"Everybody wanna steal my girl.....Everybody wanna take heart her away....Couple billion in the would wide world........." Nyanyian seorang Lee Renjun menggema di ruang karaoke keluarga Lee."Heh remahan roti.Sok-sokan nyanyi lagu cinta.Punya gandengan dulu noh, baru nyanyi." Ucap Haechan pada adiknya."Emang situ punya? Ngaca dulu dong bang sebelum ngatain Injun.Kurang cermin di rumah ini? Mau Injun beliin? Injun rela beliin abang cermin, supaya sadar terlebih dahulu sebelum ngatain Injun." Balas Renjun ke Haechan.
"Wah....lu pagi-pagi dah ngajak gelud ye? Sini maju Hadapin gue.Sini." Ucap Haechan."Nantangin? Hayuk.....Injun mah selalu siap gelud tak kenal waktu." Balas Renjun.
Pyarrrr
Ctarrrr
"Lee Taeyong...!!!" Teriak Jisoo yang hampir saja memecahkan setiap kaca di rumah keluarga Lee."Ya ampun ma...Ada apa sih pakai teriak-teriak? Orang masih pagi juga udah teriak." Jawab Taeyong yang berjalan menuruni tangga."Lihat tuh dua anak kita.Pagi-pagi udah ribut mereka.Tahukan kalo mereka ribut, siapa yang harus mereka temuin?" Tanya Jisoo ke Taeyong."Iya-iya aku tahu sayang.Udah kamu tenang aja.Lanjutin masaknya, aku udah nggak sabar makan makanan buatan kamu." Ucap Taeyong sambil berjalan menuju ruang karaoke keluarganya.
'Nggak bapak nggak anak sama-sama seneng gombal.' -Batin Jisoo.
____________________________________
"RENHYUCK....SINI KALIAN.....PAPA MAU BICARA.....!!!" Teriak Taeyong pada kedua putranya."Papa apaan sih teriak-teriak.Masih pagi noh.Kasihan tetangga.Tuli dadakan ntar." Ucap Renjun sambil berjalan untuk duduk di samping papanya."Siapa suruh kamu duduk?" Ucap Taeyong dingin menatap Renjun.
'Duh maungnya keluar....' -Batin Renjun.
"Ehehehe papa.Renjun nggak mau duduk kok....Itu di rambut papa ada bulunya beo.Tadi papa habis dari kandangnya burung beo papa ya?" Tanya Renjun untuk mencoba mencairkan suasana.Tapi sepertinya ini bukan waktu yang tepat.Taeyong hanya menatap dingin ke arah Renjun dan Haechan.
'Pasti disuruh mama.Papa mah bucin banget sama mama.Disuruh jadi maung aja mau.' -Batin Haechan.
"Bang, kayaknya Injun mencium hawa-hawa maung papa keluar deh...." Bisik Renjun ke Haechan."Penciumanmu sangat tepat dek.Abang juga ngerasa gitu.Kita harus segera pergi dari sini.Kalo nggak bisa berabe ntar." Balas Haechan tetap dengan berbisik."Bukannya lari dari masalah itu nggak boleh bang?" Tanya Renjun dengan wajah polosnya."Ini situasi khusus, emang lo mau di marahin mode maung satu jam sama papa?" Tanya Haechan."Ya kagaklah.Injun mundur kalo mode maung." Jawab Renjun."Ya udah.Gue ada cara.Itungan ketiga kita lari, oke." Ucap Haechan.
"1......"
"2....."
"3........"
KAMU SEDANG MEMBACA
First Snow [END]
Fanfiction[Finish] Cerita ini hanya fiktif belaka. "Injun-a, kemarilah.... "Jadi selama ini...... Kapercayaan sulit untuk didapat, namun mudah untuk dirusak. Bukan bxb.