Aron membuka matanya perlahan dan mengernyit merasakan sakit dikepala dan juga tubuhnya. Saat dirasa sudah mendingan dia mengedarkan kepalanya ke penjuru tempat dia berada kini.
'Masih di Indonesia?" Batin Aron bertanya-tanya
Dia melihat ruangan yang ditempatinya seperti kamar rumah sakit. Dan menurut ornamen ruangan dia masih berada di Indonesia.
Aron memandang jari jempolnya, kebiasaannya saat sedang berpikir atau melamun. Dia memikirkan nasibnya yang sekarang. Dia bertransmigrasi sama persis seperti yang dialami Luna adiknya. Dia juga tidak masalah dengan hidupnya yang sekarang karna dia sudah mendapatkan ingatan pemilik tubuhnya yang asli.
Namun masalahnya, kenapa baru sekarang? Setelah 4 tahun dia meninggal dan menjadi Arwah gentayangan penunggu pohon beringin di makamnya. Apakah Transmigrasi butuh seleksi juga?.
Setiap hari dia memandang kuburannya sendiri dengan nanar. Terkadang keluarga dan sahabatnya menjenguk makamnya dan menceritakan keluh kesahnya. Dia yang melihatnya dari jauh hanya bisa tersenyum miris, karna sudah mati pun masih sempat jadi tempat curhatan para sahabatnya.
Dan terakhir setelah 4 tahun lamanya dia melihat adiknya Luna yang menangis di makamnya. Dia senang melihat perubahan Luna yang tidak selemah dulu lagi. Setidaknya dia bisa tenang tanpa mengkhawatirkan kondisi Luna. Dan disaat dia merasa akan menjadi Arwah tenang, dia malah ditarik dan masuk ke tubuh seseorang yang gak jauh beda dengan dirinya.
Sagil Aronald Victon nama pemilik asli tubuh yang dia tempati kini. Umurnya sama dengannya masih 28 tahun. Yang membedakan dia dan Sagil hanya sedikit, Sagil lebih tampan dari wajah aslinya dulu. Sagil ketua Mafia sedangkan dirinya hanya ketua Gangster. Sagil memiliki kekayaan atas namanya sendiri sedangkan dirinya milik orang tua. Sagil orangnya sangat kejam sedangkan dirinya hanya kejam saja. Sagil orangnya tanpa ampun sedangkan dirinya masih bisa membedakan masalah besar dan kecil. Sagil pemain wanita sedangkan dirinya anti wanita. Yah hanya itu saja, sedangkan persamaan mereka hanya satu, mereka sama-sama irit ngomong dan dingin!
CKLEKK!
"Eh? Kamu sudah bangun?" Tanya seseorang yang masuk kedalam ruangan Aron
Aron mengenalnya dia adalah Amytha Vriska Floren teman kuliahnya yang terkenal baik, ramah dan lemah lembut. Banyak yang menyukainya namun tak pernah dihiraukan karna orangnya yang cukup tertutup. Aron hanya sekedar tau wajah dan namanya saja, mereka bahkan tak pernah saling tegur sapa atau bicara.
"Aku panggilin dokter dulu yah" kata Mytha yang tidak dijawab oleh Aron. Aron hanya menatap dirinya datar dan dingin. Mytha tidak kecewa dia hanya tersenyum karna merasa itu memang sifat orang yang ditolongnya.
Mytha keluar untuk memanggil dokter, lalu setelah beberapa saat dia kembali bersama seorang dokter dan perawat.
"Apa tuan ingat nama tuan?" Tanya Dokter
"Aron" jawab Aron singkat namun terdengar serak. Untung dia masih ingat cara bicara meski sudah tidak bicara selama 4 tahun. Ya mau bicara sama siapa lagi dia, Kunti? Pocong? Atau Tuyul yang suka mengganggu ketenangannya di pohon?
"Baiklah tuan Aron, keadaan anda sudah mulai membaik. Tapi meski begitu anda harus dirawat selama beberapa hari lagi" jelas dokter Aron hanya mengangguk pelan
"Hm" jawab Aron. Siapa juga yang mau keluar rumah sakit! Dia saja lupa gimana cara berjalan. Kan selama jadi arwah dia melayang.
"Baiklah kalo begitu saya pergi dulu. Tuan Aron harus banyak istirahat agar cepat pulih" nasehat dokter lalu pergi dari sana diikuti suster yang datang bersamanya tadi. Aron hanya menatap datar dokter itu lalu memejamkan matanya, kepalanya pusing.
"Kamu gapapa?" Tanya Mytha pelan
"Hm" jawab Aron masih memejamkan matanya
"Ah iya, nama aku Mytha. Aku menemukan kamu di gang dekat rumahku dengan keadaan terluka parah." ucap Mytha pelan
Aron membuka matanya lalu menatap Mytha intens. Mytha yang ditatap seperti itu merasa gugup
"A-da a-pa?" Tanya Mytha pelan
"Berisik!" Ucap Aron dingin lalu kembali memejamkan matanya. Dia pusing dan sedang tidak ingin diajak bicara oke?
"O-oh m-maaf aku akan keluar, kamu istirahat" kata Mytha pelan. Dia takut dengan Aura milik Aron saat Aron tidak sadar dia biasa saja. Tapi saat Aron bangun dia mengeluarkan aura kejamnya membuat Mytha selalu gugup saat didekatnya.
"Tunggu" panggil Aron menghentikan Mytha yang akan keluar ruangan
"Yah?" Tanya Mytha
"Ponsel" ucap Aron dingin menyodorkan tangannya
"Hah?" Tanya Mytha tidak mengerti melihat tangan Aron
"Pinjam. ponsel" jelas Aron sabar
"O-oh pinjam, i-nih" jawab Mytha menyerahkan ponselnya. Dia bingung habisnya Aron minjam tapi udah kayak mau ngerampok. Ga ada sopan-sopannya pake nada dingin pula ngomongnya.
Aron mengambil ponsel Mytha lalu menelfon orang kepercayaan Sagil dari ingatan milik Sagil yang dia ingat
"RS. Cepat Sembuh" kata Aron singkat setelah orang disebrang mengangkat telfonnya. Tanpa menunggu jawaban Aron langsung memutuskan sambungan telfonnya dan mengembalikan ponsel Mytha. Mytha mengerjap pelan melihat Aron,
'Ada orang seperti itu? berapa detik dia menelfon?' Batin Mytha syok
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi ARON
Fantasy[FOLLOW AUTHOR SEBELUM BACA, BUAT TANDA PARKIR] cerita ini masih ada sangkut pautnya dengan cerita 'VILLAIN or PROTAGONIS' tapi bisa dibaca secara terpisah. Tentang ARON LEXI SANDIGARD yang awalnya seorang ketua gangster tapi meninggal karna melindu...