Hari sudah siang. Ella tengah tertidur ketika mereka tiba di depan rumah nenek Ella. Nico tinggalkan gadis itu di mobil. Ia masuk, ia beri tahu nenek Ella kalau cucunya tiba. Neneknya tampak sangat bahagia. Nico langsung kembali ke mobil untuk membangunkan Ella.
Betapa terkejutnya ia ketika ia melihat di seberang rumah Ella terdapat pria bertopi seusianya tengah melambai pada gadis di dalam mobil.
Bukan, bukan Ella. Mobil itu jelas baru saja mengantar pria itu. Nico jelas tau pria itu. Pria pemilik rumah itu. Pria yang dulunya pemimpin gerombolan tongkrongannya. Pria yang dulu sangat dekat dengannya. Pria yang kini menjadi kekasih sahabatnya.
Sayangnya, ia tak sempat melihat siapa gadis yang mengantar Sam tadi. Kini Sam sudah tak ada di hadapannya.
Ia masuk ke dalam mobil. Ia urungkan niatnya membangunkan Ella. Ia terus berkutat dengan pikirannya. Memikirkan apa yang akan ia katakan pada Ella jika Ella akan ke rumah Sam nanti? Jelas ia tak akan memperbolehkan Ella menemui Sam setelah kejadian yang ia lihat barusan.
Ah, Nico tahu. Ia akan mengajak Ella kembali ke Bandung. Bukannya besok itu Senin? Tapi, gabisa deng, gue kan udah janji sama Ella mau bolos sekolah besok. Pusingnya dalam hati.
Karena tak kunjung mendapatkan cara untuk menjauhkan Ella dari Sam, ia memutuskan untuk mengikuti saja alurnya dan berpura-pura tidak mengetahui apa-apa. Jahat? Tidak, Nico hanya bingung. Toh, suatu saat nanti ia akan memberi tahu Ella saat waktu yang tepat tiba. Ia lalu membangunkan Ella.
"La! Bangun woi! Kebo banget anjir lo!" Ella menggeliat. Nico yang melihatnya merasa gemas. Betapa manis gadis di hadapannya ini. Betapa bodohnya ia membiarkan kekasih pujaan gadis kesayangannya ini berselingkuh. Semua ini salahnya.
Ia salah memposisikan dirinya. Seharusnya ia kekasih Ella dan bukan sahabatnya.
Ia salah membiarkan Ella lepas dari pengawasannya. Seharusnya ia tidak jatuh cinta dua kali berturut-turut pada pria yang sama brengseknya.
Ia salah membiarkan banyak lelaki mendekati Ella. Seharusnya tidak ada yang memandang nafsu pada gadis pujaannya.
Ia salah, menciptakan skenario memusingkan di hidup Ella. Seharusnya, kembali lagi ke awal, ia kekasih Ella. Sehingga tidak ada patah hati yang akan di derita Ella.
Bagus, jika Ella dan Sam akan putus. Tapi, sama saja jika yang hadir kemudian adalah Juna. Bukankah sebentar lagi ia dan Ella akan lulus? Lalu bagaimana kalau Ella tidak fokus pada pelajarannya jika semua yang ada di depan adalah mimpi buruk?
Nico terus memukuli setir mobil. Hingga ia tak sadar gadis di sampingnya terbangun.
"Eum, kenapa lo?" Tanyanya. Nico hanya menggelengkan kepala.
"Ayo, turun. Udah di tunggu nenek. Udah lama banget lo tidur."
"Mm kita ga ke Sam dulu?" Tanya Ella. Lagi-lagi Nico menggelengkan kepalanya.
"Nanti aja, siapa tau dia lagi gaada. Mending lo bersih-bersih, trus tanya dia, lagi dimana." Jawab Nico.
Mereka lalu masuk ke rumah itu. Mereka sapa nenek Ella, mereka makan, lalu bersih-bersih. Nenek Ella siapkan kamar untuk Nico, sedangkan Ella, ia memilih untuk tidur di kamar orang tuanya dulu.
Setelah selesai, Ella buka jendela di kamarnya. Ia terkejut melihat sosok yang sangat, sangat ia kenal masuk ke dalam sebuah mobil berwarna merah yang sedang menunggunya. Dilihatnya jam dinding. Hari sudah menunjukkan pukul setengah empat sore, dan Sam pergi? Apa ia berangkat kuliah? Setahu Ella, Sam tak pernah berangkat di jemput, pada jam setengah empat sore, pula.
Ia bergegas turun. Tapi kemudian langkahnya melambat begitu ia sadar, tidak mungkin mengejar mobil yang dikendarai Sam. Ia kemudian mencoba menghubungi Sam. Nihil. Tidak ada jawaban.
Selang beberapa menit setelah ia tak berhasil menghubunhi Sam, ia mendapat pesan singkat.
Ting!
Sam😤❤️
Kenapa cantik?Ella✨
Kamu dimana?Setelah menunggu lama tak mendapat balasan, Ella memilih untuk menghampiri Nico. Dilihatnya Nico tengah duduk di meja makan bersama neneknya untuk menyantap sarapan. Ella terkagum melihat betapa akrab Nico dengan Neneknya.
Ting!
Sam😤❤️
Di luar cantik,
Lagi ketemu sama temen.Huft!
Ella mendengus kesal. Ia pun tak tahu mengapa kesal sendiri. Bukankah wajar jika Sam bertemu dengan temannya? Akhirnya, ia memilih untuk mengabaikan saja pesan itu."Nic, jjs yuk, jalan-jalan sore, hehe." ajaknya pada Nico. Nico yang tadinya sedang bercanda dengan nenek Ella menoleh sebentar.
"Ayo aja, lo mau kemana?" Tanya Nico. Ella mengangkat kedua bahunya, ia pun tidak tahu. Hanya jenuh.
"Yaudah siap-siap! Lima belas menit lagi gue tunggu disini harus udah cantik!" Perintahnya.
Ella mengangguk, "kapan coba gue ga cantik haha," katanya lalu bergegas meninggalkan Nico dan bersiap.
Benar saja, begitu ia selesai, Nico sudah menunggunya dengan pakaian yang sudah rapi. Cepat sekali. Batin Ella. Ia lalu teringat. Besok, ia harus kembali ke Bandung.
Biar bagaimanapun juga, kalau Nita tau Ella membolos hanya untuk menemui Sam, tentu saja ia akan marah.
Mereka pun pergi. Supaya tidak pulang terlalu larut, mereka perginya juga tidak boleh terlalu lama. Alhasil, Ella tidak meminta Nico untuk pergi jauh. Mereka berhenti di tengah Taman Kota. Mereka duduk, tertawa, bercanda ria.
Betapa bingungnya Ella ketika mendengar tangisan anak kecil. Ia minta Nico menemaninya melihat anak yang menangis itu.
"Hey.... kenapa kamu nangis? Ibumu mana?" Tanya Ella sembari mengangkat anak itu dan menggendongnya.
"Cup cup cup, jangan nangis adik kecil," ucapnya terus sambil menimang anak kecil itu. Nico terus menatap Ella. Dimata Nico, jiwa Ella yang bersih dan penyayang itu terlihat sempurna ketika menggendong anak itu.
"Cup yaa adik ganteng, cup cup!" katanya terus di ulang ulang. Nico diam-diam tersenyum melihat tingkah lucu Ella.
"Permisi, itu anak saya," ucap wanita di belakang Ella dan Nico.
Mereka menoleh bersamaan.
"Kak Tiara?" Ucap Ella dan Nico yang terlejut bersama.
"Hah? Nico? Ella? Kalian ngapain disini?" Tanya Tiara bingung.
"Lo kenal kak Tiara, Nic?"
"Yaiyalah, temen gue dulu!"
"Ra!" Panggil pria yang tengah berlari kecil ke arah mereka.
"Sam?!"
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semestrial
Teen FictionElla: kata Juna, jangan datang lagi, kalo lo mau ngulangin kesalahan yang sama lagi! Juna: kata Tiara, wanita itu bukan barang, yang kalo ternyata ga cocok di diri lo bisa lo tinggal dan ganti gitu aja! Tiara: kata sam, walaupun dia ngehianatin elo...