia ini, hanya di akademi itulah satu-satunya tempat dimana diriku tidak memiliki banyak sekali nasib buruk.

Sekarang, Hua Lijun memutuskan untuk memejamkan matanya barang sejenak untuk melepaskan sedikit rasa kantuk, peduli setan dengan tanah keras yang menjadi alas tidurnya saat ini, ia terlalu lelah sampai tidak mempedulikan faktor lain selain tidur.

Kini matahari sudah semakin tinggi, hari yang awalnya subuh telah menjadi siang. Hua Lijun mengerjapkan matanya beberapa kali saat ia merasa secercah sinar terik masuk melalui sela matanya. Dia sontak bangkit berdiri, menepuk-nepuk pakaiannya untuk menyingkirkan kotoran, kemudian menatap bingung sekelilingnya.

"Sudah siang dan tidak ada satupun orang lewat, luar biasa!" ucapnya sambil bertepuk tangan untuk diri sendiri.

Setelah meratapi nasib buruknya untuk bebarapa menit, barulah kemudian dia mengepalkan tangannya, menarik nafas dalam-dalam, dan memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanannya. "Tidak ada gunanya diam di satu tempat cih."

Mr(s) Evil Cultivator 先生修魔者Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang