"Enghh." Desah tertahan Abila saat menikmati cumbuan Azka di bibirnya.
Azka tersenyum di sela-sela pangutannya. Rontaan Abila sudah berhenti, seperti nya Abila sudah terbuai dengan rangsangan cumbuan yang membuatnya melayang.
Melihat itu Azka semakin berani bertindak lebih dengan mulai mengecup dan menjilati leher Abila.
"Shhh enghh pelan." Pekik Abila sembari mendesah saat Azka dengan sengaja menghisap kuat area lehernya. Area sensitif!
Azka menyingkap baju yang Abila kenakan. Matanya langsung di suguhi buah dada Abila yang terbungkus bra berwarna Coklat. Terlihat menggiurkan. Dan menantang.
Melihat itu Azka tak tahan, ia jadi gemas!, tangannya langsung meremas payudara Abila membuat sang empu mendesah merasakan sensasi baru yang sulit di jelaskan.
"Apa yang kau lakukan enghh."
Abila merasa akal sehatnya sedikit kembali. Tapi entah kenapa tubuhnya seakan pasrah, menunggu apa yang akan di lakukan Azka selanjutnya. Ia tidak munafik kalau perlakuan Azka saat memainkan tubuhnya terasa nikmat. Seumur hidupnya baru kali ini ia merasakan perasaan enak dan mendebarkan secara bersamaan. Menanti apa yang akan terjadi selanjutnya.
Azka melepas kaitan Bra Abila, ia segera memasukkan salah satu puting itu kedalam mulutnya sedangkan satu tangannya yang lain aktif meremas.
"Enghh ahhh"
"Pelanhh." Desah Abila saat merasakan sensasi geli dan linu saat Azka menjilat dan menyedot putingnya.
Abila meremas belakang kepala Azka. Menekan kepala Azka semakin terbenam di payudara nya secara tidak sadar.
Azka tersenyum, dengan semangat ia memanjakan kedua payudara Abila dengan adil. Ia bergantian menjilat dan melumat puting indah itu.
Tubuh Abila mengejang, merasakan rasa asing yang menggertak di dalam tubuhnya. Nafasnya semakin tersenggal. Kedua pahanya bergerak gelisah saat merasakan cairan hangat yang mulai merembes keluar.
Azka tidak bodoh untuk mengetahui respon tubuh Abila. Perempuan di dekapannya ini sedang terangsang berat. Terlihat dari peluh dan getaran tubuhnya. Erangan juga semakin sering terdengar saat ia memanjakan kedua puting itu.
"Ahh hisap terushh." Desahnya saat Azka mejilat sekeliling puting nya, membuat puncak putingnya terasa gatal ingin ikut di manjakan.
"Shh jangan di gigit uhhh." Ucap Abila ngilu, merasakan gigi Azka yang mengenai putingnya.
Slurp
"Ashhh ahh." Desah Abila keras, kepalanya terasa pusing merasakan rasa nikmat.
Azka memangut bibir Abila. Lidah nya saling melilit. Kedua tangannya aktif meremas dan memilin payudara Abila.
Tubuh Abila bergetar. Kakinya bergerak gelisah. Pahanya saling menggesek. Saat merasakan rasa geli di bawahnya karena rangsangan tangan Azka di payudara nya.
Abila memekik, tubuhnya mengejang saat pelepasan ia rasakan. Tubuhnya bergetar hebat merasakan sensasi baru yang sangat nikmat tapi membuat tubuhnya lelah. Abila mencapai puncaknya. Celana yang Abila kenakan terlihat basah di bagian intinya.
Azka tersenyum melihat semua itu. Tangannya dengan sayang mengelap peluh di dahi Abila. Bohong kalau saat ini ia tidak tergoda untuk memperawani Abila. Tapi ia tidak ingin berbuat terlalu jauh.
Azka mengecup dahi Abila. Sedangkan Abila memilih untuk memejamkan matanya. Abila masih merasa lemas akibat kegiatan mereka barusan. Pipinya memerah saat mengingat kejadian tadi. Ia merutuk di dalam hati kenapa ia dengan mudah mengikuti permainan Azka? Meskipun ia juga mengakui kalau permainan Azka sangat membuat nya nikmat.
Azka mengangkat tubuh Abila. Ia membawa Abila kedalam kamar. Jantung Abila berdegup kencang saat merasakan dadanya yang telanjang bersentuhan secara langsung dengan dada Azka. Meskipun terhalang pakaian yang Azka kenakan. Tapi tetap saja putingnya merasa aneh saat bergesekan secara tidak sengaja dengan kain baju Azka.
Azka merebahkan tubuh Abila di atas ranjang. Ia menyelimuti seluruh tubuh Abila, kecuali bagian kepalanya.
"Istirahat lah"
Azka tersenyum tulus. Setelah itu ia berjalan kearah kamar mandi untuk menyelesaikan urusannya yang belum tuntas. Bagian selatan tubuhnya sedari tadi berdenyut ngilu, memberontak meminta untuk di lepaskan. Menginginkan kehangatan untuk membuatnya sampai.
Abila menjerit tertahan setelah melihat tubuh Azka yang hilang di dalam kamar mandi. Ia menggigit selimutnya keras untuk menahan suara jeritan yang akan keluar. Wajahnya memerah saat bayangan kegiatan tadi membayang di benaknya seperti kaset rusak yang tidak mau berhenti.
"Kau bodoh Abila. Kenapa tubuhmu sangat gampangan!." Maki Abila kepada dirinya sendiri.
"Untung saja kehormatan ku tidak hilang, kalau sampai itu terjadi. Apa yang harus aku katakan nanti kepada suami masa depanku?."
"Aghh kenapa bayang-bayang kejadian tadi tidak mau hilang sih!."
Saking gemasnya karena salah tingkah Abila menendang brutal selimut yang ia kenakan. Tingkahnya terlihat seperti anak kecil yang sedang marah karena tidak di berikan mainan. Abila lantas membungkus semua tubuhnya menggunakan selimut.
Azka yang baru saja keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk kecil yang melilit pinggangnya. Mengeryit bingung melihat tingkah aneh Abila, sungguh terlihat menggemaskan. Seluruh tubuh Abila terbungkus selimut seperti guling.
Azka terkekeh gemas. Ia berjalan kearah lemari untuk mengambil pakaiannya. Karena terburu-buru, tadi ia lupa tidak membawa pakaian ganti. Untung saja ada handuk kecil yang berguna untuk menutupi bagian pribadi.
Jujur saja, Azka tidak keberatan kalau keluar kamar mandi dengan tubuh telanjang. Hanya saja ia tidak ingin membuat Abila menjerit histeris saat melihat sesuatu yang menggantung di selangkangan nya.
Sekenario terburuk bisa saja karena rasa terkejut Abila melempar kan pas bunga yang ada di atas nakas kearah adiknya. Membuat Adiknya terluka. Azka begidik ngeri membayangkan itu semua. Ia masih ingin merasakan nikmatnya surga dunia dengan kebanggaan nya, yang akan memberikan semprotan cebong yang nantinya berubah menjadi cikal bakal anaknya kelak.
Setelah selesai berpakaian, Azka menepuk gumpalan selimut yang ada di atas ranjangnya. "Kamu bisa mandi. Aku akan memesan makanan untuk kita." Ucap Azka dan di tanggapi anggukan Abila di dalam selimut.
Azka menggigit bibir bawahnya menahan rasa gemas. Ia berjalan keluar kamar memberikan Abila privasi. Ia tahu kalau saat ini perempuan itu sedang malu karena kegiatan intim mereka tadi meskipun tidak sampai inti.
Azka mengaktifkan ponselnya. Ia menekan aplikasi makanan pesan antar untuk memesan makanan cepat saji. Salahnya karena menganggu kegiatan memasak Abila mengakibatkan makanannya tidak selesai. Tapi mau bagaimana lagi, otaknya tidak bisa di ajak kerjasama.
Toh ujungnya ia merasa puas karena bisa mencicipi payudara Abila yang terasa nikmat dan membuat nya gemas untuk selalu meremas nya.
Azka menggelengkan kepala mencoba mengusir pikiran kotornya. Ia tidak ingin mandi 2 kali. Untung saja yang di bawah sana tidak terbangun.
Sambil menunggu pesanannya datang. Azka memilih mengecek beberapa email yang masuk. Kerjaannya akhir-akhir ini cukup sibuk apalagi ada proyek baru yang sedang ia kerjakan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Hipoterlove [END]
RomanceDON'T COPY MY STORY!!! [Sebelum baca Follow terlebih dahulu akun wpku] Dia Abila Zetana gadis berperawakan mungil yang memiliki nafsu makan besar atau sering di sebut rakus. Abila gadis polos Keras kepala. Moto hidupnya "Selagi bisa makan maka tidak...