Wei Xue Lin terus berjalan memasuki hutan. Ketika sudah mencapai bagian dalam hutan, kabut tebal telah tiada.
Mata tajamnya menatap kedepan dimana itu tampak terlihat danau, ketika ia melihat dengan dekat air itu seperti kaca, bening.
"Tidak buruk."
Wei Xue Lin menutup matanya, dengan penuh konsentrasi dia memusatkan mana, membaca mantra.
Peluh keringat membanjiri tubuhnya, tetapi dia tetap fokus konsentrasi.Banggg!
Dia terpental lima meter kebelakang dari tempatnya berdiri, uhukk! seteguk darah keluar dari mulutnya.
Baik, tak masalah.
Dia kembali mencoba berdiri menatap kedepan tepat di tengah danau dia puas akan kerja kerasnya membangun istana, tak sia-sia mananya terkuras terbayar dengan istana buatannya.
Tak terlalu besar ataupun kecil, sempurna.
Berjalan kearah danau, semakin dekat muncul jalan di atas air menuju istana di tengah danau itu.
Gerbang istana itu terbuka sendiri, suasana sunyi menggambarkan sosok akan dirinya.♢♢♢
Di Kekaisaran Wei.
"Bìxià ...apakah anda ingin menambah arak ini?" Permaisuri dengan mengangkat teko arak, bibir merahnya tersenyum menggoda kearah Kaisar Wei.
"Dengan senang hati Kaisar ini menerima,"
Tersenyum, Kaisar itu membalas Permaisuri Fu Pei Ling dengan memadu kasih.Menuangkan arak ke cawan Kaisar dengan keanggunan, "Yang Mulia, apakah sudah ada kabar dari prajurit yang membuang anak sial itu?"
"Zhen belum menerima kabar dari prajurit itu,"
"Sayang sekali, padahal aku sangat menantikan kabar itu segera datang,"
"Tenang saja, Kaisar ini akan memanggilkan Panglima."
Penuh binar, Fu Pei Ling menatap Kaisar Wei Haocun.
"Kasim!"
"Hamba Kaisar,"
"Cepat panggil kan Panglima kemari."
Membungkuk, kasim itu segera undur diri menjalankan titah.
Tak membutuhkan waktu lama Panglima memasuki ruangan membungkuk memberi hormat."Salam Yang Mulia, semoga Kaisar dan Permaisuri hidup seribu tahun."
"En, kamu bisa bangkit. Apakah ada kabar dari bawahanmu?"
"Menjawab, hingga kini belum ada kabar dari prajurit bawahan saya itu Bìxià,"
Mengangguk, Wei Haocun menyuruh panglima undur diri.
"Bìxià ..."
"Bersbarlah Ling'Er, mungkin nanti baru ada kabar."
♢♢♢
Wei Xue Lin, dia tengah termenung duduk di singgasananya di istana atau lebih tepat disebut kastil seperti abad pertengahan yang baru ia buat. Memikirkan apa yang terjadi terhadapnya, jika di lihat tubuh Wei Xue Lin di zaman ini begitu rapuh.
Berbeda dengan tubuh dan kehidupannya dimasa depan. Dimasa depan ia adalah keturunan murni dari witch dan iblis murni.
Bukan apa ataupun bagaimana bisa, di zamannya hanya ada beberapa kaum yang mempunyai kekuatan istimewa tertentu yang di kuasai.Sekarang ia berada di zaman ini, bagaimana ini bisa terjadi kepadanya. Mengingat kembali memory si pemilik tubuh ini.
Wei Xue Lin.
Putri sah kaisar Wei Haocun dengan mendiang permaisuri Fu Ming Yue.
Semua baik dan bahagia sebelum datangnya tuduhan tak berdasar yang di arahkan kepada ibunya dan dirinya oleh seseorang.
Seseorang itu, Fu Pei Ling dengan hati kotornya dan begitu naif yang tak suka melihat keberuntungan sang kakak yang mejadi permaisuri dan anaknya selalu mendapat perhatian Kaisar. Sedangkan dia, Fu Pei Ling hanyalah selir agung satu tingkat di bawah kakaknya Fu Ming Yue yang permaisuri, ia sering terabai oleh Kaisar.
Di satu malam diamana di adakan jamuan atas bertambahnya umur Kaisar, Selir Agung Fu Pei Ling menjalankan rencananya dengan memanfaatkan Kaisar untuk di racuni lalu membuat tuduhan kepada Permaisuri Fu Ming Yue yang pada saat itu bertanggung jawab atas jamuan yang di adakan.
Berhasil!
Kaisar percaya, membenci, dan menghukum penggal permaisuri Fu Ming Yue di alun-alun kota kekaisaran atas percobaan pembunuhan terhadap kaisar, mengingat jasanya selama ini dalam kekaisaran maka hukuman itu tanpa pencabutan gelarnya sebagai permaisuri.
Sedangkan Wei Xue Lin kecil yang baru berumur empat tahun yang belum mengerti apa-apa menjadi bulan-bulanan cacian setelah insiden itu.
'Sungguh bodoh mereka menghukum orang yang tak bersalah.'
Setelah kematian ibu dari Wei Xue Lin, Fu Pei Ling menduduki tahta permaisuri. Menghasut kaisar untuk semakin membenci Wei Xue Lin karena dia anak dari Fu Ming Yue, menempatkannya di Paviliun dingin dan menjadi pelampiasan kekerasan atas kebencian kaisar
"Fu Pei Ling kau telah membangunkan iblis."
Bagaikan air yang mengalir dengan tenang, mata itu berkilat merah. Mengingat itu semua, 'Mereka hama pesakitan yang merugikan pantas disingkirkan!'
Di zamannya dia adalah orang yang di segani, di hormati, dan di takuti. Siapa yang berani berurusan dengannya maka hanya satu jalan keluar, 'Mati.'
♢♢♢
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bride Of The Darkness [Terbit Buku]
Fiksi SejarahDia jiwa penuh kegelapan masa depan, terbangun di tubuh putri terbuang kekaisaran Wei, Wei Xue Lin. ♢♢♢ "Api sudah membara, begitu juga dengan rasa dendamku terhadap kalian." -Wei Xue Lin Dengan sarkas, mereka tau akan arti ucapan Wei Xue Lin, bagai...