Bab 3

117 25 2
                                    

Rumah Yoona terletak di perumahan yang sangat strategis bagi para pelajar. Perumahan tersebut terletak persis di daerah yang terdapat universitas bahkan sekolah, jadi wajar saja jika Yoona memanfaatkan lahan kosong di sebelah rumahnya dan mengubahnya menjadi sebuah kos-kosan yang dihuni oleh mahasiswa dan pelajar dari kota lain.

Yeri memandangi satu per satu setiap hal yang ia temukan dalam perjalanan menuju kampus, mulai dari rumah-rumah yang berbeda warna hingga orang-orang yang sedang bersiap-siap untuk memulai aktivitas mereka. Udara pagi di daerah perumahan ini terasa sangat sejuk karena di sepanjang jalannya terdapat pohon tinggi yang rindang. Daerah perumahan ini sangat berbeda dengan tempat tinggalnya dulu saat masih di rumah nenek. Rumah neneknya terletak cukup jauh dari pusat kota dan cukup sepi karena kebanyakan yang tinggal di sana adalah karyawan kantoran yang selalu pergi sebelum matahari terbit dan pulang setelah matahari tenggelam.

Dengan bermodalkan google maps yang ada di ponsel genggam miliknya, pagi tadi sebelum berangkat Yeri pun memutuskan untuk berjalan kaki ke kampusnya mumpung masih ada waktu dua jam sebelum kelas pertama dimulai. Namun sepertinya itu keputusan yang salah, karena sudah hampir setengah jam ia berjalan mengitari jalanan ini sesuai intruksi dari gps tapi sampai sekarang dia masih belum menemukan jalan keluar dari perumahan itu.

Perutnya kini mulai terasa lapar akibat melewatkan sarapan tadi pagi, untung saja Yoona telah memberikannya bekal jadi setidaknya ia bisa memakan bekal itu sekarang. Yeri pun mulai mendekati salah satu bangku yang berada tidak jauh darinya.

Yeri mulai membuka kotak bekal yang Yoona berikan tadi, ternyata isinya nasi goreng dengan telor mata sapi. Yeri tersenyum kecil, perhatian yang Yoona berikan kepadanya selalu membuatnya teringat dengan mamanya. Padahal ia belum tinggal sampai satu hari di sana tapi Yoona telah memperlakukannya layaknya anak sendiri.

Saat Yeri ingin mulai menikmati bekal tersebut, ia mendengar suara deru motor yang berhenti tepat di depan bangkunya. Karena penasaran dengan pemilik motor tersebut, Yeri pun melirik sebentar ke arah pemilik tersebut dan menemukan Mark yang sedang tersenyum lebar ke arahnya.

"Oy, bukannya lu udah berangkat dari tadi? kok masih disini?" Tanya Mark heran. Seingatnya Yeri sudah berangkat cukup lama, tapi sekarang dia malah menemukan gadis itu sedang duduk di salah satu bangku di pinggir jalan.

Yeri mengalihkan perhatiannya dari kotak bekal tersebut dan menoleh ke arah Mark yang kini telah duduk di sampingnya.

"Gue tersesat." Jawab Yeri singkat.

"Makanya nanya sama gue atau nggak berangkat bareng gue aja. Jangan gengsi, jadinya tersesat kan lu. Nanti berangkat bareng gue, gue antar sampai depan kelas lu kalau perlu."

Gadis itu tidak memperdulikan perkataan Mark, karena yang ia inginkan saat ini adalah memakan bekalnya. Dan saat ia ingin menyendokkan nasi tersebut ke dalam mulutnya, tiba-tiba Mark menanyakan hal yang menurutnya sangat tidak penting. Untuk apa lelaki itu menanyakan sesuatu yang jawabannya sudah diketahui? buang-buang waktu.

"Eh lu disini ngapain Yer? mau makan?" Tanya Mark.

"Ya emang menurut lu gue keliatannya lagi mau ngapain? mau mandi gitu?!!" Jawab Yeri kesal.

Padahal sudah jelas-jelas Yeri sekarang sedang memangku kotak bekal makanan diatas pahanya dan memegang sendok yang berisikan nasi goreng, tapi masih saja lelaki itu menanyakan apakah dia mau makan? basa basi yang terlalu basi.

Mark segera menggelengkan kepalanya.

"Kali aja kan mau nga-"

"Diam, gue mau makan." Ucap Yeri sembari menyuapi Mark nasi goreng buatan Yoona yang ingin ia makan tadi ke dalam mulut Mark agar lelaki itu berhenti berbicara. Lalu Yeri mulai menikmati makanannya yang tadi sempat tertunda karena Mark yang terus mengajaknya berbicara.

Cookies CokelatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang