Aron dan Mytha sudah tiba di bandara Indonesia. Saat ini mereka sedang menunggu jemputan yang sudah satu jam yang lalu dihubungi tapi belum juga datang.
Mytha berusaha menahan perasaan takut akibat hawa tidak mengenakkan dari orang yang berada disampingnya yang tak lain adalah Aron. Sedangkan Aron sendiri sudah menahan agar tidak segera menyiapkan pistolnya untuk menembak kepala orang yang saat ini ditunggunya.
"Hello epribadih.. baru sebentar kan ya nungguinnya" seru orang yang baru datang, lalu menghampiri Aron dan Mytha dengan tampang lempengnya seolah tak berdosah.
Hanya dengan menggunakan kaos putih polos dengan boxer doraemon.
Memakai sendal jepit yang berbeda warna di kedua kaki panjangnya, yang kanan warna biru yang kiri warna hijau. Tidak lupa dengan penutup mata berbulu-bulu yang masih nyangkut diatas kepalanya. Bahkan dengan pede nya dia, beberapa kali mengedipkan sebelah matanya pada para gadis yang menatapnya tanpa tau kalau disudut matanya masih ada beleknya."Pede banget yah bung" sinis Mytha yang merasa kesal dengan orang yang berdiri didepannya.
"Woiya jelas! Ganteng gini kok" jawabnya pede sambil membersihkan sudut-sudut mulutnya, siapa tau ada bekas liurnya yakan.
"Rion" panggil Aron dengan suara rendah seperti menahan marah.
Rion yang merasa dipanggil langsung meneguk ludahnya kasar. Dia berdiri tegak didepan Aron yang menatapnya tajam. Yah orang itu adalah Rion yang tanpa rasa bersalah malah nyengir didepan Aron
"Hehe hallo bos! Aman kan?" Sapa Rion gugup
"Banyak nyawa huh?" Kata Aron sinis
"Kambing kali bos yang nyawanya banyak hehe" jawab Rion cengengesan
"Kucing bukan kambing!" Sewot Mytha
"Apasih lu! Sewot ae" ketus Rion
"Alasan?" Tanya Aron dingin dan tajam
"Eh itu sebenarnya-"
Flashback on
Drrtt drrt
"Apasih brisik" ketus Rion pada ponselnya yang terus berbunyi. Dia mengabaikannya lalu melanjutkan tidurnya
Drrt drrt
"Woyy anzeng! Gw lempar lu yah!" Kesal Rion lalu mengambil ponselnya dan saat akan melemparnya dia melihat nama orang yang sedang menelpon.
Dia yang baru bangun tidur belum sepenuhnya sadar. Tapi feeling nya mengatakan kalau harus mengangkat telfonnya.
Jadi dengan setengah sadar dia mengangkat telfon dengan sesekali menguap.
"Hallo?"
"Jemput bandara"
"Lah emang bandaranya mo kemana?" Jawab Rion bingung
"Sekarang"
Piip
Rion menatap ponselnya yang memperlihatkan panggilan berakhir.
"Emang si bandara mau kemana pake dijemput?" Kata Rion heran, dengan bodo amat dia melempar ponselnya kekasur lalu kembali tidur setelah memasang penutup matanya.
Satu jam berlalu Rion terbangun lalu membuka penutup matanya, mengerjap pelan dan mengingat-ingat sesuatu.
"Gw merasa malaikat maut sedang nyiapin data diri pedaftaran gw dineraka. Tubuh gw mrinding cuk" gumam Rion pelan
"Tunggu, tadi ada telpon dari si bos. Dia bilang 'jemput bandara', jemput? Bandara?" Rion berpikir keras menerka maksud dari bos yang tadi menelfonnya.
Tiba-tiba Rion melebarkan matanya.
"SEKARANG!" teriaknya lalu tanpa pikir panjang segera berlari menuju garansi. Sampai depan pintu pun dia langsung pake sendal jepit yang ada tanpa melihat warnanya yang penting cocok kanan kiri.Dengan cepat dia segera menuju bandara tanpa memikirkan penampilannya. Karna motto dia tetap sama yaitu
"Gw ganteng dan gw pede. Kalau gw jelek? Yah gapapa, yang penting pede dulu yakan"
Flashback off
"Hehe maap yah bos gantengnya Rion" cengir Rion dengan memasang muka melasnya.
Aron hanya menatapnya datar lalu pergi meninggalkannya untuk masuk kedalam mobil setelah menendang tulang kering Rion dengan cukup keras. Mytha hanya cekikikan melihat wajah sedih Rion sambil memegang kakinya.
"Mampus. Najisin sih lu, kan jadi jyjyk si bosnya hahaha" ejek Mytha lalu menyusul kepergian Aron
Rion hanya melotot kesal kearah Mytha, entah kenapa sudah setahun lebih kenal dengan mytha tapi tetap saja mereka masih seperti ikan cupang kalo berhadapan. Bawaanya ingin bertarung saja.
"Sedih sekali hidupmu mas Rion" gumam Rion miris, lalu menyeret koper Aron yang ditinggalkan oleh Mytha
***
Tok! tok! tok!
TOK! TOK!
"WOY! ADA ORANG KAGAK SIH!"
Dengan kesal Rion terus mengetuk pintu didepannya karna sudah beberapa menit masih belum ada yang membukakan pintu.
"Mas nya kalo gak paham itu disamping mas ada bel nya" saut seseorang yang sudah jengah melihat kelakuan tamu tetangganya.
"Rion bodoh" gumam Mytha kesal sekaligus malu
Aron hanya diam lalu maju dan langsung membuka pintu yang ternyata tidak dikunci, Lalu masuk kedalam rumah itu dengan mudah.
Mytha hanya mengikuti Aron setelah mengucapkan terimakasih pada tetangga Luna, orang yang sedang mereka kunjungi.
"Trus gunanya gue ngetuk pintu dari tadi tuh apa kalo bisa masuk semudah ini" gerutu Rion lalu ikut masuk kedalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi ARON
Fantasy[FOLLOW AUTHOR SEBELUM BACA, BUAT TANDA PARKIR] cerita ini masih ada sangkut pautnya dengan cerita 'VILLAIN or PROTAGONIS' tapi bisa dibaca secara terpisah. Tentang ARON LEXI SANDIGARD yang awalnya seorang ketua gangster tapi meninggal karna melindu...