3

28.4K 1.2K 21
                                    

Hingar bingar suasana malam menjadi teman yang cocok saat melangsungkan pesta. Musik mengalun indah di sebuah ruangan yang penuh dengan lautan manusia yang asik dengan kegiatan nya masing-masing.

"Pestanya seru banget La. Ga salah Bila ikut kesini". Ucap Abila sambil asik memasukkan makanan ke dalam piringnya.

"Iya Bil. Seru banget asli. Di tambah kita bisa cuci mata liat para cogan dari divisi sebelah. Huaaa nikmat tuhan mana yang telah engkau dustakan". Ucap Lala sambil senyum mesem membayangkan wajah cogan yang ia lihat.

Abila menggelengkan kepala melihat tingkah lebay Lala. "Kebiasaan, Kalau liat Cogan mata kamu pasti berubah jadi ijo kayak liat money." Ucap Abila dengan kekehan gelinya.

"Bener Bil. Si Lala kalau ketemu cogan kayak nemu uang segepok. Lebay nya minta ampun." Celetuk Mba Desi sambil bertos ria bersama Abila

Lala hanya mendengus kesal melihat tingkah menyebalkan Abila dan Mba Desi. "Tapi benarkan? Wajah mereka tuh ganteng-ganteng tau." Ucap Lala tak mau kalah.

Mba Desi meminum minumannya. "Iya Mba akuin mereka ganteng. Tapi Mba lebih suka sama dekorasi restorannya. Gila mewah abis dekorasinya, Mba aja sampe di buat kagum. Kayaknya Bu Bianca ngeluarin budget besar deh buat bikin pesta ini." Ucap Mba Desi sambil melihat area sekelilingnya. Memang Bu Bianca ga tanggung-tanggung jika bikin pesta.

"Iya bener tuh Mba. Bu Bianca kayak ngadain pernikahan bukan pesta ulang tahun. Mana tadi gaunnya Bu Bianca mewah lagi. Gaunnya terbuka dan pas di tubuh Bu Bianca bikin laki-laki di pesta melongo." Sahut Lala membenarkan ucapan Mba Desi.

"Bener La Mba setuju. Mba aja pangling liat body Bu Bianca yang proforsional. Tapi kayaknya dari tadi muka Bu Bianca di tekuk mulu. Kenapa ya La?." Tanya Mba Desi sambil melihat raut wajah Bu Bianca yang terlihat murung, meskipun banyak tamu yang hadir dengan berbagai macam kado.

"Ish si Mba kayak gak tau aja. Kan Bu Bianca tuh naksir berat sama Pak Bos besar. Nah pas tau si Pak Bos gak dateng ke acaranya pasti Bu Bianca kesel Mba." Jawab Lala dan di angguki Mba Desi. Sementara Abila asik memakan makanannya.

"Tapi Aku lebih tercengang sama makanan yang ada di pesta. Gila aja saking banyaknya sampe bingung mau makan yang mana dulu, pas liat deretan makanan yang tersedia di pesta banyak banget. Mana rasanya enak semua. Kan bikin pusing buat milihnya". Celetuk Abila dengan mata berbinar terang.

"Yakin bingung? Masa orang bingung segala macam makanan di ambil. Bila mah kebiasaan kalau nemu makanan suka lupa daratan." Sahut Mba Desi sambil melihat tumpukan piring di depan Abila yang lebih dari 8 jenis makanan.

"Ih mba. Aku tuh saking bingungnya mau pilih yang mana. Jadinya ambil semua. Biar makanannya gak pada iri. Saking banyaknya Aku sampe kenyang Mba." Ucap Abila sambil mengelus perut ratanya.

"Dasar foodie." Celutuk Lala bersama Mba Desi bareng. Mereka geleng-geleng kepala melihat tingkah Abila. Sedangkan Abila hanya cengengesan dan melanjutkan makanannya.

"Tadikan kalian ngomongin Bu Bianca yang naksir Pak Bos besar. Memangnya muka Pak Bos kayak gimana? Ganteng ga? Atau masih gantengan Chanyeol Exo?." Celutuk Abila.

Lala mengerjap mendengar ucapan Abila. Dalam benaknya Lala berdecak miris. Berpikir Abila selama ini hidup di mana, sampai tidak tahu wajah atasannya sendiri. Masa hampir 7 bulan kerja di Adinata tapi tidak tahu muka Bos sendiri. Itu namanya pegawai yang tidak patut di contoh.

"Bila... Bila. Masa lo ga tau komuknya Pak Bos kaya gimana. Keterlaluan amat jadi kacung sampai ga tau wajah majikan sendiri." Celutuk Lala tak habis pikir.

Abila mempoutkan bibirnya sebal. "Ya kan Aku itu belum pernah ketemu secara langsung sama Pak Bos. Ya wajar kalau ga tau muka nya." Ucap Abila membela diri.

Hipoterlove [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang