22. Saranghamnida
A sky full of stars and i'm staring at you, Lee Jeno.
-Annα
[Now Playing]
NCT Dream - Dive into you
02:25 ━━━━⬤─────── 04:13
↺ << ll >> ⋮≡
****
Jeno terlihat sangat gelisah setelah kembali ke kursinya. Telepon tidak pernah berhenti berdering hingga dia harus mematikan handphonenya. Anna jadi bingung sendiri harus melakukan apa karena Jeno menyuruhnya diam saja tidak usah ikut campur.
"Jen? Kenapa sih?" Tanya Anna khawatir melihat wajah pias laki-laki bermata sipit itu. Jeno menelan ludahnya kasar lalu bangkit dan memakai jaket. "Aku harus pergi Ann, Papa aku kritis" Hanya begitu saja ujar Jeno lalu pergi meninggalkan acara makan mereka.
Sekarang Anna mengerti jika Jeno sepanik itu karena Papanya yang kritis. Dia ikut bangkit dan menyusul Jeno ke mobil dengan cepat. "Aku bakal pulang ke Seoul secepatnya. Mungkin malam ini, kamu jaga diri baik-baik ya disini? Jangan sampai lupa makan" Jelas Jeno sambil menyetir mobil menuju jalan raya.
Anna mengangguk "Kamu juga jangan sampe lupa makan ya Jen?" Gadis itu tampak sangat khawatir pada Jeno dengan tangan yang berkeringat sambil menggenggam setir. Jeno hanya mengangguk kecil mengiyakan perkataan Anna. Pikirannya sedang kalut ditambah perkataan ibunya yang masih terngiang di kepalanya.
"Jen, everything's gonna be alright. Aku yakin Papa kamu bisa bertahan," Anna bahkan tidak terlalu yakin saat mengatakan itu, setidaknya dia bisa menenangkan Jeno agar tidak terlalu gelisah.
Jeno menatap manik mata Anna sebentar, netra mereka bertabrakan. Jeno sedikit tersenyum sekarang lalu mengangguk sebentar ke arah Anna lalu pandangannya kembali baik-baik saja.
Anna hanya bisa pasrah saat diturunkan Jeno tepat di depan gerbang rumahnya. Sebenarnya dia ingin sekali menenangkan Jeno lebih lama lagi. Setidaknya hingga dadanya berhenti naik turun tidak beraturan.
"Hati-hati Jen!" Seru Anna sambil melambaikan tangannya ke arah mobil Jeno. Jujur saja dia tidak menyangka akan Jeno berpamitan hanya dengan seperti ini. Bahkan dia tidak tahu kapan akan bertemu dengan Jeno lagi. Tapi dia juga ikut khawatir tentang keadaan Papa Jeno, dia juga tidak mau egois dengan menahan Jeno disini.
Jeno, anak itu segera memasukan paspor ke dalam tas kecilnya setelah sampai di Apartemen. Entah kemana perginya si Leon yang sedang naik daun itu, batang hidungnya bahkan tidak terlihat dimanapun setelah Jeno mencarinya untuk pamitan.
Jeno akhirnya hanya meninggalkan catatan berbahasa Inggris yang bertuliskan 'I should go back to Korea, Take care!' lalu di tempelkan di kulkas. Bahkan dia tidak sempat membawa baju karena terlalu terburu-buru ke bandara internasional.
Penerbangan tercepat ke Korea akan berangkat sekitar 1 jam lagi. Jeno duduk sambil menyalakan kembali hpnya. Dia mengabaikan telepon dari paman, bibi, dan kerabatnya yang lain. Menekan tombol telepon untuk nama 'Jeno yeochin' dan mendekatkan hp ke telinganya.
"Jen? Baru aja mau telepon kamu. Aku di bandara, kamu dimana?" Tanya Jeno Yeochin di seberang, tepat orang itu adalah Anna. Mata Jeno membulat mengetahui Anna sedang di bandara untuk menemuinya.
Jeno mengedarkan matanya mencari Anna lalu mengangkat tangannya. Mungkin mereka jodoh, bisa menemukan satu sama lain di bandara seluas ini adalah hal yang mustahil tanpa memberi petunjuk.
Kedua anak manusia itu saling berjalan mendekat dan bertemu di tengah-tengah. Anna langsung memeluk Jeno erat, karena dia pikir itu yang dibutuhkan Jeno saat ini. Tangan mungil Anna mengelus punggung Jeno pelan.
Jeno memegang bahu Anna menyudahi sesi peluk mereka karena jika tidak, Jeno tidak akan tega meninggalkan Anna sendiri disini. Walau ada Leon yang menjaganya tapi anak itu sudah banyak berubah sejak bergaul dengan teman-teman Amerikanya.
"I love you Anna, tapi aku harus pergi." Jeno menunduk menatap mata coklat milik Anna.
"I know" Gadis itu mengangguk sambil tersenyum menahan air matanya agar tidak tumpah. Rasanya menyakitkan melihat Jeno seperti kehilangan arah saat ini.
"I will back, to you. Tunggu aku ya Ann?"
Senyum Jeno membuat hati Anna semakin terasa ngilu dan yakin ini adalah sebuah perpisahan. Anna hanya mengangguk dengan isak kecil dan menghapus embun di sudut matanya.
Anna tersenyum sambil menatap Jeno dan berusaha untuk tidak menangis. "Aku bakalan terus hubungin kamu, kita gak bakalan lost kontak. Kamu harus percaya sama aku Ann" Jeno mengenggam tangan Anna erat memohon agar Anna bisa memercayainya.
"Kamu tau sendiri Jen, aku lebih percaya sama kamu dibanding sama diri aku sendiri. Cepet kembali kesini ya Jen? Aku akan selalu nunggu kamu" Anna makin mengeratkan genggamannya di tangan Jeno.
Pengumuman agar segera masuk pesawat membuat Jeno mendesah kecewa lalu berjalan menjauh. Anna melambaikan tangan walau hatinya masih tidak rela ditinggalkan Jeno.
Jeno membalikan badannya "Anna! SARANGHAE!" Serunya pada Anna. Gadis itu tertawa renyah, Tuhan kenapa Jeno serandom ini?
"Oppa! Nado Saranghae!" (Oppa love you too)
***
┏━━━✦❘༻༺❘✦━━━┓
Jangan lupa untuk vote
karena itu membuat saya
semangat melanjutkan
cerita ini terimakasih┗━━━✦❘༻༺❘✦━━━┛
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah kesalahan [End]
Ficção Adolescente"Alan aku hamil." Anna menatap Alan dengan mata berkaca-kaca. "Nggak, gak mungkin Na!" Alan menggeleng. "Tapi itu kenyatannnya Alan. Anna hamil, kalo Alan gak mau tanggung jawab gapapa. Anna bisa urus bayi ini sendiri." Anna sudah tak tahan, dia l...