Wei Xue Lin berjalan di lorong academy miliknya bersama Wei Zhan Xi. Sedangkan Ibu Selirnya sekarang sedang berada di kebun bunga di kastilnya bersama Lu Mingli.
"Academy ini sangat mengesankan. Berbeda dari milik Kekaisaran. Ini jauh lebih besar." Ucap Wei Zhan Xi dengan binar di matanya.
"Tentu. Aku kaya, kenapa tidak memanfaatkannya dengan seperti ini. Ini jauh lebih baik dari pada harus menimbunnya dan tak di gunakan. Itu hanya sesuatu yang semu dan akan hilang jika waktunya." Ucap Wei Xue Lin dengan air muka yang tidak berubah, tetap datar.
"En. Memang benar. Kamu tahu, perkataanmu itu seperti yang di lakukan Kaisar dan Permaisuri sekarang. Aku sangat membenci mereka, dan lagi anaknya Wei Jia Liang yang selalu boros. Kamu tahu benerapa bulan lalu terdengar kabar jika dia mengamuk karena tak mendapatkan batu mana di paviliunnya, hanya karena uang bulanannya habis untuk membeli ramuan kecantikan di pelelangan. Walaupun aku berada di perbatasan, kabar itu tetap menjadi pembicaraan dimanapun."
Tsk tsk tsk.
Gadis itu terlalu maruk. Tak heran memang, jika buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Orang tua dan anak sama saja.
"Lalu apakah kamu sangat membencinya?" Tanya Wei Xue Lin.
"Tentu. Bahkan aku merasa kasihan dengan diriku sendiri, mengapa aku terlahir sebagai anak Kaisar itu. Belum lagi Permaisuri itu suka menghasut Kaisar."
Mata Wei Zhan Xi terlihat penuh benci, amarah yang menjadi satu. Itu menyimpulkan bahwa Wei Zhan Xi sangat begitu tidak suka.
Mereka berjalan hingga sampai pada arena latihan academy. Di sana murid tingkat elit sedang berlatih dengan serius. Wei Zhan Xi menatap semua dengan kagum.
"Itu adalah murid tingkat elit. Mereka akan mengikuti duel academy tahunan." Ucap Wei Xue Lin.
"Ting-tingkat elit!"
"Ya."
"Ini dangat luar biasa. Jiě jie, bisakah kamu mengajari Dìdi ini."
Anak ini!
"Apa kamu siap menerima konsekuensinya?"
"Tentu. Aku selalu siap, karena aku Putra Mahkota."
Mengabaikan Putra Mahkota yang sedang membanggakan dirinya sendiri. Wei Xue Lin memanggil Master Ru. "Master Ru, kamu latihlah Putra Mahkota. Jangan beri dia hak istimewa apapun, walaupun dia berkedudukan tinggi. Dia tetap sama seperti murid lain. Tak ada yang berbeda."
Putra Mahkota membuka mulutnya, seakan tak percaya dengan yang di katakan Wei Xue Lin barusan. Benar-benar disini tak ada tingkatan dalam kasta. Baik bangsawan atau rakyat biasa disini tetap sama kedudukannya.
"Bawahan ini mengerti. Kalau begitu, mari ikut saya Putra Mahkota."
"Kita tak latihan di sini?" Tanya Putra Mahkota.
"Tidak. Kita akan latihan di tempat terbuka. Kita mulai dari fisik anda, lalu baru kekuatan dalam anda.
"Baiklah."
Putra Mahkota dan Master Ru berjalan keluar arena latihan academy menuju suatu tempat. Tempat itu merupakan sebuah ladang luas dan kosong. Wei Zhan Xi menatap Master Ru dengan tatapan bertanya.
"Ini, gantilah pakaian anda dengan ini." Ucap Master Ru menyerahkan pakaian sederhana yang ia ambil dari ruang dimensinya kepada Wei Zhan Xi.
Tak banyak bertanya. Wei Zhan Xi melakukan yang di perintahkan dengan mengganti hanfunya dengan hanfu yang ia pikir jika itu mirip hanfu kalangan kebawah.
"Sekarang. Bajaklah ladang ini dengan alat pembajak ini."
"Ya?"
Master Ru menghembuskan napas. Apakah anak ini selalu melewatkan ucapannya dari telingamya?
Master Ru berjalan kebelakang Wei Zhan Xi dan meletakkan alat pembajak itu pada punggung Wei Zhan Xi. Alat pembajak ini sama denagn yang di gunakan para sapi atau kerbau. Cara kerjanya dngan cara ditarik."Ma-master anda sedang membuat lelucon padaku! Ladang ini sungguh luas."
"Seorang Kesatria tak akan mengeluh." Ucap Master Ru dengan berjalan menuju bawah pohon dan duduk meminum teh yang ia ambil dari ruang dimensinya.
Wei Zhan Xi menatap tak percaya. Air mukanya kini tak bisa di tebak.
'Baik. Akan aku tunjukkan jika aku adalah Kesatria yang tangguh!' Batin Wei Zhan Xi memulai tekadnya. Ia mulai menarik alat pembajak itu.
Ketika selesai, itu menjelang sore. Wei Zhan Xi memandang puas dengan kerja kerasnya. Ladang itu telah selesai ia bajak semua dengan kerja kerasnya.
"Master Ru saya telah mengerjakan perintah anda. Apakah anda akan tetap tidur di bawah pohon!" Uacap Wei Zhan Xi membangunkan Master Ru.
Master Ru mengerjapkan matanya melihat Wei Zhan Xi. Ia bangun dari posisinya dan menatap sekitar. Ia terkejut.
Anak ini menyelsaikannya dengan cepat!
"Bagus-bagus. Luar biasa, anda mengerjakannya denagn cepat. Mari kembali ke Kastil untuk bersiap makan malam." Ucap Master Ru dengan berjalan meninggalkan Wei Zhan Xi.
Wei Zhan Xi menatap tak percaya. Apakah tidak ada pujian untuknya?
Setidaknya ia layak mendapatkan pujian, walau itu hanya sedikit. Mungkin ia akan senang dan bertambah bersemangat!
Di sini benar-benar tak ada yang dibedakan. Semua Sama!♢♢♢
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bride Of The Darkness [Terbit Buku]
Historical FictionDia jiwa penuh kegelapan masa depan, terbangun di tubuh putri terbuang kekaisaran Wei, Wei Xue Lin. ♢♢♢ "Api sudah membara, begitu juga dengan rasa dendamku terhadap kalian." -Wei Xue Lin Dengan sarkas, mereka tau akan arti ucapan Wei Xue Lin, bagai...