Berita mengenai kembalinya diriku sang pemimpin dari sekte Jili itu dengan cepat menyebar luas di kalangan masyarakat. Tidak hanya berita itu saja yang tersebar, namun berita mengenai diriku yang ternyata membasmi banyak iblis selama ini juga tersebar dengan sangat luas di masyarakat hingga terus-terusan menjadi buah bibir mereka.
Dan berkat semua berita itu, sekte Jili yang kosong karena berada di ambang kehancuran itu akhirnya kembali berdiri kokoh lagi berkat kembalinya diriku. Banyak pemuda-pemuda berbakat yang tertarik untuk memasuki sekte ini untuk melatih kekuatan kultivasi mereka dan mengabdikan diri sebagai murid.
Semua ini berkat popularitasku tentu saja hohoho!
Selain itu, diriku juga akhirnya memutuskan untuk berhenti dari akademi Hongli dan fokus dalam membunuh iblis dan memberi makan Baihua. Sebenarnya tidak ada yang kupermasalahkan untuk sejauh ini, semua tampak baik-baik saja kecuali untuk satu hal.
Qing Weihe.
Aku menatap malas ke arah seorang pria berpakaian putih dengan jubah luaran berwarna merah khas sekte Bing Qing-nya itu. Dia yang tadinya sibuk berjalan di sampingku kini berhenti dan balas menatap ke arahku dengan raut wajah datarnya. "Kenapa kau memandangiku? Apa ada sesuatu yang salah?"
"Bukan sesuatu yang salah tapi kaulah yang salah," balasku, "kenapa kau malah memutuskan untuk ikutan berhenti dari akademi Hongli dan mengikutiku hingga kemari, hm?"
Seketika Qing Weihe terdiam dan tidak menjawab apa-apa. Inilah yang selalu kubingungkan dari pria ini, aku selalu menanyakan pertanyaan yang sama setiap kali bertemu dengannya namun dia tidak pernah mau menjawab pertanyaanku itu seolah-olah alasan dibaliknya adalah sebuah rahasia besar.
Diriku hanya dapat menghela nafas berat dan membiarkan dia berjalan mengikutiku, toh dia mengikutiku bukannya membebani melainkan sangat membantu, karena itu sejauh ini aku selalu membiarkannya jika dia keras kepala ingin ikut.
"Kalian sudah tiba?"
Sontak kedua sudut bibirku terangkat dan tersenyum ramah sembari menundukkan kepala kepada Ming Zhehan yang sedang berdiri di depan pintu masuk istananya. Dia dengan cepat meraih tanganku dan berkata, "Jangan sungkan, jangan sungkan, kau tak perlu menundukkan kepalamu-"
"Ekhem!" Seketika kami berdua langsung menoleh ke arah Qing Weihe yang tiba-tiba berdeham entah atas alasan apa.
"Apa kau tidak apa?" bingungku.
Dia melirik kecil ke arah kami berdua, dan matanya menatap turun ke arah tanganku yang sedang dipegang oleh Ming Zhehan. Tiba-tiba sepasang tangan Qing Weihe menarik tanganku dari pegangan Ming Zhehan dan dia meletakkan sepasang tanganku di kepalanya.
"Apa aku demam?" tanyanya tiba-tiba tanpa angin tanpa hujan.
Aku pun hanya dapat mengerutkan dahiku dan menatap bingung ke arahnya. Tanganku meraba pelan dahinya dan mencoba merasakan suhu tubuh dari pria di hadapanku ini, tapi tak ada gunanya. "Suhu tubuhmu normal," balasku, "Justru seperti biasa, kau memiliki suhu tubuh rendah karena kekuatanmu, jadi mana mungkin kau demam."
Dan akhirnya dia melepaskan kedua tanganku lalu kembali memasang wajah datarnya. "Baiklah kalau begitu, terima kasih."
Orang aneh, cih.
"A-Ah, ayo masuk!" timpal Ming Zhehan yang langsung kubalas dengan senyuman ramah dan ikut melangkah masuk bersamanya diikuti dengan Qing Weihe.
Setelah itu, kami pun berjalan menuju ruang kerja Ming Zhehan untuk membahas mengenai pekerjaan berikutnya. Namun entah mengapa saat membahas yang kali ini, raut wajahnya itu tampak tidak enak seolah-olah dia terbebani untuk memberikan pekerjaan ini pada kami. "Ada apa?" bingungku yang menyadari raut tak enak di wajahnya.
Ming Zhehan seperti ingin mengatakan sesuatu kepadaku, namun tak lama kemudian dia kembali mengurungkan niatnya dan kembali bungkam. Dahiku pun berkerut heran saat menyadari tingkah lakunya, "Ada apa Yang Mulia? Yang Mulia seperti ingin mengatakan sesuatu kepadaku, Yang Mulia bisa mengatakannya secara langsung."
"Apa kau tidak mendengar rumor yang muncul baru-baru ini?" tanyanya yang kubalas dengan kernyitan dahi dan tatapan bingung. "Ah, tampaknya kau belum ...."
"Rumor apa itu?"
"Sebuah roh iblis yang sangat mengerikan," balasnya. "Kali ini berbeda dari yang sebelum-sebelumnya, jika yang biasanya hanya membunuh orang-orang yang melewati wilayah mereka, kali ini mereka mendatangi desa-desa kemudian membunuh setiap penduduk desa."
Oke, ini mengerikan. "Sudah ada berapa banyak korbannya?" tanyaku penasaran.
"Sejauh ini sudah ada lima desa dan semua hal itu dilakukan dalam waktu lima hari, dimana itu berarti setiap satu hari mereka akan membasmi satu buah desa," sahut Qing Weihe yang tiba-tiba menyela ucapan dan membuat diriku serta Ming Zhehan langsung mengalihkan fokus kami ke arahnya.
"Kau tahu rumor ini?"
Qing Weihe meraih secangkir gelas berisikan teh kemudian menyeruputnya sejenak. "Keenam sekte sudah merundingkan masalah ini dan hendak pergi membasmi iblis tersebut sebelum mereka memakan lebih banyak korban lagi," sahut Qing Weihe, dia melirikku kemudian menambahkan, "Mereka tidak mengajak sekte Jili karena situasi sekte Jili belum stabil."
Belum stabil pantat kau, kurasa Qing Weihe sama sekali tidak tahu kalau keenam sekte yang dia bilang itu sedang dalam usaha mereka menghancurkan sekte Jili dari dunia Jianghu. Jadi, mustahil sekali jika para sekte yang baru saja menerima kegagalan mereka dalam mengambil alih sekte Jili itu dapat menerima diriku untuk bergabung lagi bersama mereka.
Tapi tak apa, aku akan memberikan mereka sedikit kejutan.
"Aku akan pergi besama keenam sekte lainnya untuk melawan iblis yang Yang Mulia sebutkan itu," balasku dengan senyuman ramah.
"Ka-Kau yakin? Iblis itu sangat kuat, apa kau yakin akan melakukannya?"
"Ya, kenapa tidak."
__________________
Holaaaa...
Ges maafkan kemaren ga up soalnya kaget drafnya tiba-tiba ngilang, untung ketemu di note wkwkwkwk.
Terima kasih banyak buat kalian yang meluangkan waktu untuk membaca cerita ini, kalau ada salah kepenulisan mungkin boleh minta koreksinya, jangan lupa vote dan commentnya yaa...
Sampai jumpa!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr(s) Evil Cultivator 先生修魔者
Fantasy[Bukan novel terjemahan] Aku adalah seorang wanita biasa yang bekerja sebagai pegawai kantoran. Lalu, hanya dikarena diriku yang tak sengaja tertidur di dalam bus malam itu .... Tiba-tiba aku malah terbangun di sebuah tempat dimana terdapat sekte-s...