Azka duduk di atas ranjangnya. Entah kenapa ia malah senang dengan kehadiran Abila di rumahnya, dengan kedatangan perempuan cerewet seperti Abila membuat rumahnya berwarna. Padahal belum sehari Abila berada di sini. Dan anehnya ia bukan tipe orang yang suka kawasannya di masuki oleh sembarang orang. Tapi untuk Abila ia merasa tidak masalah.
Setelah memberitahu letak Kamar Abila, Azka langsung mandi dan berganti pakaian yang lebih nyaman untuk di gunakan di rumah. Saat sedang asik duduk sambil membaca email. Tiba-tiba terdengar suara ketukan yang sahutan yang membuat konsentrasi Azka teralihkan.
Azka beranjak dan membuka pintu. Pandangan nya langsung di suguhkan muka Abila yang melotot terdiam. Kenapa dengan gadis di depannya.
"Ada apa?". Tanya Azka membuat Abila mengerjap.
"Em.. anu... Itu pak".
Kening Azka mengkerut melihat ucapan gagap gadis di depannya.
"Anu? Anu apa? Bicara yang jelas". Ucap Azka gemas. Kenapa Abila bersikap aneh. Dan apa arti kalimat 'anu' yang Abila ucapkan. Kalimat itu bersifat ambigu. Jangan sampai Anu yang Abila maksud sama dengan Anu yang ia pikirkan. Kalau benar ia tidak akan menolak. Ayolah men ia lelaki normal yang kadang otak mesumnya bekerja tidak tahu waktu.
"Anu itu maksudnya, bapak mau makan siang bareng? saya juga mau tanya, Boleh tidak pakai dapur bapak untuk memasak".
Mendengar ucapan Abila diam-diam Azka kecewa. Ia kira akan mendapatkan sebuah vitamin plus hari ini. Secara tidak sadar keningnya mengkerut merefleksikan dirinya yang sedikit kecewa. Ingat hanya sedikit. Ia juga sedikit sebal dengan Abila yang menggunakan bahasa formal ayolah ia belum setua itu dan ia tidak gila kuasa. Dan anehnya kenapa saat berdekatan dengan perempuan di depannya ini otaknya selalu berfikir yang iya-iya. Padahal ia bukan tipe orang yang gampang terpancing oleh godaan lawan jenis.
"Kan Aku sudah bilang di luar kantor jangan terlalu bersikap formal. Anggap saja Aku temanmu".
Azka tidak salah kan kalau ia menyuruh Abila untuk menganggap nya teman? Toh mulai dari sekarang dan seterusnya ia akan selalu bertemu Abila. Apalagi Abila di sini bekerja untuk membuat nya tidur nyaman.
"Maaf pak, sa-aku masih belum terbiasa". Ucap Abila meminta maaf.
Azka mengangguk menerima alasan Abila. Oh iya ia jadi ingat tadi Abila membicarakan makan siang. "Di kulkas ada beberapa bahan mentah. Kamu bisa mengolahnya kalau mau. Kalau tidak pesan saja fast food. Saya juga nitip kalau kamu pesan makanan". Ucap Azka
"Aku izin pakai dapurnya pak. Kalau sudah selesai nanti aku panggil".
"Silahkan".
Karena di rasa tidak ada lagi percakapan Azka langsung memasuki kamar. Ia harus menyelesaikan mengecek email yang masuk.
Suara deringan ponsel terdengar saat Azka mendudukkan diri di sofa yang berada di kamar.
Di ambil Ponsel yang letaknya tidak jauh dari posisinya. Di layar terlihat adanya sebuah panggilan Video yang masuk dari sang ibu.
"Hallo mom". Sapa Azka saat mengangkat panggilan video.
"Hai son. Mom kangen sama kamu. Gimana keadaan kamu? Kamu ga lupa kan buat check up minggu ini?".
Azka meringis melihat wajah Ibunya yang terlihat cemas apalagi dengan pertanyaan yang beruntun.
"Mom nanyanya satu-satu, Azka baik-baik aja, kemarin sudah cek up Dilan juga bilang kondisi Azka stabil jadi mom ga perlu khawatir. And I miss you very much mom."
Terdengar suara ketawa di sebrang telpon, "maaf-maaf abisnya Mom khawatir. Bagus lah kalau kamu baik-baik saja. Oh iya im so sorry son Mom sama Dad belum bisa pulang untuk 2 bulan kedepan. Dad said the work isn't done here yet it's getting busier. Mom Aja gemes lihat Dad yang selingkuh sama kerjaanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hipoterlove [END]
RomanceDON'T COPY MY STORY!!! [Sebelum baca Follow terlebih dahulu akun wpku] Dia Abila Zetana gadis berperawakan mungil yang memiliki nafsu makan besar atau sering di sebut rakus. Abila gadis polos Keras kepala. Moto hidupnya "Selagi bisa makan maka tidak...