Setelah lima bulan berlalu, kini remaja bernama Lee Renjun telah kembali seperti dirinya sedia kala. Ia kembali menjadi anak yang ceria dan penuh dengan semangat.
"Selamat pagi semua......!!!" Teriak Renjun tepat di telinga Haechan. "Eh buset telinga gue....!" "Dek jangan gitu. Abang lagi mode kalem lho, jangan diganggu..." Ujar Jisoo. Sedangkan Haechan masih menatap tajam sang adik.
"Maaf ma....Adek nggak bisa lihat abang hidup tenang. Apalagi bang Echan...." Jawab Renjun sambil menunjukkan deretan giginya yang putih bersih. "Awas ya Njun. Abang buang semua boneka moomin di kamar abang." Balas Haechan pada Renjun. "Ih abang kok gitu sih. Kemarin Injun jahilin kak Jaemin, dia biasa aja." Jawab Renjun. "Seterah abang dong. Kan abang sama Jaemin beda orang." Balas Haechan. "Abang kalo ngajak gelud hayo sini.....Injun nggak takut ya..." Ujar Renjun. "Wah nantangin nih anak....Hayok gelud...." Balas Haechan. Jisoo yang melihat kelakuan kedua putranya hanya bisa menggelengkan kepala. Percuma ia ikut campur dalam urusan kedua putranya saat ini.
"Makan siang sudah siap, kalian lebih baik makan dulu sebelum berperang...." Ujar Jisoo pada kedua putranya. "Ma, papa belum pulang?" Tanya Renjun pada Jisoo. "Belum sayang. Mungkin sebentar lagi papa akan pulang." Jawab Jisoo. "Ada apa? Sepertinya kau tidak sabar menunggu papa pulang?" Tanya Jisoo. "Hehehe....Injun tidak sabar untuk liburan. Papa sudah berjanji kemarin malam." Jawab Renjun sambil tersenyum. "Ya sudah, selagi kalian menunggu papa pulang, lebih baik siapkan barang-barang yang akan kalian bawa saat liburan. Ingat jangan sampai ada yang tertinggal dan merengek di sana." Ujar Jisoo sambil melirik putra bungsunya. "Kenapa mama melirik diriku? Aku tidak pernah meninggalkan barang-barang yang aku butuhkan. Dan yah...Aku tidak pernah merengek di tempat liburan." Ujar Renjun.
"Sepertinya kau harus ku bawa ke dokter. Memorimu untuk lima tahun yang lalu sepertinya sudah terhapus." Sahut Haechan kepada adiknya. "Memangnya kapan aku pernah menangis saat liburan???" Tanya Renjun dengan ekspresi yang menjengkelkan bagi Haechan. "Ingin rasanya abang pites mukamu. Mwemwangnya khapwan akyu pernah mwenangis swaat libwuran??? Eh asal kau ingat ya. Dulu kau tuh ngajak balik ke rumah gara-gara boneka sapi gendutmu itu tertinggal di rumah. Lagi enak-enak liburan buat satu minggu, belum juga sehari di sana udah minta pulang. Mana mintanya pakai ngrengek pula." Jawab Haechan. "Dih nggak ngrengek abang. Dimana emang kalo Injun ngrengek? Suka ngadi-ngadi kalo ngomong." Balas Renjun. "Sini gue getok palamu. Lo tuh ngrengek di depan hotel tempat kita nginep. Mana berjam-jam sambil dilihatin banyak orang. Lo yang lakuin, tapi gue yang malu." Jawab Haechan. "Ih abang jangan dibahas deh. Masa kelam lebih baik dilupakan." Balas Renjun.
"Sudah-sudah berhenti debat. Papa sebentar lagi pulang. Siapakan semuanya." Ujar Jisoo. "Baik ma..." Jawab Haechan dan Renjun bersamaan.
____________________________________
"Ih abang geseran dong. Sempit tahu nggak?!" Ujar Renjun pada Haechan. "Salahin bang Mark noh. Lo juga ngapain nyempil di tengah gue sama bang Mark???" Tanya Haechan. "Dibelakang gelap, di depan tempat pacarannya papa sama mama." Jawab Renjun. "Dibagasi aja kalo gitu." Sahut Mark. "Ih abang kok gitu. Ketularan bang Echan nih pasti. Mulutnya kek cabe rawit yang di jual mpok minah di depan komplek." Balas Renjun. "Ya daritadi kamu ramai sendiri. Abang mau tidur." Ujar Mark. "Kok Injun doang yang disalahin. Bang Echankan juga berisik bareng Injun." Jawab Renjun. "Elo yang dominan berisiknya dek." Sahut Haechan.
"Kalian kalo ribut terus, papa balikin deh ke rumah." Ujar Taeyong. "Nggak bisa gitu dong pa. Masa iya udah jauh-jauh perjalanan endingnya di rumah lagi." Jawab Haechan. "Makanya kalian jangan ribut. Pusing papa dengernya." Balas Taeyong. "Papa mah nonton keributan tiap hari gegayaan pusing." Sahut Renjun.
"Heh udah-udah kalian ini ribut mulu. Sebentar lagi kita sampai. Mending sekarang bawa barang kalian masing-masing, jangan sampai ada yang ketinggalan di mobil." Ujar Jisoo. "Siap ma." Jawab Renhyuck. "Kan nggak jadi tidur....." Keluh Mark kepada dua adiknya. "Yang sabar ya abangku sayang...." Balas Renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Snow [END]
Fiksi Penggemar[Finish] Cerita ini hanya fiktif belaka. "Injun-a, kemarilah.... "Jadi selama ini...... Kapercayaan sulit untuk didapat, namun mudah untuk dirusak. Bukan bxb.