Angin Senja

26 2 0
                                    

Angin Senja


Terukir lembut buaian angin senja,

Rasa semangat lewat jendela bus kota.

Lelah bertaburan melayang entah ke mana,

Penuh perjuangan untuk dapat duduk saja.


Angin senja, lembutnya seantero bus kota,

Iring nada pengamen jalanan ibu kota.

Panggung berjalan, memanjakan telinga.

Kafe berjalan, usah khawatir camilan tak ada.


Angin senja, rebah lepas lelah dalam perjalanan,

Lihat penumpang berbagi kursi bagi yang membutuhkan.

Begitu indah pemandangan,

Setidaknya masih ada rasa kemanusiaan.


Harap tak rusak angin senja oleh tekanan

Tekanan hidup yang dengannya rusak segala angan

Rakus hingga begitu membutuhkan

Halal segala cara untuk dapat tambahan.

(Tangerang, 26 September 2016)

Memaki Manusia, Menasihati DuniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang