Chapter 2❄

1.9K 175 5
                                    

AUTHOR POV

"Pa ma." Panggil Mark pada kedua orang tuanya."Iya Mark, ada apa? Sini masuk, jangan di depan pintu." Ucap mama ke Mark.

"Gini, Injun...." Ucapan Mark terpotong."Injun kenapa? Ada masalah sama dia? Kalian nggak berantem kan?" Tanya Jisoo."Nggak ma, dengerin dulu atuh.Mark mau ngomong ini." Jawab Mark.

"Injun pengen tanya ke papa sama mama." Ucap Mark singkat.Injun mau tanya?" Kini giliran Taeyong yang bertanya pada Mark."Injun ada di luar pa ma, dia boleh masuk?" Tanya Mark pada Taeyong dan Jisoo.Jelas pertanyaan itu di jawab dengan anggukan kepala tanda mengizinkan."Injun, masuk nak.Ayo sini duduk samping mama." Ucap Jisoo pada Renjun yang berdiri di pintu kamar papa dan mamanya.

RENJUN POV

Setelah mendengar suara mama, gue putusin buat jalan ke arah mama."Mark, kamu bisa keluar bentar? Nanti kalau udah selesai, kamu kesini lagi ya." Ucap mama ke bang Mark.Gue cuma diem natap mata bang Mark.Dia nganggukin kepala sambil senyum ke arah gue.

Jantung gue rasanya mau copot.Nggak tahu kenapa, kalo bicara serius sama papa dan mama, rasanya lebih mematikan daripada ujian dadakan.

"Injun, kata abang kamu mau tanya sesuatu ke mama sama papa?" Tanya mama dengan suara lembutnya.Gue mencoba netralin nafas, supaya nggak kelihatan gugur depan papa sama mama.Tapi usaha gue gagal saat papa bilang "Jangan gugup nak.Masa sama papa mama sendiri gugup.Sini duduk ditengah." Yap papa bisa lihat keadaan gue sekarang yang lagi gugup.

Gue nurutin perintah papa buat duduk di tengah mereka."Em...Itu E-e-e.." Kan lidah gue jadi kelu kalo situasi kaya gini."Injun minum dulu ya.Ini minum pelan-pelan aja." Ucap mama sambil ngasih gue segelas air putih.Gue ambil dan minum air itu.

"Jelasinnya pelan-pelan aja ya nak.Nggak usah gugup." Ucap mama ke gue."Janji papa sama mama nggak marah ya?" Tanya gue memastikan."Papa sama mama kan sayang Injun.Nggak akan papa sama mama marah." Ucap mama ke gue.

"Jadi dua minggu lalu, Injun dikasih tahu ibu guru.Di Australia ada lomba lukis.Kata beliau banyak guru yang rekomendasiin Injun buat ikut lomba itu.Tapi kan tempatnya jauh.Beda negara pula.Jadi Injun rasa papa sama mama nggak ngizinin Injun buat ikut.Tapi kata abang, Injun harus tanyain dulu ke papa sama mama.Perasaan Injun bener kan ma? Jarak tempat lombanya kan jauh banget.Mama sama papa nggak ngizinin kan?" Jelas gue ke papa sama mama.

"Bener-bener mirip kamu ya.Sukanya main sama perasaan." Ucap mama ke papa."Injun denger papa ya.Kan papa sama mama nggak pernah bilang kalau nggak ngizinin kamu.Untung aja Mark kasih saran yang tepat ke kamu.Lain kali kalau ada apa-apa cerita aja.Masa kalau mau cerita harus abang dulu yang nyampein." Ucap papa ke gue.

"Injun pengen ikut lombanya?" Tanya mama ke gue."Pengen banget ma." Jawab gue dengan suara lirih."Jawab dengan semangat dong.Masa lemes gitu.Kan tadi udah makan malam bareng." Ucap mama ke gue sambil tersenyum."PENGEN BANGET MA." Jawab gue kebablasan."Nah gitu dong ngegas.Baru kelihatan kalo anak mama." Canda mama ke gue."Emang anak-anak mama harus bisa ngegas?" Tanya gue."Ya harus dong.Kan nurun dari mamanya." Bukan mama yang jawab, tapi papa.

"Aduh..aduh...sakit yang, jangan dicubit dong.Nggak kasihan sama aku apa?" Ucap papa ke mama."Makanya pa, kalo ngomong itu hati-hati depan mama.Nggak dikasih jatah, baru tahu rasa ntar." Ucap gue ke papa."Heh anak kecil omongannya udah kemana-mana ya.Siapa yang ngajarin?" Tanya papa ke gue."Bang Echan dong." Jawab gue santai.

"HAECHAN!!!" Teriak papa manggil bang Echan."Apaansih pa? Malem-malem teriak seenak jidat.Dikira hutan apa." Bang Echan kalo ngomong sangat wow."Kamu ngajarin yang nggak-nggak sama Injun?" Tanya papa ke bang Echan."Ya dia nanya, ya udah Echan jawab yang Echan tahu." Jawab bang Echan.

First Snow [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang