Sean mengejar pergerakan Irene yang keluar terlebih dahulu. Ia harus tahu apa sebenarnya sedang diperankan oleh Irene dan Sean merasa bawah Irene membohonginya lebih tepatnya menutupi sesuatu darinya. Hal itu di perjelaskan lagi dengan menu makanan yang sangat sering mereka pesan di tempat ini tanpa melihat ke buku menu sama sekali.
"Apa yang kamu tutupi dariku?" begitu ia meraih lengan Irene dan memutar balikan tubuh mungil itu.
Wanita itu diam. Menatapnya dengan seribu bahasa.
"Jawab Irene." ujar Sean tak sabaran.
"Aku.... Aku..." Irene berusaha mencari jawaban yang tepat tetapi Irene menyadari bawah rintik hujan mulai turun dan mungkin ini kesempatannya untuk mengalihkan topik tetapi bukan ucapan yang keluar tetapi ia merasakan rasa sesak didada yang tiba tiba.
Irene mencengkram dadanya tiba tiba.
"Hey..hey apa yang terjadi?" ujar Sean panik dan menyadari bawah rintik hujan semakin lebat Sean menggendong Irene di lengannya dan membawa tubuh itu masuk kedalam mobilnya segera.
"Kita ke rumah sakit sekarang." ujar Sean lagi yang melihat Irene semakin pucat.
Tetapi Irene tak mau dan ia menahan pergerakan tangan Sean yang akan memasukan gigi dan dengan menarik Sean sedikit dan tubuhnya dicondongkan Irene membungkam Sean. Ia menempelkan bibirnya ke bibir Sean.
Saat ini Irene tak bisa berpikir logis dan juga ia tak berniat untuk datang ke rumah sakit hanya karena masalah sepele itu. Keadaan diluar dengan hujan lebat dan juga kedua bibir mereka yang saling membungkam membuat Irene merasa ingin ditelan bumi setelah melakukan tindakan gegabah itu.
Perlahan Irene sedikit mundur agar segera melepas panggutan itu tetapi Sean menarik tengkuk Irene dan melumat bibir itu kembali. Dalam dan semakin menekan dengan menahan tengkuk Irene dan tak hanya itu tangan Irene sudah berada di belakang leher Sean. Ciuman itu semakin intens dan dalam.
Mereka mendadak lupa dengan apa yang terjadi hingga sebuah panggilan mengusik pendengaran mereka berdua. Irene merasa bawah ponselnya berbunyipun dengan segera mendorong Sean agar panggutan itu terlepas.
"Halo." jawab Irene.
"Ya, aku masih bersamanya."
"Hmm, gini kamu teteap di apartemenmu kamu bilang kamu ingin sendiri dan aku akan menyuruh Sean menelponnya untuk mengalihkan dirinya dan aku akan kesana."
Sean hanya mendengar dengan seksama percakapan Irene yang sedikit serius itu yang menyangkut namanya saat ini.
"Sharelock apartemenmu sekarang Dam." ucap Irene mengakhiri panggilan telepon itu dengan perasaan gusar.
Seperti Irene memang mempunyai naluri seorang ibu yang penyayang bahkan ia sudah bisa merasa sangat khawatir dengan Dami.
"Ada apa?" tanya Sean.
"Sean tolong bantuin aku please." pinta Irene.
Sean hanya diam dengan menaikan sebelah alisnya bingung.
"kamu telepon Julian sekarang dan bilang kamu membutuhkannya atau apapun itu agar Julian segera meningalkan Dami sendiri dan aku harus ke apart Dami sekarang."
"Kenapa?" bingung Sean.
"Telepon sekarang Sean. Aku akan menceritakannya nanti tetapi ini genting dan please ini demi Damiani." mohonnya pada Sean.
jujur Sean tak mengerti apa yang terjadi tetapi melihat ekspresi Irene yang berlebihan menurutnya patut dicurigai untuk 2 wanita yang ia kenal itu.
"Okay okay. Kamu mau ke apart Damikan aku antar diluar ujan deras." ucap Sean yang memasang sabuknya dan menjalankan mobilnya sambil menelpon Julian.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Love You [ SUHO X IRENE ]
Fanfic"Aku Membencimu sangat tetapi Aku lebih Mencintaimu" - Kim Jun Myeon as Sean Richard Kim "Maaf hanya itu yang bisa aku ungkapkan ketika aku tahu bawah aku tak bisa meminta kamu untuk mencintaiku lagi" - Bae Joo Hyun as Irene Graciella...