Daun Hitam

6.4K 678 1
                                    


"Ini gulungan yang anda minta di tengah malam begini, Yang Mulia." ucap kesal seorang lelaki.

Seorang yang di panggil Yang Mulia itu lantas mengambil gulungan yang di bawa oleh bawahannya itu, tanpa minat melirik si empu ataupun mengeluarkan kata dari mulutnya.

"Kaisar Liu Han Yi. Bisakah anda mengucapkan sesuatu, setidaknya berucaplah terimakasih kepadaku karena sudah mengambilkan gulungan itu di waktu saya akan tidur karena sudah larut." Sungutnya menatap Kaisar Liu Han Yi.

"Keluarlah."

Singkat! Padat! Jelas!

Liu Han Yi mampu membuat mulut lawan bicaranya jatuh.
Kenapa bisa!
Dia sudah berbicara panjang lebar tetapi Kaisar ini hanya menjawab dengan satu kata.

Yang benar saja!

"Sepertinya saya akan hawatir, dengan sifat dingin kelewat kaku air muka anda ini akan mempengaruhi anda sulit mendapat seorang istri di masa depan nanti," sinisnya menatap Liu Han Yi.

"Keluarlah Wang Lei Jun." Ucap Liu Han Yi dengan menyebut nama bawahannya yang kelewat banyak mulut itu. Wang Lei Jun, seorang tangan kanan kepercayaan sang Kaisar serta teman masa kecilnya.

"Huffttt, baik! Saya permisi untuk melanjutkan tidur saya!" Ucap Wang Lei Jun lalu menghilang dari hadapan Kaisar dengan cepat.

-♢-

Pagi ini. Di istana yang letaknya di tengah danau Hutan Kabut, Wei Xue Lin tengah duduk di kursi kepala di meja makannya memperhatikan ke Enam Orang yang sedang memakan sarapan pagi ini.

Setelah semua selesai memakan sarapan. Salah satu dari kelima orang yang di bawa Wei Xue Lin dari pelelangan bernama Ru An Huan berucap, "Terimakasih atas Nona Muda sudah berbaik hati kepada kami."

Nona muda? Ya, karena Wei Xue Lin adalah tuan mereka, dan umur yang masih teubilang muda. Maka dari itu Kelima Orang itu memanggilnya denagn sebutan Nona Muda.

Wei Xue Lin terkekeh. "Itu bukan masalah. Kalian lihat ini," wei Xue Lin mengangkat tangannya yang menampilkan lima akte budak dari pelelangan.
Semua menatap Wei Xue Lin bingung. Tapi tak lama tatapan bingung itu menjadi terkejut karena Wei Xue Lin mengeluarkan element api di tangannya dan membakar lima akte itu.

"Kalian bebas dari jerat nama perbudakan." Ucap Wei Xue Lin santai sembari menyapu tangannya dengan sapu tangan membersihkan abu.

"Nona Muda, anda sangat murah hati" ucap Xu Yusheng lalu menunduk di ikuti semua kecuali Li Yu Mei yang hanya menatap Lima Orang yang sedang menunduk itu dengan senyum.

"Kalian bisa bangkit. Dan saya ingin berbicara dengan kalian semua,"

"Nona ingin berbicara apa?" Tanya Li Yu Mei.

"Saya akan membangun sebuah academy." Ucap Wei Xue Lin

"A- apakah Nona serius?" Tanya Li Yu Mei dengan ekspresi terkejut.

"Tentu saja. Apakah air muka saya terlihat main-main?" Ucap dingin Wei Xue Lin menatap mereka semua.

Menggeleng. Semua melihat aura Nona mereka tidaklah main-main.
Dengan begini semua tau, apa yang di ucapkan oleh Nona. Itu adalah keseriusan yang tak bisa di anggap remeh.

"Tapi sebelum itu. Saya akan melatih kalian berlima terlebih dahulu. Dan kamu," melirik Li Yu Mei, "Yu Mei pergilah ke toko herbal di kota kekaisaran, karena kemarin saya lupa untuk mampir ke toko herbal."

"Apakah Nona ingin membeli herbal?" Tanya Li Yu Mei.

"Ya. Bawalah catatan ini, dan koin ini." Ucap Wei Xue Lin sembari menyerahkan catatan dan koin kepada Li Yu Mei.

"Diterima. Kalau begitu saya pamit berangkat sekarang, karena lebih cepat lebih baik. Permisi Nona dan para Leluhur Tua." Pamit Li Yu Mei pergi tanpa menghiraukan tatapan melotot dati Kelima Orang yang di maksut Leluhur Tua. Sedangkan Wei Xue Lin, dia hanya memperhatikan.

Setelah kepergian Li Yu Mei, Wei Xue Lin menatap Kelima Orang yang masih diam. "Kalian berlima saya tunggu di tempat pelatihan. Tepat di sebelah taman belakang Istana." Ucap Wei Xue Lin, lalu meninggalkan ruang makan.

---

Sesuai ucapan Wei Xur Lin. Sekarang Kelima Orang yang di dapatkan Wei Xue Lin dari pelelangan kemarin tengah berlatih di ruang latihan sesuai arahan Wei Xue Lin.

Wei Xue Lin tak peduli, walaupun mereka lebih tua di zaman ini. Tetap Wei Xue Lin yang memegang kendali.

Ketika hari mulai siang, semua beristirahat. Bertepatan dengan itu Li Yu Mei datang menghapiri Wei Xue Lin dan Lainnya di ruang latihan membawa keranjang herbal pesanan Nonanya.

"Selamat siang Nona dan para Leluhur Tua," ucap Li Yu Mei dengan cengirannya. Gadis ini suka sekali menggoda yang lebih tua!

Kesal. "Gadis kecil! Walaupun umur kami lebih darimu setidaknya kami masih awet muda," ucap Zi Hao Ye.

Li Yu Mei menyengir. "Aiya ...leluhur Hao Ye. Anda merajuk?" Ucap Li Yu Mei dengan menampilkan tamapng polosnya. Sedangkan Zi Hao Ye, lelaki itu dalam hatinya menyumpah serapahi gadis kecil yang mempunyai banyak mulut.

"Nona. Ini pesanan anda,"

Mengambil keranjang yang di bawa Li Yu Mei. Wei Xue Lin mengecek herbal di dalamnya.

"Yu Mei. Kenapa tidak ada daun hitam?"

"I- itu Nona, daun hitam sangat langka dan jarang di temui di toko herbal manapun," ucap Li Yu Mei dengan menunduk.

"Ekhem. Apakah Nona Muda sedang membutuhkan daun itu untuk membuat ramuan?" Tanaya Wen Ni Ying.

"Hhhh ...benar, saya membutuhkan daun itu untuk menyempurnakan ramuan saya. Apa memang sesulit itu untuk mendapat daun itu di sini?" Ucap Wei Xue Lin. Dalam pikirannya kenapa di zaman ini juga begitu susah menemukan daun itu. Di zamannya daun itu juga susah di temukan.

"Nona Muda. Kau bisa menemukan daun itu di tanah kegelapan. Tepatnya di Hutan Nuwi bagian timur dekat dengan air terjun tanah kegelapan. Tetapi masuk ke Tanah kegelapan tidaklah mudah karena penjagaannya yang sangat ketat." Ucap Wen Ni Ying

"Sepertinya anda tahu banyak mengenai herbal," ucap Wei Xue Ling, "Yu Mei. Kamu letakkan keranjang ini di ruanganbsaya."

Mengangguk. "Baik Nona. Saya permisi."

"Kalian lanjutlah latihan."

"Baik!" Serempak mereka patuh

Hhhhh

Mendesah Wei Xue Lin. Tampaknya besok ia akan pergi ke tanah kegelapan untuk mencari daun itu. Dalam hatinya ia merasa, 'merepotkan.'

♢♢♢

The Bride Of The Darkness [Terbit Buku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang