Aron sudah sampai di Rusia dan dia langsung saja menyuruh Lico untuk menemuinya dan membahas tentang rencana membasmi tikus dengan tangan bersih
"Bos gimana kalo kita buka saja kedoknya didepan semua anggota inti?" Pendapat Lico
"Gak" jawab Aron
"Kita bunuh langsung?" Tanya Lico ragu
"Gak" jawab Aron datar
"Disiksa dulu?" Tanya Lico penasaran
"Gak" jawab Aron dingin
"Dikebiri?" Tanya Lico
"Gak"
"Dimutilasi?"
"Gak"
"Dirajam?"
"Gak"
"Digantung?"
"Gak"
"Dipenggal?"
"Gak"
"Yah terus diapain bos! Dari tadi gak mulu! Perkosa aja udah!" kesal Lico
Aron menatap tajam Lico yang asal nyeplos kalo bicara. Kita nih mau kasih hukuman ke Tikus, bukannya kasih kenikmatan! Eh?
"Kematian terlalu mudah buatnya" jawab Aron dingin
"Yaudah disiksa aja dulu bos sebelum dibunuh" saran Lico sabar.
'Nih bos maunya apasih! Dibunuh jangan. Disiksa juga jangan! Lempar aja udah ke kolam piranha' batin Lico kesal
Aron tersenyum seram setelah mendengar saran Lico. Dia memang akan menyiksanya tapi kali ini akan sedikit berbeda, dan terkesan mainstream.
"Ikut saya" perintah Aron yang langsung dilaksanakan oleh Lico. Sebenarnya Lico penasaran dan ingin bertanya tapi melihat ekspresi wajah Aron yang menyeramkan membuatnya mengurungkan niatnya dengan paksa.
*****
"Bos? Kenapa mengajak saya kesini? Kan status saya sekarang sedang cosplay menjadi pengkhianat?" Tanya Lico menggaruk hidungnya bingung.
Masalahnya, Aron membawanya ke markas Blocklife, sedangkan saat Aron pergi ke Indonesia dia menyuruhnya untuk cosplay menjadi pengkhianat. Berakhir dirinya sekarang dimusuhi oleh banyak anggota mafia lainnya, tidak semua sih..masih ada beberapa orang termasuk beberapa anggota inti yang tidak percaya kalau dirinya berkhianat.
"Masuk" kata Aron dingin lalu meninggalkan Lico yang masih terbengong dengan kepala mumet..
"Tua ah! Lico pinter, Lico gabisa mikir" gerutu Lico kesal lalu mengikuti Aron untuk masuk kedalam. Tidak menghiraukan beberapa tatapan yang mengarah padanya secara terang-terangan.
Brakk!!
Aron masuk dengan santainya setelah menghancurkan pintu yang baru kemarin diganti oleh Sean. Di sana terlihat semua anggota Inti sudah berkumpul atas perintahnya sebelum datang kesana, termasuk Serio yang sekarang sedang menatapnya dengan tajam, meskipun sudah disembunyikan tapi Aron masih melihat kebencian dalam mata itu. Dia jadi penasaran, apa sebenarnya penyebab sahabat kecil Sagil begitu membencinya sampai rela mengkhianatinya?
Aron berjalan dengan wajah datar dan tatapan dinginnya menuju kursi kebesarannya lalu menduduki nya dan menatap tajam setiap anggota inti yang sekarang juga menatapnya dengan patuh.
"Duduk!" Kata Aron yang langsung dituruti oleh mereka
"Masuk!" Perintah aron menatap tajam pada pintu masuk. Para penghuni ruangan yang melihatnya pun ikut menatap penasaran pada pintu masuk.
Disana terlihat seseorang yang diseret masuk dengan keadaan babak belur dan mengenaskan
"LICO?!!" teriak San, Giran, dan Sandre yang terkejut melihat keadaan Lico
"Bos! Apa ini? Apakah Anda percaya bahwa Lico berkhianat?" Seru San tidak terima. Dia sudah menganggap Lico seperti adiknya sendiri dan dia tau betul kalau Lico tidak akan berkhianat
"Dia memang pengkhianat!" Remeh Serio
"Diam kau!" Sentak Giran. Serio bukannya menurut malah memandang remeh Giran
"Bos, dia memang pengkhianat! Seharusnya kita bunuh saja dia. Eh tidak! Kematian terlalu mudah buat seorang pengkhianat!" Kata Serio mencoba mengompori, Giran yang mendengarnya menatap tajam Serio sedangkan San sudah menodongkan pistolnya dipelipis Serio dengan memandangnya dingin
"Diam. Atau timah panas ini bersarang dikepalamu!" Peringat San. Aron hanya memandang mereka dengan datar tapi dalam hati dia sangat kagum pada San.
"Kau benar. Kematian terlalu mudah untuk seorang pengkhianat" kata Aron menyeringai seram dengan memainkan Pisau kecil yang dipegangnya.
"Bos! Saya tau anda sangat percaya padanya. Tapi kali ini saya mohon percayalah bahwa Lico bukan pengkhianat!" Mohon Giran menunjuk Serio. Aron hanya memandang Datar pada Giran lalu menyeringai pada Serio.
"Lepaskan" perintah Aron pada San yang memandangnya dingin dan menusuk, tapi tak urung San tetap menuruti perintah Aron dan menjauh dari Serio dengan mengepalkan tangannya erat
"Menurutmu? Apa yang harus kulakukan pada pengkhianat?" Tanya Sagil berjalan menghampiri Serio
"Siksa dia bos" jawab Serio menyeringai senang. Sagil hanya mengangkat sebelah alisnya dan memandang pisau yang dipegangnya
"Seperti ini?"
Sreett
Jlebbb"AKKHH" teriak Serio karna Sagil menancapkan pisaunya pada bahunya sampai dia jatuh tertunduk didepannya karna menahan sakit
Semua yang berada disana hanya bisa menatap syok dan tidak percaya pada kejadian didepannya kecuali satu orang yang menyeringai santai melihat Sagil.
Bughkk
KrakkSemua orang tersadar saat melihat Sagil menendang serta menginjak bahu Serio yang luka sampai terdengar suara retakan tulang.
"BOS!!" seru mereka semua kaget
"Kau bilang pengkhianat tidak pantas mati benar? Lalu apa yang harus saya lakukan kepadamu? PENG.KHIA.NAT" kata Sagil menggoreskan perlahan pisaunya pada leher Serio.
"K-ka-kau?!" Kata Serio terbata karna ketakutan
"Kau kira saya bodoh heh? Selama ini saya hanya diam karna ingin tau seberapa jauh kau bertindak. Tapi sekarang saya muak!" Sentak Sagil menancapkan pisaunya kepipi Serio.
Dia adalah Sagil yang Asli. Dia meminta pada Aron agar dia mengambil alih tubuhnya sementara karna ingin memberi pelajaran pada Serio dengan tangannya sendiri. Sejak kapan? Maka jawabannya sejak Aron berjalan menghampiri Serio jiwanya sudah digantikan oleh Sagil yang Asli yang sangat ingin menyiksa Serio agar jiwanya bisa tenang.
"Saya tidak akan bertanya alasanmu mengkhianati saya. Tapi satu yang harus kau tau" kata Sagil menyeringai seram dan mendekat ke telinga Serio
"Kau sudah berhasil membunuh saya" bisik Sagil yang hanya bisa didengar oleh Serio
Serio melotot kaget menatap Sagil yang menyeringai dingin kearahnya. Tapi belum sempat dia bertanya maksud perkataan Sagil, kepalanya sudah hancur karna Sagil menembak kepalanya tepat diotaknya.
Sagil hanya menatap datar pada mayat orang kepercayaan serta sahabatnya sejak kecil itu. Tapi tanpa ada yang tau ada jejak air mata yang sempat menetes dipipinya. Dia memejamkan matanya menahan nyeri dihatinya
"Thanks Aron. Kau bisa kembali mengambil alih tubuh ini dan memilikinya." Bisik Sagil
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi ARON
Fantasy[FOLLOW AUTHOR SEBELUM BACA, BUAT TANDA PARKIR] cerita ini masih ada sangkut pautnya dengan cerita 'VILLAIN or PROTAGONIS' tapi bisa dibaca secara terpisah. Tentang ARON LEXI SANDIGARD yang awalnya seorang ketua gangster tapi meninggal karna melindu...