4. Good Morning USA
Aku percaya pepatah tentang waktu dapat memulihkan luka, sibukan dirimu dan semuanya akan baik-baik saja.
-Anna
[Now Playing]
Tak bisa bersama- Vidi Aldiano feat Prilly
00:15 ━━━━⬤─────── 03:35
↺ << ll >> ⋮≡***
"Kamu tau na? Mau bagaimanapun keadaannya, aku gak akan pernah ninggalin kamu. Karena semesta, akan kecewa kalau pelanginya di sia-siakan" ujar Alan saat sedang membacakan cerita lewat face time.
Malam itu, bagi seorang perempuan seperti Anna. Pasti rasanya sangaaat bahagia, dimilik orang yang sangat mencintainya. Disayangi orang yang berjanji tak akan pernah meninggalkannya dalam keadaan apapun.
Kamu kemana Alan?
Pertanyaan Anna saat mengingat kembali kata-kata Alan yang masih ia pegang kuat. Yang kenyataannya kata-kata itu hanya sebuah omong kosong belaka. Orang seperti itu tak akan pernah ada di dunia. Sudut manapun?
Memang disaat perjalanan panjang seperti ini Anna tidak pernah bisa tidur. Kecuali jika benar-benar lelah. Seperti saat ini, sedang duduk di pesawat dengan Leon yang tertidur pulas di sebelahnya. Anna hanya menatap kosong keluar jendela.
Sampai akhirnya pemberitahuan pelandasan pesawat akan segera dimulai dan harus memasang sabuk pengaman, Anna baru tersadar dari lamunannya.
"Yon! Bangun, udah sampe" kata Anna sambil membantu Leon memasang sabuk pengamannya.
Leon mengucek sesekali matanya, menyesuaikan dengan cahaya sekitar.
"Di USA? Wahh cepet banget!" Leon takjub dengan penerbangan singkatnya.
"Cepet matamu! Lo tidur apa mati suri? Dari pergi sampe kesini kerjaannya ngorok" Cibir Anna yang iri dengan pulasnya Leon.
Sedangkan orang yang di cibir hanya tersenyum culas. Setelah pesawat selesai mendarat, Anna dan Leon segera keluar Bandara dan mencari angkutan yang bisa membawanya ke rumah Mama dan Papa Anna saat tinggal di sini.
"Ini USA Na?" tanya Leon membuat Anna geram.
"Mau gue tampol? Udah tau masih nanya".
Laki-laki itu hanya nyengir kuda "Ibu hamil kalo marah serem yak" membuat Anna mendelikan matanya kembali teringat kesalahannya.
***
"Gue mau mandi dulu, lo laperkan? Beli makan sana! Sekalian buat gue, Gue beres mandi pokoknya makanan harus udah ada" Anna lalu pergi ke kamarnya dan melakukan apa yang dia katakan tadi.
Leon hanya menyimpan tasnya di ruang tamu lalu pergi ke supermarket membeli 2 bungkus mie instan dengan sayuran mengingat sahabatnya sedang mengandung saat ini.
"Thank you" ujar Leon saat kasir memberikan pesanannya. Dia langsung kembali ke rumah Anna dan membersihkan diri. Saat dia turun harum Mie sudah membuat cacing di perutnya meronta-ronta.
"Mantap nih, jadi rajin ya" Leon terkekeh lalu mengambil cup mie instan yang dibuatkan Anna.
"Iya dong, harus sehat. Biar dia juga ikutan sehat" kata Anna sambil mengelus perutnya sebentar lalu beralih menyantap mie.
"Tapi makanannya gak sehat ya? Maaf soalnya gue bingung mau beli apa," Leon jadi merasa bersalah pada Anna karena malah membelikannya mie instan ketimbang yang lain.
"Gapapa, Jarang-jarang juga kan gue makan mie. Bulan ini baru kali ini" Jawab Anna singkat.
"Oh iya Na, gue mau nanya hal sensitif sama lo. Boleh?" Leon menatapnya serius.
"Alan?" tebak Anna tepat sasaran karena Leon mengangguk cepat. Seandainya tanggung jawab Alan kayak Leon.
"Lo kenapa biarin dia lolos gitu aja?"
"Maksudnya?"
"Sadar gak sih Na? Lo biarin dia gitu aja setelah semua yang dia lakuin sama lo tanpa tanggung jawab sedikitpun."
"Le-"
"Bahkan dia Na, Malah mikirin masa depannya sendiri tanpa mikirin lo!"
"Tau dari mana Alan mikirin masa depannya sendiri?"
"Om Arga."
"Gue udah bilang sama lo dari dulu. Alan ga cocok sama lo"
"Karena nama kita sama sama dari A?"
"Iya, itu salah satunya"
"Gini ya Yon. Lo belum pernah rasain aja gimana jatuh cinta."
Gue, bahkan udah rasain hal terburuk dari yang lo sebut cinta itu Na.
"Lo bakalan selalu cinta sama dia walaupun dia terus berusaha menjauh dari lo atau bahkan nyakitin lo"
Walaupun kalo lo tau dia cinta sama orang lain.
"Kenapa diem? Belum pernah rasain kayak gitu kan?"
Bertahun-tahun Na, gue udah rasain gimana pahitnya kehilangan orang yang gue sayang.
"So-sorry gue ingetin lo sama Almarhumah ibu lo ya? Maaf, gue gak bermaksud. Lagian lo yang mancing duluan"
"Gapapa kok. Gue seneng bisa inget ibu gue."
Leon tersenyum getir, ia rindu sekali ibunya. Andai saja Waktu bisa diputar kembali, dia akan selalu menuruti ibunya.
"Andai aja gue gak nakal ya Na, ibu gak akan tega ninggalin gue" Perkataan Leon membuat Anna mengusap punggung Leon pelan "Ibu lo udah tenang di alam sana. Do'ain supaya dia baik-baik aja." Leon mengangguk kecil.
***
┏━━━✦❘༻༺❘✦━━━┓
Jangan lupa untuk vote
karena itu membuat saya
semangat melanjutkan
cerita ini terimakasih┗━━━✦❘༻༺❘✦━━━┛
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah kesalahan [End]
Teen Fiction"Alan aku hamil." Anna menatap Alan dengan mata berkaca-kaca. "Nggak, gak mungkin Na!" Alan menggeleng. "Tapi itu kenyatannnya Alan. Anna hamil, kalo Alan gak mau tanggung jawab gapapa. Anna bisa urus bayi ini sendiri." Anna sudah tak tahan, dia l...