Menolong?

8.2K 827 5
                                    

Malam ini Wei Xue Lin dengan penampilan yang telah berubah dengan hanfu hitam beserta jubah yang senada menutupi kepala dan tubuhnya. Luka di tubuhnya telah hilang berganti dengan kulit yang terawat, itu semua berkat mantra penyembuh yang ia pelajari di zamannya.

Ia berniat keluar hutan untuk melihat peradaban di zaman ini. Ketika ia telah sampai, itu adalah sebuah pasar di malam hari. Ia menyusuri jalanan tanpa minat.

"Hiks.. hiks.. tuan kumohon lepaskan aku,"
Di gang yang sepi, Wei Xue Lin mendengar isak pilu seorang gadis. Mendekat, ia melihat tiga orang, satu perempuan yang tengah terpojok dengan dua orang pria.

"Kau tau!, ayahmu berhutang kepada tuan kami sangat banyak,"

"Tuan tapi itu hutang ayahku untuk kepentingannya sendiri, aku bahkan tak pernah di berinya uang hiks ... hiks ..."

"Kami tak peduli, sekarang ayahmu menyerahkan dirimu untuk diserahkan kepada tuan kami sebagai alat pembayar hutangnya!"

Memperhatikan, Wei Xue Lin masih mengamati itu dengan tenang dalam bayang kegelapan. Dia ingin melihat apa yang akan dilakukan dua pria itu terhadap gadis itu.

"Sudahlah ...hentikan tangisan tak bergunamu itu. Zi Bo cepat rantai dia,"

"Tentu kakak."

"Tidak! Jangan hiks ...hiks, aku tidak mau ikut dengan kalian!"
Memberontak, gadis itu melawan sekuat tenaga.
Malang.

"Memalukan."
Wei Xue Lin berucap tenang. Dua pria itu menoleh menatapnya.

"Siapa kau!"

Diam, Wei Xue Lin tak menjawab. Air mukanya tetap tenang seperti biasa.

"Mendadak bisu he,"

Hahahah ...

"Zi Yun, lihatlah gadis itu ingin menjadi pahlawan,"

"Benar adik, bagaimana kalau kita bawa sekalian kepada tuan."

'Sepasang saudara yang tak tahu malu!'
Wei Xue Lin mendekat lalu menghilang dari hadapan dua pria itu.

Bangg!

Satu pria terpental kedepan dengan cepat karena serangan dari belakangnya.

"Zi Bo!, kau bedebah beraninya kau melakukan itu kepada adikku!"

Sringg!
Mengeluarkan pedang pria itu, Zi Yun menyerang Wei Xue Lin dengan brutal.

"Bedebah!, lawan aku jika kau berani, jangan mencoba menghindar terus,"

"Baik." Wei Xue lin, dia berhenti menghindar menatap pria itu dengan tenang dia merapalkan mantra membuat tanah di sekitarnya bergetar mengeluarkan sulur-sulur panjang mengikat leher kedua pria itu. Mereka meronta mencoba melepaskan sulur itu, namun naas mereka mati dengan tergantung dalam sulur itu.

Selesai. Wei Xue Lin berbalik untuk pergi, namun suara gadis itu menghentikannya. Berbalik melihat gadis itu mengejarnya.

"No-nona, tunggu!"

Wei Xue Lin hanya menatap gadis itu, membuat gadis itu mati kutu karena bingung harus bagaimana melihat ekspresi Wei Xue Lin yang datar dan tenang.

"No-nona, te-terimakasih telah menolongku, emm ...no-nona bo- bolehkah saya ikut nona?" Tergagap gadis itu berbicara menunduk tidak berani melihat Wei Xue Lin.

"Kenapa?" Tanya Wei Xue Lin. Di pikirannya apakah gadis ini tidak punya tempat tinggal?

"I-itu nona, saya takut jika saya pulang ayah saya akan menyeretku ke tempat penagih hutangnya," masih dengan menunduk gadis itu berucap.

Menghela napas Wei Xie Lin memperhatikan gadis itu, jika di rasakan gadis ini memiliki aura element yang membuatnya tertarik, namun itu sangat lemah. Mungkin jika di asah akan sangat bagus dan baik.

"Jalan." Ucap Wei Xue Lin dengan melangkahkan kakinya kembali.

"Ya?" Gadis itu menegakkan kepala menatap Wei Xue Lin yang sudah berjalan mendahuluinya. Otaknya masih mencerna kata-kata yang di ucapkan nona itu, sesaat dia mengerti dan berlari mengejar nona itu.

-♢-

Memasuki Hutan Kabut. Wei Xue Lin berhenti sejenak di ikuti gadis itu,

"Apakah kamu yakin tetap mau ikut denganku?" Tanya Wei Xie Lin sekali lagi.

"En, tentu saya akan mengikuti nona. Mengingat saya anak tunggal dan ibu saya telah tiada, saya tidak akan pernah mau pulang ke rumah ayah saya setelah insiden tadi. Saya akan mengabdi setia kepada nona karena telah berbaik hati menolong saya."

Gadis ini terlalu bersemangat dalam bersungguh. Dia belum mengenal dunia yang sesungguhnya. Kembali melanjutkan berjalan menuju dalam
Hutan Kabut.

"Siapa namamu?"

"Menjawab nona, nama saya Li Yu Mei. Jika boleh berkenan saya ingin bertanya, apakah boleh?"

"Bertanyalah,"

"Saya belum tau nama nona, juga umur nona. Jika saya lihat nona lebih tua dari pada saya yang berumur tujuh belas tahun,"

Gadis ini begitu banyak mulut, Wei Xue Lin kira gadis ini memiliki sifat pendiam tapi ternyata tidak. Menghela napas Wei Xue Lin menjawab, "Kamu bisa memanggilku Wei Xue Lin, dan untuk umurku kamu benar bahwa aku lebih tua darimu. Umurku dua puluh tahun."

Mengangguk mengerti, "En, tapi aku tidak akan memanggilmu dengan nama saja nona, itu tidak sopan."

'Baik, biarkan gadis ini berbicara semaunya.'

Merekaa sampai di tengah bagian dalam hutan. Kabut menghilang menampakkan danau dengan istana di tengahnya. Mata Li Yu Mei kagum melihat itu, 'sangat indah walaupun di malam hari seperti ini.'

Berjalan menuju istana tak henti-hentinya Li Yu Mei melanturkan pujian atas keindahan yang ia lihat, begitu memasuki istana ia bertambah kagum.

'Gadis ini terlalu lugu.'

♢♢♢

The Bride Of The Darkness [Terbit Buku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang