9. Bertamu

7K 1.1K 117
                                    

"HALLOO!! MURIDKU TERCINTAHH! GURU TAMPAN KAU DATANG BERKUNJUNG NIH!" teriak Rolan didepan sebuah pintu apartemen mewah

Cklekk!

"Abang!" Seru seseorang yang membuka pintu apartemen dari dalam yaitu Luna. Kemudian Luna memeluk Aron yang sedari tadi hanya berdiri diam disebelah Rolan yang sekarang sedang cengo menatap Luna, yang bukannya memeluknya malah memeluk tembok dingin disebelahnya

"Abang Luna kangen" rengek Luna manja pada Aron. Aron terkekeh pelan melihatnya lalu mengusap lembut kepala Luna yang menatapnya dengan berbinar.

"Sama, mana suami?" Jawab Aron

"Lio ada didalam sedang masak. Ayo masuk!" Jawab Luna menarik Aron masuk kedalam apartemen.

"Bang? Seperti ada yang ketinggalan gak sih?" Tanya Luna saat mereka sudah duduk diruang tamu

"Apa?" Tanya Aron bingung

"Gatau, abang tadi kesini bawa apa atau siapa gitu?" Tanya Luna bingung

"Rolan" jawab Aron singkat

"Lah iya! Bang Rolan!" Seru Luna lalu segera berlari  Keluar apartemen menjemput Rolan yang ditinggalkan.

"Yah gitu, Lupakan saja saya.. lama-lama saya bom juga nih apart" gerutu Rolan saat melihat Luna keluar lagi, dia dengan santainya menyender ditembok dan menghirup nikotin yang dipegangnya dengan nyaman

"Ayo masuk bang.. abang ngapain masih disini? apa perlu Luna ambilin karpet biar abang bisa merokok disini dengan lebih nyaman?" Tanya Luna polos

Rolan yang sangat geram pun langsung membuang rokoknya lalu menginjaknya dengan ganas sampai jadi remahan.

"Saya sabar, jadi ntar malam carikan saya mangsa" ceplos Rolan lalu masuk kedalam apartemen Luna dengan santai tanpa menghiraukan Luna yang masih diam di pintu karna masih bingung

"Abang Rolan mau mangsa? Memangnya bang Rolan mau yang gimana?" Gumam Luna bingung lalu menutup pintu apartemen dan mengikuti Rolan yang sudah masuk kedalam

"Kamu ada masak ayam keprekk gak yang?" Tanya Luna saat melihat Lio yang sudah duduk diruang tamu bersama Aron, ada Rolan juga yang sudah bergabung

"Kamu ngidam yang?" Tanya Lio yang sekarang sudah berstatus sebagai suami Luna

"Nggak" jawab Luna bingung

"Terus buat apa?" Tanya Lio bingung

"Tadi bang Rolan mau mangsa, jadi siapa tau kamu masak ayam keprekk buat dimangsa bang Rolan" jawab Luna polos

Rolan dan Aron seketika terdiam syok mendengar jawaban Luna yang salah sambung.

"Bang Rolan mau mangsa ayam keprek?" Tanya Lio menatap Rolan bingung

'Ini juga! Sama aja!' Batin Rolan frustasi

"Saya mau mangsa Luna, bisa?" Tanya  Rolan dengan senyuman mautnya

"Yah jangan lah bang! Hanya ada satu Luna nih, gak ada serepannya" kesal Lio

"Sudah lah, capek saya ngomong sama kalian berdua!" Kata Rolan miris

"Bagaimana BM?" Tanya Aron menatap Lio dengan serius. Seketika Lio juga berubah menjadi lebih serius, begitupun dengan Luna. Tapi tidak dengan Rolan yang masih santai, karna dia tidak ada hubungannya dengan BM atau BLACK MAMBA gangster milik Aron yang sekarang dipegang oleh Luna dan Lio

"Abang serius mau aku menjadikan BM menjadi sebuah mafia?" Tanya Lio, dia masih ragu dengan permintaan Aron untuk menjadikan BM menjadi sebuah mafia.

"Kenapa?" Tanya Aron serius

"Aku masih ragu bang, aku takut gak bisa mengendalikannya" jawab Lio

"Menurut saya kau sudah bisa untuk memegang dan mengendalikan sebuah mafia, tapi jika kau masih belum percaya diri, kau bisa belajar kepada saya. Kau lihat sendiri kan hasil didikan saya seperti apa?" Kata Rolan memberi masukan lalu menatap Luna yang adalah anak didiknya dulu dan wakilnya dalam mafia sekarang

Lio menatap istrinya dan membenarkan perkataan Rolan. Rolan mampu merubah Luna yang dulunya hanya gadis polos, Lugu cengeng dan manja menjadi wanita anggun, licik dan kejam dan dewasa hanya dalam 4 tahun. Dia akui Rolan memang hebat dalam mendidik seseorang

"Gak perlu" jawab Aron dingin

"Apa maksudmu!" Seru Rolan tidak terima

"Lio sudah mampu" jawab Aron, sebenarnya Bukan itu alasan Aron. Dia hanya tidak ingin otak Lio dicemari oleh pemikiran absurd milik pshycopath gila disampingnya. Cukup Luna saja oke?

"Bang Aron benar, sayang sebenarnya kamu sudah mampu. Hanya saja kamu masih takut untuk memulai. Kamu hanya perlu keberanian untuk memulai semuanya" jelas Luna menatap Lio serius. Luna tidak bercanda, karna menurutnya Lio memang sudah mampu. Bukan Lio sebenarnya tapi Zayn, jiwa lain dari Lio yang sekarang sudah menyatu dengan jiwanya yang asli, membuat Lio bisa bersikap lebih tegas, cerdas dan kejam disaat tertentu.

Aron mengangguk membenarkan ucapan Luna begitupun Rolan yang juga setuju dan sepemikiran

"Cobalah" perintah Aron mutlak

Lio memandang semua orang diruangan dengan serius lalu perlahan menghela nafasnya lalu tatapannya menjadi lebih tegas dan tajam dari sebelumnya.

"Baik" jawabnya tegas dan dingin.
Aron tersenyum tipis melihatnya

"Kamu gak perlu takut sayang, ada aku, bang Aron, dan bang Rolan yang akan membantu kamu" kata Luna memeluk Lio dengan senang. Lio tersenyum lembut lalu mencium kening Luna dengan sayang

"Makasih sayang" jawab Lio mengusap kepala Luna dengan lembut

"Abang kembali ke Rusia" kata Aron memecah keromantisan 2L (Lio & Luna)

"Kok cepat?" Kesal Luna

"Banyak urusan" jawab Aron singkat

"Lalu kapan abang akan bilang ke mereka semua kalau abang sudah hidup kembali?" Tanya Luna penasaran

"Sampai semuanya terkendali" jawab Aron serius. Dia tidak mungkin mengaku semuanya sekarang karna bagaimanapun suasana dalam mafianya masih dalam keadaan kacau karna sebuah pengkhianatan.

Luna mengangguk mengerti lalu beralih menatap Rolan yang masih duduk dengan santai dengan menghisap rokoknya kembali. Rolan memang termasuk seorang pecandu rokok. Jadi dia selalu merokok dimana-mana kalau ada waktu luang

"Kenapa tuh mata?" Tanya Rolan menatap balik Luna

"Bang Rolan juga mau balik ke Berlin?" Tanya Luna

"Nggak, saya masih akan berada disini mencari jodoh saya, siapa tau ketemu" jawab Rolan santai

"Abang balik, kembangkan BM dan lindungi semuanya" pesan Aron lalu bangkit dari duduknya

"Baik bang" jawab Lio lalu Luna memeluk singkat abang kesayangannya itu sebelum Aron pergi gatau lagi kapan mereka akan bertemu kembali

Aron menatap mereka satu persatu lalu pergi dari sana meninggalkan Luna yang menatap sedih kepergiannya

"Bang Aron pasti bakal kembali sayang, kamu jangan sedih yah?" Bisik Lio memeluk Luna dengan lembut. Luna hanya mengangguk mengiyakan. Kalaupun bang Aron gak balik, kan dirinya bisa menyusul atau mengunjungi Aron di Rusia



Transmigrasi ARONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang