Prolog

255 34 2
                                    

Jam tangan Yeri telah menunjukkan pukul sebelas malam dan gadis itu masih betah duduk dibangku taman belakang rumahnya untuk melihat bintang-bintang yang menghiasi langit malam ini. Lantunan lagu Welcome to my life dari Simple Plan menemaninya menghabiskan malam itu. 

Setelah kepergian Mamanya, sekarang Papanya juga pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya. Meskipun Yeri sangat membenci Papanya karena lebih memilih menikah lagi dengan tante tidak tau diri itu dan memisahkannya dengan Kak Doyoung, dia tetap merasakan sedih saat mendengar berita kepergian Papanya. Dan itu menorehkan luka yang cukup dalam untuknya, kehilangan adalah hal yang paling gadis itu benci dan sekarang dia mengalaminya. 

Semakin banyak kehilangan yang Yeri rasakan maka semakin besar rasa ingin Yeri untuk menjauh dari orang-orang baru, hal itu ia lakukan agar ia tidak perlu merasakan terlalu banyak pahitnya kehilangan. Sebab semakin banyak yang ia genggam, itu artinya semakin banyak yang harus ia lepaskan nanti. Karena itulah Yeri bertekad hanya akan menggenggam yang telah ia miliki saat ini dan menjaganya dengan baik.

"Kakak yakin kamu nggak mau balik tinggal dengan nenek kan?"

Yeri sontak menolehkan kepalanya setelah mendengar suara itu dan ia menemukan Doyoung yang ternyata telah berdiri tepat di sebelahnya. Doyoung adalah salah satu orang berharga yang tersisa dihidup Yeri selain neneknya. Berbeda dengan Doyoung yang lebih bersikap tegar menerima semua ini, Yeri masih tenggelam dalam rasa sedih setelah kepergian kedua orang tuanya. 

Dan tepat setelah Yeri melihat Doyoung, lelaki itu menyodorkannya satu gelas susu putih hangat dengan senyuman manis yang terpatri diwajah tampan lelaki itu. Doyoung pun mulai meminum susu cokelat miliknya setelah Yeri menerima gelas tersebut. Ternyata lelaki itu masih ingat kalau Yeri tidak menyukai rasa cokelat.

Yeri pun segera menganggukkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Doyoung dan mematikan musiknya. Tinggal bersama nenek adalah hal yang tidak Yeri inginkan, bukan karena gadis itu tidak menyukai neneknya tapi ia tidak ingin hidup terkekang dengan banyak aturan yang harus ia patuhi. 

Setelah Mama dan Papa mereka berpisah, Yeri dan Mamanya tinggal bersama nenek sedangkan  Doyoung tinggal bersama dengan papa dan ibu tirinya. Saat tinggal bersama nenek, terlalu banyak aturan yang diterapkan dalam hidup Yeri dan itu sedikit membuatnya merasa sesak karena ruang gerak yang terbatas. 

"Kamu mau kan tinggal sama Tante Yoona untuk sementara waktu sampai kakak bisa benar-benar mengurus perusahaan papa dengan baik?" Tanya Doyoung sambil menatap manik mata Yeri.

Hening. 

Nggak ada yang bersuara lagi diantara mereka berdua setelah Doyoung melontarkan pertanyaan itu. Yeri menghembuskan napasnya dengan kasar dan memalingkan mukanya ke sembarang arah asalkan bukan menghadap kakaknya.

Yeri berharap bisa tinggal kembali bersama dengan Kak Doyoung setelah sekian lama mereka terpisah, apalagi Doyoung sekarang akan tinggal sendiri di rumah semenjak kepergian Papa mereka. Tapi lelaki itu sekarang malah menyuruhnya tinggal dengan tante yang bahkan Yeri nggak tau itu siapa. 

Oh iya Papa mereka telah menceraikan tante nggak tau diri itu tiga bulan yang lalu setelah wanita itu ketahuan memanipulasi data kantor perusahaan. Dasar wanita tamak yang nggak tau diri!! Bahkan seminggu yang lalu wanita itu datang kembali untuk mengacaukan upacara pemakaman papa mereka dengan mempeributkan masalah harta gono gini. Wanita yang memalukan!!

Kini berbagai macam pertanyaan muncul dalam benak Yeri, apakah bagi Doyoung perusahaan lebih penting dibandingkan dengan dirinya? Kenapa dia lebih memilih untuk mengurus perusahaan daripada mengurusnya? Apakah Yeri hanya beban baginya? Yeri nggak mau berpisah dari Doyoung tapi kenapa Doyoung malah sebaliknya? Apakah ini ada hubungannya dengan tante gila itu?

"Jangan berpikiran macam-macam. Kakak tentunya lebih sayang sama kamu dibandingkan dengan perusahaan, tapi setelah papa pergi meninggalkan kita maka perusahaan menjadi tanggung jawab kakak dan kakak harus mengurusnya sebelum hal yang tidak diinginkan terjadi. Dan setelah pertemuan Kakak dengan Om Donghae sama Tante Yoona kemaren, Tante Yoona meminta kakak untuk mengizinkan dia mengajak kamu tinggal bersamanya sampai urusan kakak selesai dan dia akan sangat senang jika kamu menerima tawarannya." Ucap Doyoung panjang lebar.

eh Kak Doyoung cenayang? 

Yeri sedikit kaget saat mendengar penjelasan dari Doyoung, bagaimana lelaki itu bisa tau apa yang sedang ia pikirkan? Tapi kalau memang Doyoung tahu apa yang ia pikirkan, harusnya lelaki itu tau kalau Yeri sangat tidak ingin bertemu dengan orang baru.

"Aku nggak mau bertemu dengan orang baru dan aku bisa mengurus diriku sendiri dengan baik. Lagian kalau aku tinggal dengan Kak Doy kan aku bisa mengurus kakak juga!!" Teriak Yeri sembari menatap Doyoung dengan tatapan marah.

Lelaki dengan surai hitam itu meletakkan gelas berisi susu coklatnya disamping bangku tempat duduk Yeri setelah mendengar teriakkan gadis itu, Doyoung menghembuskan napasnya dan mengacak rambutnya dengan kasar. Setelah itu dia berlutut tepat di depan Yeri dan memegang kedua tangan gadis itu. "Myemim sayang sama kakak kan?"

Ini adalah pertanyaan yang paling Yeri benci. Lelaki itu benar-benar tau bagaimana cara menjinakkannya dan Yeri benci itu. 

"Iya, aku sayang kakak. Karena itu aku mau tinggal sama ka-"

"Kalau Myemim sayang sama kakak, berarti Myemim harus turutin permintaan kakak ya. Tolong tinggal sama Tante Yoona untuk sementara waktu sampai kakak menjemput kamu pulang." Ujarnya dengan tatapan memelas

Shit. Udah Yeri duga bakalan gini.

Kalau sudah seperti ini maka yang bisa Yeri lakukan adalah menuruti keinginan Doyoung. Pertanyaan itu, panggilan itu dan tatapan memelas dari Doyoung adalah kelemahan terbesarnya, dia pasti akan luluh saat Doyoung melakukan itu. Yeri nggak akan bisa menolak apapun yang Doyoung inginkan kalau Doyoung sudah melakukan itu dan sialnya lelaki itu tau tentang hal itu. Yeri pun menganggukkan kepalanya dengan terpaksa. 

"Oke kalau gitu besok kamu kakak antar kesana. Terima kasih myemimku." kata Doyoung sembari tersenyum manis. 

Senyuman manis milik Doyoung terasa sangat menawan dan seandainya Doyoung bukan kakaknya mungkin sekarang Yeri telah jatuh cinta dengan lelaki itu.

Doyoung pun berdiri dari posisi berlututnya tadi dan mengambil gelas miliknya dengan senyum manis yang masih terpatri di wajahnya. Lalu Doyoung menepuk kepala Yeri beberapa kali sebelum akhirnya mengajak Yeri untuk masuk ke dalam rumah. "Ayo masuk, udah malam."


*****

Halo
Ini adalah cerita pertama yang aku publish
Semoga kalian menyukainya yaa
Jangan lupa vote dan komen✨

Cookies CokelatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang