2

28.3K 1.4K 15
                                    

"Huff akhirnya beres juga". Abila menghela nafas lega sambil meregangkan tubuhnya yang terasa kaku lantaran seharian duduk mengetik laporan.

"Bila, Lala ayo cepetan, keburu acaranya di mulai." Ucap Mba Desi di pintu ruangan bersama beberapa karyawan yang akan pergi ke acara ulang tahun Bianca.

"Iya bentar Mba. Ayo Buruan Bil." Sahut Lala.

"Bentar." Abila cepat-cepat membereskan sampah bekas makanan yang ada di mejanya.

"Lala duluan aja sama yang lain. Ntar Aku nyusul". Sahut Abila sambil asik membereskan bekas kekacauan nya. Masih terlihat beberapa bungkus makanan yang belum di buang.

"Ya sudah kalau gitu. Kita duluan yah Bil". Ucap Lala sambil berjalan kearah Mba Desi dengan yang lain. Abila hanya mengangguk sebagai respon dan melanjutkan acara beberesnya.

Tidak lama kemudian meja kerja Abila terlihat bersih. "Akhirnya beres juga". Ucap Abila sambil menatap bangga meja kerjanya.

Abila berjalan keluar ruangan, memasuki Lift dan menekan tombol lantai dasar. Pintu lift terbuka menandakan Abila sudah sampai. Baru saja akan berjalan keluar, tubuh Abila terdorong kencang saat seseorang menabraknya dari samping. Untung saja keseimbangan tubuh Abila Bagus, Kalau tidak? Mungkin ia sudah nyusruk mencium dinginnya lantai.

Sang Pelaku penabrakan hanya melihat Abila sekilas tanpa ada niatan untuk membantu atau mengucapkan maaf. Abila yang melihat tingkah kurang ajar orang yang menabraknya lantas mendengus kesal.

"Ish itu orang songong banget sih. Bukannya minta maaf malah langsung pergi. Dasar tidak punya sopan santun!." Sungut Abila kesal sambil menatap sinis ke depan melihat punggung orang yang sudah menabraknya dengan sinis.

"Zaman sekarang Orang-orang sudah tidak punya akhlak. Ckck sungguh miris". Gumam Abila sambil menghentakkan kakinya kesal.

Tuk

Abila melihat ke bawah saat kakinya tidak sengaja menendang sesuatu. Keningnya mengernyit saat melihat benda di atas lantai.

"Eh ini kok kayak kunci mobil sih? Punya siapa ya?". Monolog Abila sambil membolak-balik kunci mobil yang ia temukan.

"Apa jangan-jangan ini kunci mobil orang yang tadi"

Lantas Abila berlari kencang untuk mengejar langkah si Penabrak yang sudah lumayan jauh di depannya.

"PAKK... HEII PAKKK... PAK BERHENTI"

"Ish itu cowo budek kali yah. Di panggil ga nyaut-nyaut." Gumam Abila sambil mempercepat larinya.

"PAK HEY."

Grep

Abila berhasil mencekal tangan kiri si Penabrak. Nafasnya terlihat memburu karena habis berlari. Ia mendongak untuk melihat wajah si Penabrak. Abila tertegun, mengedipkan kedua matanya cepat saat melihat wajah elok Pria di depannya ini. Abila menepuk pipinya untuk mengembalikan akal sehatnya.

"Pak ini kunci mobil Bapak bukan? Kalau ia, tadi kuncinya jatuh di sana". Ucap Abila sambil memberikan kunci mobil ke tangan si penabrak. Tanpa mau mendengar balasan, Abila buru-buru pergi karena tidak ingin membuat para rekan kerjanya menunggu lama.

Pria itu tertegun sambil menatap telapak tangannya yang di pegang Abila. Tatapannya beralih melihat sosok Abila yang mulai menghilang.

***

Terlihat Sosok Pria dengan wajah rupawan sedang duduk di kursi kebesarannya. Ia tengah menekan pangkal hidung tanda kalau pikirannya sedang kacau.

Tok.. Tok.. Tok..

Hipoterlove [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang