20. Like Me Better
Manusia selalu berkata hidupnya indah karena cinta, tapi tidak pernah tahu bahwa hidupnya juga bisa lebih terluka karena keindahan itu sendiri.
-Anna
[Now Playing]
Chani SF9 - Starlight
01:11 ━━━━⬤─────── 04:23
↺ << ll >> ⋮≡
***
"Menurut kamu Leon bakal berhasil nggak Jen? Dia excited banget bikin konten tadi. Aku takut dia..." Anna mengigit bibir bawahnya khawatir. "Sebenernya aku juga gak terlalu yakin. Tapi Leon yakin sama dirinya sendiri, kenapa gak kita dukung?" Jawab Jeno membuat suasana hati Anna membaik.
Gadis dengan jepitan kuning itu mengangguk yakin "Iya sih, gak ada alasan buat kita buat gak dukung dia." Jeno ikut tersenyum "By the way gimana? Udah jatuh belum?" Goda Jeno mendekatkan wajahnya pada Anna.
"Jatuh?" Kening Anna berkerut tak mengerti.
Jeno mengangguk kecil "Jatuh Cinta" kata Jeno membuat Anna mengulum senyumannya "Apaan sih Jen jadi Alay kayak Leon gini?" Anna bangkit dari bangku kayu depan sekolahnya itu lalu mengajak Jeno masuk kelas.
"Hai kalian berdua!" Sapa Leon sambil membawa laptopnya ke hadapan Anna dan Jeno yang baru saja duduk di bangku masing-masing. "Kenapa Yon?" Jeno melirik Leon yang terlihat sangat semangat.
"Ada kabar bagus nih!" Leon tampak memamerkan layar laptopnya.
"Apaan?" tanya Anna.
"Respon penonton di Indo banyak banget! Mereka pada suka liat vlog gue keliling sekolah tadi." Leon menunjukan viewers video pertamanya yang di tanggapi banyak orang.
Anna ikut senang mendengar kabar baik itu. Apalagi saat seseorang dari jelas sebelah masuk dan langsung menghampiri Leon.
"Keren! Baru video pertama padahal, mana baru upload lagi. Kece parah lo Yon!" Anna menepuk pundak Leon bangga."Hallo Anna!" sapa Mocca.
"Hai Mocca! How are you?" Anna menyapa Mocca balik. "Btw, kamu gak usah use English lagi kalo mau bicara sama aku. I'm have study Indonesian language, So biar sambil belajar aja" Mocca berbicara bahasa Indonesia dengan aksen Amerikanya.
"Okey" Jawab Anna sambil mengacungkan jempolnya.
"Jadi lo gak perlu balik dong Yon? Padahal gue lebih suka kalo lo pulang" Goda Anna mendapat tatapan remeh dari Leon "Kemaren gue mau pulang lo nangis-nangis minta gue jangan pulang" ujar Leon.
Anna mencebikan bibir "Dih dih najis, gue gak nangis ya!" sangkalnya tidak terima. Jeno hanya terkekeh kecil melihat pertengkaran tak berujung ini. Mocca mengkerutkan kenibg seperti tidak mengerti.
"Balik kelas yu Jen!" Ajak Anna sambil menggandeng Jeno menuju kelasnya. Saat Anna membuka hpnya dan penasaran berapa viewers video Leon dia terheran kenapa penontonnya bisa sebanyak itu, apalagi ini baru video pertamanya.
Bukannya dia tidak mendukung Jeno atau semacamnya, tapi bukankah ini agak sedikit aneh? Dan saat membuka komentar Anna menemukan jawabannya. Caramel Moccaato, ternyata selebgram yang memang sedang terkenal di asia. Anna berdecak tidak habis pikir, bagaimana dia tidak mengetahui ini?
"Jen, Mocca selebgram?" Tanya Anna masih belum percaya. Jeno mengangguk "Itu loh Ann yang saya pernah liatin Videonya ke kamu, lupa?" Jeno balik bertanya. "Video apaan? Paling kamu liatinnya orang lagi makan atau humor receh bapak-bapak"
"Pernah liatin video yang orang ngelukis itu, yang kata kamu gradasinya bagus" Jawab Laki-laki berdarah Korea itu mendorong ingatan pendek Anna. "Owalah, itu Mocca?" Jeno mengangguk kecil akhirnya dia percaya Mocca adalah selebgram.
"Dia juga penyanyi kalo gak salah, tapi gak pernah upload di YouTube" Jelas Jeno lagi.
Apakah penonton suka melihat Mocca yang tour bersama Leon? Karena sebelumnya belum pernah ada yang Mocca setujui untuk colab YouTube padahal penggemarnya selalu menantinya, baru Leon yang pertama kali. Pantas saja viewersnya sebanyak ini.
Tapi banyak juga penggemar baru Leon yang mengangguminya karena ketampanannya. Tulus dari hati karena Leon tampan dan gayanya berbicara dengan pembawaan yang enak mereka menyukai Leon dengan video pertamanya.
"Ann?"
"Apa Jen?"
****
┏━━━✦❘༻༺❘✦━━━┓
Jangan lupa untuk vote
karena itu membuat saya
semangat melanjutkan
cerita ini terimakasih┗━━━✦❘༻༺❘✦━━━┛
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah kesalahan [End]
Teen Fiction"Alan aku hamil." Anna menatap Alan dengan mata berkaca-kaca. "Nggak, gak mungkin Na!" Alan menggeleng. "Tapi itu kenyatannnya Alan. Anna hamil, kalo Alan gak mau tanggung jawab gapapa. Anna bisa urus bayi ini sendiri." Anna sudah tak tahan, dia l...