01

12.2K 732 131
                                    

.

.

Happy reading~
.

.

.

Kita mulai dengan seorang gadis bersurai hitam dengan gradasi coklat tengah berjalan menuju supermarket untuk membeli bahan makanan untuk makan malam. Gadis tersebut bernama (Y/N). (Y/N) hanya seorang gadis biasa yang mempunyai sifat sangat pemalu. Saking pemalunya, pipinya bisa bersemu merah kapan saja, dan bahkan tanpa sebab.

Setelahnya selesai berbelanja, (Y/N) segera pulang ke apartemen tempat ia tinggal bersama Ibu dan Ayahnya. Dari kabar yang beredar tadi pagi, mereka akan mendapatkan tetangga baru di kamar 444.

"Ibu, (Y/N) pulang." (Y/N) membuka pintu apartemennya dan masuk. Dilihat, Ibu dan Ayahnya tengah mengobrol ditemani dua cangkir berisi teh.

"Ah, sudah pulang." Ibu menghampiri (Y/N).

"Ini, Bu." (Y/N) menyerahkan kantong belanjanya yang berisi daging serta sayuran kepada Ibu.

"Terima kasih, (Y/N). Maaf kamu harus keluar malam-malam begini." Ibu mengelus pelan pucuk kepala (Y/N).

"Gak apa-apa kok, Bu."

Sementara Ibu memasak, (Y/N) dan Ayah mengobrol sembari menonton TV.

"Ayah dengar, kita akan kedatangan tetangga baru, ya?" tanya Ayah.

"(Y/N) gak terlalu tahu, tapi kayaknya sih, iya." jawab (Y/N).

Tak lama, masakan yang dibuat Ibu selesai. Mereka makan malam diiringi obrolan sehari-hari. Setelah selesai makan malam, (Y/N) membantu Ibu mencuci piring.

Tok, Tok, Tok

Tetiba terdengar suara ketukan pintu dari depan kamar mereka. Ibu berinisiatif untuk membuka pintu dan melihat siapa yang berkunjung. Tiba-tiba, Ibu kembali dan menyuruh (Y/N) untuk membuatkan minuman untuk tamu yang datang itu.

"Siapa yang bertamu, Bu?" tanya (Y/N) yang sedang menuangkan minuman itu ke gelas.

"Tetangga baru. Kamu harus ramah, ya? Mereka punya dua anak yang menggemaskan, dan salah satunya anak perempuan seumuran dengannu." jawab Ibu sambil tersenyum.

"T-tapi...a-aku malu." (Y/N) memainkan ujung jarinya merasa gugup. Terpampang jelas rona merah di pipinya.

"Tidak usah malu. Mereka orang yang baik dan ramah."

(Y/N) pun membawa keempat gelas itu menggunakan nampan. Tangannya juga bergetar hebat karena merasakan kegugupan yang luar biasa. Di ruang tamu, bisa dilihat, Ayah tengah mengobrol dengan tetangga baru itu. Seorang pria yang memakai baju olahraga berwarna biru, wanita yang memakai baju polisi, seorang gadis berbaju merah muda dengan rambutnya yang berwarna coklat dan anak laki-laki dengan tubuhnya yang gembul.

"P-permisi." perhatian mereka kini beralih ke arah (Y/N).

"(Y/N), sini, nak." panggil Ayah.

Melihat tatapan orang-orang itu, (Y/N) justru makin gemetar. Dia mengambil langkah secara perlahan dan meletakkan nampan itu di meja.

"S-silahkan." ujar (Y/N).

Lalu ayah menyuruh (Y/N) untuk duduk di sofa. Tepat di hadapannya, seorang gadis berambut coklat itu duduk. Gadis tengah tersenyum manis, begitu pun dengan anak laki-laki berambut hitam itu.

"Wah~ ini anakmu? Manis sekali." puji seorang Pria yang memakai baju olahraga itu.

Lalu tak lama, Ibu datang dan langsung duduk di sebelah (Y/N). Posisi duduknya di tengah-tengah Ayah dan Ibu. Mereka terus mengobrol ria dengan sepasang suami-istri itu. Sampai di mana Ibu memperkenalkan (Y/N).

"Oh, iya. Ini anakku. Namanya (Y/N)." ujar Ibu sambil memegang kedua bahu (Y/N).

"Wah~ dia manis sekali. Hari, Doori, sekarang kalian perkenalkan diri kalian." anak yang dipanggil Hari dan Doori itu mengangguk.

"Salam kenal, namaku Hari Koo!" ujarnya tersenyum sambil mengulurkan tangan pada (Y/N).

(Y/N) menyambut uluran tangannya, "N-namaku, (Y/N) (L/N)."

"Dan ini, adikku, Doori Koo." Hari merangkul anak gembul itu yang bernama Doori.

"Kakak! Aku bisa memperkenalkan diriku sendiri!" ujarnya merajuk.

Mereka semua terkekeh melihat tingkah Kakak-adik itu, sampai di mana Ibu menyuruh (Y/N) untuk mengajak Hari dan Doori berjalan-jalan dan sekalian mengakrabkan diri. Sementara para orang tua, akan mengobrol seru.

(Y/N) mengangguk dan mengajak Hari dan Doori untuk keluar. Mereka lalu berjalan-jalan di sekitar. Hari dan (Y/N) mengobrol. Sedangkan Doori, tertinggal di belakang karena terlalu fokus bermain video game. (Y/N) dan Hari terlihat akrab satu sama lain, obrolan mereka juga nyambung.

"Wah! Kalau begitu, kita bisa berangkat sekolah bersama!" ucap Hari. (Y/N) tersenyum kecil dan menganggukkan kepalanya.

"Hei, Doori! Cepatlah sedikit!" keluh Hari saat melihat adiknya yang sudah tertinggal cukup jauh di belakang.

"Kakak, tunggu aku!" Doori segera berlari menghampiri (Y/N) dan Hari.

Saat Hari ingin menekan tombol lift, Doori segera mencegahnya, "Kakak, bisakah kita menggunakan tangga saja? Aku takut naik lift." Doori berharap.

"Hah~ baiklah, kita gunakan tangga saja." jawab Hari.

Di saat mereka menuruni anak tangga, mereka dihalangi oleh seseorang bertubuh kecil. Dia memakai sebuah topeng dan terlihat, warna kulitnya hijau. Dia terus menghalangi mereka menuruni tangga itu.

"Apa-apaan ini? Kenapa kau menghalangi jalan kami?" tanya Hari yang mulai jengkel.

"Kalian tidak bisa melewati tangga ini, ini wilayahku!"

.

.

.

.

Tbc~

Gimana menurut kalian Chap pertama-nya? :) maap kalo gak sesuai imagine kalian dan maap klo jelek book-nya :) Jangan lupa vote dan comment-nya, oke? See you in the next chapter~

Shinbi's house x reader √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang