T w e e n t y N i n e

588 67 1
                                    

Julian tak bisa berbuat apa - apa selain menopang Dami dengan obat obatan untuk memperlambat pertumbuhan sel kanker itu. Sudah 1 minggu wanita itu berbaring ditempat tidurnya.

Julian masih memiliki sedikit harapan ketika masih ada cela untuk wanita itu sadar. 

Irene datang dengan bunga ditangannya dan terlihat bawah Irene sedikit kurus dari terakhir ia melihatnya.

"Jadi apakah bisa dihubungi?" ujar Julian.

Irene menghela nafas dalam dan menggeleng pelan.

Julian mengangguk mengerti dan ia pun cukup shock dari berita yang ia dengar dengan mundurnya Suho sebagai CEO dan juga sebagai pewaris SH Group.

"Apakah ada perkembangan untuknya?" giliran Irene yang bertanya.

"Belum ada." cicit Julian menatap lurus kearah Dami.

"Aku akan menikahinya sabtu ini dan aku harap ia segera bangun." tambah Julian menggengam dan mengecup tangan Dami yang tak berinfus itu.

"Aku turut bahagia." senyum Irene.

Julian melirik kearah Irene yang dimana ia menekan dan menepuk dadanya.

"are you okay?" khawatir Julian.

"Aku -" Irene merasaka sesak dan nyeri.

Julian tahu bawah ada yang tak berespun segera menggendong Irene dan menyuruh perawat untuk membuka kamar VIP lainnya dan memanggil dokter jantung untuknya.

"Aku tak-a-pa." jelas Irene sebisa mungkin.

Julian meletakan tubuh mungil itu di atas ranjang dan memasang alat pengecek alat vital untuk Irene.

"You are not. I tell you -"

Irene menahan lengan jas Julian ketika pria itu untuk memanggil suster lainnya.

"Nanti." 

"NANTI KAPAN IRENE KEADAANPUN TAK BAIK BAIK SAJA." hardik Julian.

Irene diam ketika ucapan Julian benar adanya.

"Sorry, tapi aku tak mau kamu seperti Dami yang telat penangannya bukan telat tapi kalian sama sama keras kepala kenapa sedikit saja kalian berdua peduli dengan diri kalian." ujar Julian frustasi melihat keadaan Dami dan Irene seperti ini dihadapan matanya.

"Maaf." cicit Irene.

Dokter pribadinya sudah tiba diruangan Irene dengan para perawat yang akan memasangkan jalur infus dan obat untuk Irene.

"Nona anda harus segera dioperasi dan keadaanmu sangat mengkhawatirkan." ucap sang dokter.

"Aku akan segera mendaftarkan namanya untuk penerima donor. kali ini Irene tak ada bantahan." ujar Julian.

"Apa nona tak pernah meminum obat yang saya berikan?" tanya sang dokter lagi.

Irene bungkam dan Julian tahu jawabannya bawah Irene tak pernah meminumnya.

"Aku akan menyeret Suho segera dan aku yakin setelah kepergiannya kamu tak makan dan tidur dengan teatur kan?" yakin Julian.

Irene juga tak membantah dan itu membuat Julian menghembuskan nafasnya kasar. Julian benar benar gila dihadapkan 2 wanita yang sama sama keras kepala dengan tubuhnya sendiri.

"Kali ini kamu istirahat disini dan para perawat akan memantau dirimu." titah Julian yang tak bisa dibantah oleh Irene.

Julian kembali keruangan Dami ketika salah satu perawat mengatkan keadaan vital Dami menurun. 

I Don't Love You [ SUHO X IRENE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang