2. Keluar Rumah sakit

11.2K 1.6K 152
                                    

"ASTAGA SAGIL!! lo kenapa weh!" Seru orang yang baru saja masuk ruangan Aron. Dia adalah Darion Farzan Collins, Sahabat serta orang kepercayaan Sagil di Indonesia. Sagil memang bisa menggunakan beberapa bahasa Asing salah satunnya bahasa Indonesia.

"Gimana bisa jadi gini sih?" Tanya Rion duduk disebelah Aron dengan heran

"Aron" kata Aron singkat

"Hah? Kenapa dengan nama samaran lo itu?" Tanya Rion bingung

"Panggil Aron" jawab Aron datar

"Oh! Lo mau pindah nama panggilan menjadi Aron gitu?" Tanya Rion paham dan Aron hanya mengangguk singkat dengan menatapnya datar

"Sebenarnya ga masalah sih kalo lo dipanggil Aron. Toh itu juga nama lo, banyak juga yang manggil lo gitu, bahkan ibu lo-" cerocos Rion lalu menatap Aron canggung

"S-sory ga maksud" kata Rion takut karna Sagil atau Aron paling sensitif kalo ada yang bahas ibunya.

Aron hanya menatapnya datar, dia tau kalau ibu Sagil sudah meninggal karna sebuah insiden. Yang membuatnya menjadi sangat kejam selama ini.

"Keluar" kata Aron singkat

"Oke gw akan keluar" jawab Rion

"Kemana?" Tanya Aron melihat Rion yang akan keluar ruangan

"Yah keluar lah, kan lo nyuruh gw keluar" jawab Rion agak kesal

"Gw. Keluar" kata Aron dingin. Rion mengerjap bingung

"Oh! Maksudnya lo mau keluar dari rumah sakit gitu?" Tanya Rion paham

"Hm" jawab Aron singkat

"Yaelah ron! Bisa ga sih! Ngomongnya panjangan dikit, bikin orang mikir aja lo!" Kesal Rion. Aron tidak menjawab dan hanya menatap tajam Rion

"Oke-oke! Gw ijin dokternya nih!" Seru Rion yang takut dengan tatapan Aron, lalu segera keluar ruangan menghindari tatapan Aron

Cklekk

Mytha masuk kedalam ruangan Aron setelah Rion pergi.

"Kamu mau keluar dari rumah sakit yah?" Tanya Mytha yang sempat mendengar percakapan Aron dan Rion

"Hm" jawab Aron

"Kenapa? Kamu kan belum sembuh" kata Mytha khawatir, Aron hanya menatapnya datar.

"K-kata dokter k-kamu belum boleh pulang" lirih Mytha gugup dan takut

"Urusanmu?" Tanya Aron dingin. Mytha yang ketakutan hanya menggeleng menjawab pertanyaan Aron

"Aku jahat" kata Aron singkat. Mytha mendongakkan kepalanya terkejut

"Aku tau... aku melihatmu dengan banyak mayat di sekitar. Dan karna kamu masih hidup makanya aku menolongmu" jawab Mytha lirih

"Ga takut?" Tanya Aron

"Takut" bisik Mytha

"Kenapa nolong?" Tanya Aron heran

"Kata ayah, ga ada batasan untuk menolong seseorang. Meskipun orang itu penjahat" jawab Mytha

"Bodoh!" Ucap Aron datar. Mytha mengangkat kepalanya ingin marah tapi gajadi setelah melihat tatapan Aron

"Daftar Merah" kata Aron tiba-tiba

"Hah?" Tanya Mytha bingung

"Musuhku mengincarmu" jelas Aron sabar

"K-kamu s-serius?" Tanya Mytha ketakutan

"Hm" jawab Aron, sebenarnya dia tidak tega. Tapi salah Mytha sendiri yang terlalu bodoh. Dia sembarang menolong orang tanpa berpikir! Dia pikir apa yang terjadi dengan hidupnya jika yang ditolong bukan orang baik?

Aron kembali menatap Mytha yang kini sudah terisak pelan karna takut. Dia merasa kasihan, meski begitu dia adalah temannya semasa kuliah dulu saat menjadi Aron.

"Tinggal?" Tanya Aron

"A-apa?" Tanya Mytha tidak mengerti

"Sama siapa?" Tanya Aron sabar

"Aku tinggal sama siapa?" Tanya Mytha memastikan. Aron hanya mengangguk membenarkan

"Sendiri" lirih Mytha. Aron mengangkat alisnya heran. Mytha sangat tertutup jadi dia tidak akan tau bagaimana kehidupannya selama ini

"Ikut aku" kata Aron yang mulai jelas

"Nggak" tolak Mytha

"Harus" tegas Aron

"Gak mau" tolak Mytha tetap kekeh

"Mau mati?" Tanya Aron dingin.

Mytha terdiam dan berpikir. Dia tidak menyesal menolong Aron yang seorang penjahat karna mengingat nasihat mendiang ayahnya. Dia hanya bisa menyalahkan keberuntungannya saja yang buruk.

"Tapi kalo aku ikut kamu.. bagaimana dengan rumah ayah?" Lirih Mytha sedih. Dia tidak mau meninggalkan rumah peninggalan terakhir milik ayahnya.

Cklekk!

"Ron!" Panggil Rion yang baru masuk kedalam ruangan.

"Administrasi Udah gw urus. Lo boleh pulang setelah gw sogok dokternya" kata Rion enteng. Lalu dia memandang Mytha yang sedang terdiam dengan bingung

"Lo kenapa?" Rion yang emang orangnya friendly tanpa sungkan bertanya pada Mytha

"H-hah? A-aku?" Tanya Mytha bingung

"Bukan! Noh gw tanya sama cicak dibelakang lo!" Kesal Rion. Dengan bodohnya Mytha mencari cicak yang dimaksud Rion dibelakangnya

"Lo bodoh apa gimana sih!!" Greget Rion

"Nggak lah!" Jawab Mytha kesal. Kalo dengan Rion dia tidak takut beda dengan Aron.

"Tau ah! Terang!" Ketus Rion

"Jadi lo mau pulang kapan nih?" Tanya Rion pada Aron

"Sekarang" jawab Aron

"Oke! Pulang kemana emang?" Tanya Rion bingung

"Handphone" kata Aron menodongkan tangannya kearah Rion

"LO MAU RAMPOK GW!!" Seru Rion tidak percaya

"Tck, dia minjam handphone kamu bodoh!" Balas Mytha mengatai Rion bodoh. Entah kenapa Mytha tidak suka dengan Rion karna sudah terlihat kalau Rion orangnya tengil

"Elo yang bodoh! Mana ada minjam yang modelan kek gitu!" Balas Rion dengan sinis lalu menatap Aron

"Maksud lo apa sih ron?" Tanya Rion kesal

"Pinjam.ponsel" tekan Aron. Rion menatap Mytha yang memandangnya penuh kemenangan

"Yang baik dong kalo minjam!" Sewot Rion tapi tetap memberikan ponsel miliknya. Aron tidak menghiraukannya dan mencoba menghubungi orang yang dirindukannya.



Transmigrasi ARONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang