Bab 5

104 20 6
                                    

Ada beberapa kebiasaan yang nggak boleh Yeri tinggalkan meskipun sekarang udah tinggal di rumah Yoona, salah satunya adalah lari pagi di setiap hari minggu yang udah dia lakuin hampir dua tahun belakangan ini. Menurut penelitian yang pernah ia baca, lari pagi atau lebih tepatnya
olahraga akan dapat mengurangi stress, hal ini dikarenakan olahraga dapat merangsang feel good hormone yaitu endorphin, hormon ini akan memberikan rasa tenang, melepaskan ketegangan, dan mengurangi rasa sakit. Karena itulah Yeri selalu menyempatkan untuk lari pagi setiap hari minggu untuk menyegarkan pikirannya dan itu terbukti berhasil.

Tepat pada jam setengah enam pagi gadis itu telah bersiap-siap untuk lari pagi. Ia bahkan sudah menyusun rute yang akan ia lalui hari ini dari malam sebelumnya, dimulai dari berlari mengelilingi kompleks perumahan sebanyak satu kali dan kemudian berakhir sarapan bubur di dekat gerbang masuk perumahan.

Suasana pagi itu cukup tentram serta terasa sejuk dan damai. Belum terlalu banyak orang yang berolahraga ataupun melakukan aktifitas hariannya sehingga udara masih terasa segar, dan cahaya dari matahari yang terbit mulai menggantikan peran dari lampu teras di setiap rumah untuk menerangi jalanan yang akan ia lewati. 

Setelah selesai berlari mengelilingi kompleks perumahan, Yeri berjalan santai menuju tempat penjual bubur ayam dekat gerbang masuk perumahan. Berdasarkan gosip yang nggak sengaja ia dengar dari anak kosan, bubur ayam tersebut termasuk salah satu bubur ayam terenak yang harus dicoba setidaknya sekali dalam seumur hidup. Nggak hanya itu aja, harganya pun cukup terjangkau untuk kalangan anak kosan.

"Mang, saya pesan bubur ayamnya dua sama satu teh hangat. Yang satu buburnya makan disini terus yang satu lagi dibungkus."

"Oke mbak, duduk dulu ya entar pesanannya saya antar."

Gadis itu pun mengangguk dan mulai mencari kursi kosong yang jauh dari keramaian untuk ia tempati, dan tak perlu menunggu waktu lama karena Mang Ujang segera mengantar pesanannya tadi.

Saat sedang menyantap makanannya dengan tenang, tiba-tiba kegiatannya tersebut harus terganggu oleh kedatangan seorang lelaki dengan wajah yang cukup familiar.

"Kursinya kosong nggak? gue duduk di sini ya? Udah rame, nggak ada yang kosong lagi kursinya," ujar lelaki yang berdiri di depan mejanya.

Yeri menatap lelaki itu sejenak lalu mengedarkan pandangannya menyelusuri semua tempat duduk di tukang bubur tersebut. Setelah yakin kalau ucapan lelaki di depannya ini benar, Yeri pun menganggukkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan lelaki itu.

Sebenarnya Yeri sangat ingin menolak permintaan lelaki itu, tapi mengingat kondisi yang ramai dan sudah tidak ada lagi tempat yang kosong maka ia dengan sangat terpaksa harus menyetujui permintaan tersebut.

"Gila, jam segini aja udah rame. Untung kursi depan lu masih kosong, jadi gue masih kebagian tempat duduk. Eh lu cewek yang tinggal di rumah Bunda Yoona kan? Yang waktu itu mukulin Mark? Nggak nyangka gue kita bisa ketemu lagi," kata lelaki itu yang kini telah duduk di depannya.

Belum ada satu menit tapi lelaki itu sudah berbicara panjang lebar.

"Hmm, tak kenal maka tak sayang. Oleh karena itu mari kita kenalan yuk sayang. Kenalin nama gue Lucas atau bisa juga dipanggil sayang," lanjutnya sambil mengulurkan tangan dan menaik-turunkan kedua alisnya.

Yeri hanya menatap malas uluran tangan tersebut dan kembali melanjutkan acara sarapan buburnya yang sempat tertunda karena kedatangan lelaki itu.

"Sombong amat mbak. Jarang-jarang loh gue yang memperkenalkan diri duluan, biasanya cewek duluan yang ngantri buat kenalan sama gue," ujar Lucas sembari menarik kembali uluran tangannya. "Ya biasalah namanya juga orang ganteng, pasti banyak fans hahaha."

Cookies CokelatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang