Chapter 4❄

1.4K 138 12
                                    

  "Injun-a........"





DEG

   Renjun masih enggan untuk membuka suara.Remaja itu bingung dengan apa yang harus ia lakukan.Jantungnya masih berdegup dengan kencang.
Kejadian macam apa ini.Seorang wanita yang tidak dikenal tiba-tiba memeluk tubuhnya? Ingin ia lepas, namun badannya seolah berhenti bergerak.Membiarkan wanita ini memeluk dan menyentuh ujung kepala.

     "Injun, kamu ikut lomba melukis? Sama seperti appamu ya.Ia juga suka sekali melukis.Lihatlah, betapa miripnya wajahmu dengannya.Eomma sangat merindukanmu nak.Apakah kau sendirian ke sini? Ya ampun, kamu pasti capek ya berangkat dari Korea ke sini.Habis makan, istirahat yang cukup ya Injun." Ucap wanita itu pada Renjun.

    Pikiran remaja ini sedang berkeliling.Mencari tahu bagaimana cara wanita ini bisa mengetahui nama panggilan yang sangat khusus dari keluarganya.Name tag yang sedang dipakainya jelas-jelas tertulis 'Renjun'.Lalu, bagaimana wanita ini bisa tahu bahwa ia berasal dari Korea? Wajahnya mirip dengan appanya? Apa ini lelucon? Papanya sendiri yang mengatakan bahwa wajah remaja ini mirip dengan mamanya.Dan sekarang wanita yang tidak dikenal mengatakan wajahnya mirip dengan appa? Siapa appa itu? Ia juga mengaku sebagai eomma? Eomma siapa? Ia hanya mengenal Jisoo sebagai eommanya.

     "Injun-a." Panggilan wanita itu memecahkan lamunan Renjun."Kau sedang memikirkan tentang apa? Katakan pada eomma." Ucap wanita itu perlahan pada Renjun."Eomma?" Tanya Renjun lirih."Ah....maafkan aku.Bolehkah aku meminta sesuatu padamu?" Tanya wanita itu pada Renjun.Yang ditanya hanya menganggur sebagai jawaban."Panggil saja aku dengan eomma ya.Saat melihatmu, aku teringat dengan putraku yang sudah lama tidak aku temui.Hanya melalui foto, aku bisa melihat pertumbuhannya.Sudah 15 tahun berlalu aku tak pernah melihat secara langsung putraku.Apa kau mau memenuhi permintaanku nak?" Ucap wanita itu.Renjun merasa kasihan dengan wanita yang berada di depannya.Ia hanya menganggukan kepala sebagai tanda setuju.

     "Baguslah, terima kasih ya Injun.Baiklah, sekarang kau akan makan.Aku akan mengambilkannya untukmu.Kau duduk saja di sana ya.Jangan kemana-mana.Tunggu eomma, oke." Ucap wanita itu pada Renjun.Anak itu hanya menurutinya.

🍛🍛🍛🍛🍮🍮🍮🍮🍉🍉🍉🍉🍨

___________________________________

    Kini Renjun sudah berada di kamarnya.Ia menyempatkan diri untuk memberi kabar pada papa dan mamanya dengan mengirim pesan.

     Setelah selesai mengirim pesan, Renjun memutuskan untuk mengistirahatkan tubuhnya setelah memjalani hari yang sama sekali tak pernah ia duga.

🌞🌞🌞🌞🌞🌞🌞🌞🌞🌞🌞🌞🌞

    "Untuk semua peserta lomba, 15 menit lagi dimohon untuk segera menuju ruang makan.Kita akan sarapan bersama.Sekali lagi.Untuk semua peserta lomba, 15 menit lagi dimohon untuk segera menuju ruang makan.Kita akan sarapan bersama.Sekian terima kasih." Renjun mendengar suara yang lumayan keras memasukki telinganya.

    Remaja itu membuka matanya perlahan.Sekilas ia mengamati keadaan sekitar.Ia segera melangkahkan kaki menuju kamar mandi.Setelah selesai bersiap diri, ia berjalan ke arah ruang makan.Dilihatnya sudah banyak siswa yang mengisi kurus kosong melingkari meja makan.

    Ia memutuskan untuk duduk di salah satu kursi."Hai teman, nama mu siapa? Perkenalkan nama ku Jaemin.Kau sepertinya bukan orang sini ya?" Renjun terkejut ketika ada seorang remaja yang usianya tidak jauh darinya tiba-tiba mengajaknya berkenalan secara dadakan.

    "Eoh...Hai aku Renjun.Aku dari Korea.Senang bertemu denganmu." Balas Renjun sambil tersenyum ramah.Remaja yang bernama Jaemin membalas senyuman itu dengan ramah.

First Snow [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang