Bab 8

96 20 3
                                    

Sudah empat hari Yeri dirawat di rumah sakit karena sakit tipes yang dideritanya dan itu artinya sudah terhitung empat hari juga Mark bolak-balik ke rumah sakit untuk menjaganya. Doyoung sudah meminta Mark untuk sedikit mengurangi intensitasnya ke rumah sakit karena ia khawatir itu dapat mempengaruhi perkuliahan Mark terlebih lagi Bunda Yoona masih berada di luar kota beberapa hari lagi dan itu artinya tidak ada yang mengurus Mark. Doyoung takut nanti sesudah Yeri sembuh malah Mark yang jatuh sakit karena terus-terusan membantunya menjaga Yeri.

"Mark, lu nggak pulang? gue sendirian udah cukup buat jagain dia. Lu udah nguap tuh, mending lu pulang terus mandi abis itu makan terus tidur," ujar Doyoung seusai ia melihat Mark yang menguap lebar. 

Mark yang mendengar itu kemudian menolehkan kepalanya ke arah Doyoung yang dari tadi sibuk berkutat dengan laptop berlogo apel tergigit, bahkan sudah hampir tiga jam lelaki itu berhadapan dengan layar laptop tersebut. Terkadang Mark berpikir apakah lelaki itu tidak lelah harus terus-terusan bekerja bahkan seusai pulang dari kantor, wajar saja jika lelaki itu kelihatan lebih kurus dibandingkan terakhir kali mereka bertemu.

"Nggak ah kak, bosen gue kalau di rumah sendirian, mendingan di sini jagain Yeri. Lagian gue juga udah janji sama bunda buat jagain Yeri. Mending lu aja kak yang pulang, nggak capek apa dari awal lu ke sini sampai sekarang natap tuh layar mulu. Istirahat noh di rumah."

Mark memang pasti akan sendirian kalau berada di dalam rumah karena ayah serta bundanya yang sedang pergi dan Yeri yang sedang berada di rumah sakit, tapi sepertinya Mark melupakan keberadaan anak kos ajaib tepat di samping rumahnya yang berisik minta ampun.

"Lah kenapa malah gue yang pulang, lu lah yang pulang. Lagian kerjaan gue udah selesai tuh. Eh bukannya samping rumah lu ada kos-kosan ya? otomatis rame dong harusnya," kata Doyoung sambil membereskan beberapa peralatannya dan memasukkannya ke dalam tas kerja miliknya.

"Tapi kan entar pas di rumah gue tetap bakalan sendirian. Udah lu aja yang pulang kak, pasti lu capek kan liat layar laptop terus, mending pulang gih. Gue yang liatnya aja udah capek."

"Kan bener kata gue, lu udah capek Mark. Apalagi tadi lu kuliahnya sampe sore. Kalau gitu mending lu yang pulang Mark. Besok lu juga mau kuliah kan."

"Nah kebetulan besok gue libur kak, jadi mending lu yang pulang kak besok kan mau masuk kantor," kata Mark dengan semangat, akhirnya dia punya alasan yang kuat untuk tetap berada di sana.

Hari ini Mark ingin dirinya yang menjaga Yeri agar ia bisa melihat perkembangan kondisi Yeri secara langsung.

"Gue bisa masuk siang besok kalau gue mau, bahkan libur pun gue bisa," ujar Doyoung tidak mau kalah.

Perdebatan itu mungkin masih akan terus berlangsung jika Yeri tidak segera meneriaki mereka berdua.

"MENDING KALIAN BERDUA AJA YANG PULANG!!!" teriak Yeri yang sudah tidak tahan mendengar mereka berdua terus-terusan berdebat tentang siapa yang harus pulang.

Yeri segera beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan ke tempat dua orang itu berada sekarang yaitu sofa yang berada tidak jauh dari ranjangnya.

"PULANG KALIAN!! Gue nggak mau ya kalau nanti malah jadi kalian yang sakit karena kecapekan ngerawat gue, jadi pulang deh," ucap Yeri sembari menatap mereka berdua dengan tajam. 

"Nggak bisa gitu dong dek, kalau kita berdua pulang semua terus entar yang jagain kamu siapa?" protes Doyoung tidak terima dengan ucapan Yeri. "Benar kan Mark?" tanya Doyoung pada Mark yang kemudian dibalas oleh Mark dengan anggukkan kepala.

Gadis itu melihat ke arah jam analog yang terletak di atas televisi ruang rawat inapnya, jam analog tersebut menunjukkan pukul delapan malam kurang dua puluh menit. Lalu ia menutup matanya dan menghela napas panjang. "Yaudah gini aja deh, sekarang udah hampir jam delapan malam dan jam besuk udah mau habis. Kalau kalian emang nggak mau pulang, sekarang tentuin siapa salah satu dari kalian yang malam ini bakalan nemenin gue."

Cookies CokelatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang