6. Pemilik Senyum Tanpa Makna

103 69 107
                                    

Bukit belakang sekolah adalah tempat andalan Ella. Bahkan, ketika bersama Sam, ia sering menghabiskan waktu berdua bersama Sam disana. Kini, saat ini, Juna tengah menghabiskan bekal sarapan Ella yang baru saja mereka ambil dari sekolah.

"Kenyang ya? Enak ga?" Tanya Ella sekaligus ketika sadar bahwa Juna mulai pelan menghabiskan makanannya.

"Gue kenyang liat lo makan. Habis ini gausah ke warteg deh!" Katanya kemudian tanpa menunggu jawaban dari Juna atas pertanyaannya tadi.

Juna menelan makanan di mulutnya. "Jadi?" Tanyanya.

"Mau kemana habis ini?" Tanyanya lagi. Ella menggeleng.

"Terserah." Katanya. Tatapan Juna yang tadinya antusias berubah drastis menjadi tatapan malas.

"Cewe." Katanya tak peduli lalu kembali menyendokkan makanan ke mulutnya.

"Habis." Ucapnya tak lama kemudian. Ella langsung tersenyum lebar sembari bertepuk tangan. Betapa senangnya ia hanya karena bekal sarapannya habis oleh pria di hadapannya ini. Biasanya, Nico yang selalu jadi sasaran Ella. Tapi, Nico selalu menolak dan memaksa Ella menghabiskan sendiri makanannya itu.

"Yuk!" Kata Juna. Ia genggam tangan Ella sambil sedikit menariknya supaya diikuti.

"Mau kemana kita?" Tanya Ella.

"Balik ke sekolah aja deh!" Ella mengerucutkan bibirnya mendengar jawaban Juna. Ia berhenti mengikuti langkah Juna. Menggeleng.

"Hm, yaudah, kita mampir ke mall ya? Gue mau liat jadwal tayang bioskop."

"Hah? Ga sekalian nonton?" Tanya Ella menyengir.

"Ga bisa Ella cantik!!! Ntar kita di usir. Kan kita pake seragam...." kata Juna membuat bibir Ella kembali mengerucut.

"Kita liat dulu aja, nontonnya malem Minggu? Gimana?" Ella mengangguk. Yes! Yes yes yes!!! Batinnya bersorak. Ia tak dapat menutupi wajah gembira dan antusiasnya.

★★★

Juna melihat jam tangannya lagi. Sudah lebih dari setengah jam ia bersandar pada dinding pos satpam di sekolahnya. Ella berdecak sambil terus berusaha menelepon seseorang.

"Di bilangin juga apa. Ayo sama gue aja! Sekalian loh! Ga bakal marah itu body guard lo!" Kata Juna berusaha meyakinkan Ella untuk pulang bersamanya.

Ella menggeleng. Ia sudah di perintahkan Nico dan Erik untuk pulang bersama dengan Vina. Tak mungkin begitu saja ia pergi dengan Juna. Vina si pelupa itu pasti lupa! Batinnya.

Ia lempar tas yang baru ia ambil di kelasnya ke sembarang arah. Batinnya, Nico pelit sekali tidak membawakan tasnya! Padahal sudah jelas Ella tak datang hingga jam pulang sekolah.

"Halo! Lo dimana?!" Kata Ella dengan nada kesal ketika panggilannya tersambung dengan Vina. Ella bersyukur dalam hati. Akhirnya.

"Astaga! Sorry La, gue lupa disuruh Nico pulang bareng lo! Ntar deh, gue balik lagi nih ke sekolah! Lo jangan kemana-mana ya! tunggu gue, otw!" Balas Vina tampak menyesal melupakan Ella begitu saja.

"Eh, gausah Vin, ada temen gue disini, gue bareng dia aja. Ntar gue pasti bilang ke Nico kok!" Ella alihkan tatapannya ke arah Juna. Ya, ada temannya disini. Juna tersenyum simpul seolah mengerti maksud Ella. Ia mendekat untuk berjongkok di dekat Ella yang tengah duduk di ujung trotoar, memperhatikan kalimat demi kalimat yang meluncur dari bibir merah mungil milik gadis itu.

"Temen lo?" Tanya Vina curiga.

"Iya temen gue! eh, adek kelas. Tadi gue abis cabs sama dia." Balas Ella santai masih tersenyum menyusuri bilik mata Juna.

"Hah?! Siapa namanya?" Tanya Vina curiga. Ella berdecak, kepo! Batinnya.

"Juna." Katanya singkat sedikit tersenyum karena yang disebut namanya mendadak melotot mendengar namanya disebut.

"...." Vina hanya diam.

"Halo? Vin? Kok diem?"

Tuut!

★★★

Vina memutus sambungan teleponnya dengan Ella. Ia terus merutuki betapa bodohnya ia melupakan Ella, sahabatnya.

Ia sudah tiba sedari tadi di rumah Tiara. Ia sedang sibuk memasak demi membantu Tiara yang kepayahan mengurus rumah. Vina tolehkan pandangan padanya. Gadis itu tengah sibuk dengan urusannya sendiri. Segera ia selesaikan masakannya supaya bisa menghampiri Ella.

"Kak, gue balik dulu ya! gue kudu ke rumah temen gue nih, gue lupa tadi disuruh Nico jemput dia." Tiara mengangguk ragu dengan senyum yang dipaksakan. Vina bergegas keluar dari rumah itu. Sesaat, ia pandangi pajangan foto di salah satu bagian dinding rumah. Hatinya tak pernah tak hancur melihat foto itu. Foto sepasang pengantin, saling merangkul dan menatap.

Ia kembali ke sekolah menggunakan taksi online. Ia masuk ke parkiran, ia bawa pulang motor kekasihnya yang terparkir disana.

Ia kendarai motor itu ke rumah Ella. Ia terkejut gadis itu tengah bercanda ria dengan Juna, adik kelasnya. Bukannya apa, tapi biasanya, waktu pulang sekolah Ella ia habiskan untuk menghubungi pasangan jarak jauhnya, Sam.

Ia berdecak, ia ambil ponselnya dan menghubungi Sam, pemimpin gerombolannya dulu.

"Ya Vin? Ella mana?" Kata suara di seberang tiba-tiba.

Vina masih terus memperhatikan Juna yang menggoda Ella dengan candaannya yang menurut Vina sangat tak bermutu.

"Main." Katanya tanpa mengalihkan pandangan.

"Main?" Tanya Sam. Bingung dengan respon yang diberikan Vina.

"Hm. Sama Juna." Katanya sambil menatap Juna tajam dari kejauhan.

"Hah?!" Sam tak percaya. Ia terdiam cukup lama. Begitu pula Vina yang berusaha mencerna kalimat demi kalimat yang keluar dari mulut pria yang sedang ia tatap itu.

"srksrkrk... Iya dok." Dok? Dokter gitu? Apa Vina salah dengar?

"Halo?" Tanya Vina merasa Sam sedang tak fokus dengannya.

"Halo Vin, gue lagi sibuk banget Vin, Lo tolong jagain Ella ya, gue tau dia sayang sama gue, dan ga mungkin ngekhianatin gue, tapi, tolong jagain Ella please."

"Iya kak, pasti Vina jagain-"

Tuut! Sambungan terputus tiba-tiba membuat Vina reflek berdecak.

Vina yang tak tahan lagi langsung membunyikan klakson berkali-kali supaya Ella dan Juna sadar akan keberadaan Vina. Ella langsung menoleh, gadis itu terkejut. Berbeda dengan respon pria di sampingnya yang turut memicingkan matanya yang biru itu ke arah Vina. Ia tersenyum miring seolah menyapa, Vina menggeram karenanya.

"Heh jerawat banteng! Seenaknya aja lo mutusin telepon gue!" Kata Ella yang langsung berdiri menghampiri sahabatnya sambil berkacak pinggang.

"Lo dicari kak Sam. Tumben ga vc-an pulang sekolah kaya biasanya?" Sindir Vina. Ella langsung menepuk jidatnya.

"Oh iya, lupa!" Katanya.

"Ekhem, gue balik dulu ye La!" Kata Juna berjalan menghampiri Ella dan Vina dengan tangan dimasukkan ke dalam saku celananya. Ia tersenyum manis menunggu respon Ella. Sama sekali tak memedulikan tatapan membunuh yang terus di lontarkan Vina padanya.

"Eh, buru-buru?" Tanya Ella bingung. "yaudah, oke, ati-ati Jun!" Katanya kemudian yang diikuti dengan senyum manis Juna yang terkadang berputar sendirinya di kepala Ella.

"Yuk, masuk Vin, gue mau nelepon kak Sam nih!" Vina mengangguk,

"Lo duluan deh, gue nyusul." Katanya. Ella mengangguk sambil kebingungan. Ia pun masuk ke dalam rumah meninggalkan Vina dan Juna di halaman rumahnya.

"Hai!" Kata Juna dengan senyumnya yang tanpa makna. Vina berdecih sambil tersenyum miring menyenggol bahu tegap juba.


TBC.

SemestrialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang