Langit gelap...
Hujan kali ini bukan syahdu, daun & pohon tinggi berguncang hebat ke kanan & ke kiri pasrah mengikuti gerakan angin yang begitu angkuhnya.
Jumat 2 Oktober 2020, pukul 16: 30 WIB.
Seperti biasa aku duduk mengadakan delik untuk diriku sendiri, di depan rumahku berpintu coklat, duduk di bangku hitam layaknya sutradara, setengah merebah posisi tubuhku, seperti posisi seseorang yang sedang meratapi ketidak berdayaan, bukan aku saja hampir seluruh penduduk ini saat ini merasakan ganansya dan teror virus yg tidak beradab itu dia menyerang siapa saja, bahkan presiden Amerika pun terinveksi ,ya aku baca begitu td pagi di sebuah media sosial..."Corona" membuat kami terpuruk saat ini...!!!!
Saat ini ku kuatkan tanganku mengangkat bulpoint ku yang berwarna hitam yang tintanya sudah hampir habis.
"Kembali pada tulisanku, kita kembali pada dimensi aku kecil beranjak remaja, anak tanggung istilahnya".
Aku kecil sudah merasa besar saat itu,aku sudah duduk di bangku sekolah menengah, bahagia rasanya seseorang dari sekolah lain menyatakan cintanya..
"Kita jadian ya...!!!..." Pintanya singkat,
Aku menjawab dengan jawaban yang lagi populer dimasa itu, "ya jalanin aja".. yang kalo aku ingat saat ini aku merasa geli menggelitik ...
Terombang ambing hati melewati masa pacaran yang penuh drama tidak penting. Indah rasanya.
Maafkan aku ya Allah...."
Masa masa usia itu, masa masa butuh pengakuan dan tanpa sadar aku melakukan banyak hal untuk mendapatkan sebuah pengakuan itu.
Aku bergabung dengan sebuah grub band sebagai vokalis "katanya", padahal jelas jelas sudah ada vokalis tapi aku masih tetap di masukkan band tersebut oleh yang kusebut pimpinan band itu yg juga bertugas menciptakan lagu lagu dan memetik gitar , Aku sangat sadar aku tidak pernah bisa menyanyi, tapi aku bangga disebut vokalis saat itu.."hanya itu saja...!!!..."
Aku jelas mengerti...
Aku hanya dibilang vokalis tapi tidak pernah diperintahkan menyanyi, aku hanya bertugas memegang alat musik "kecrekan" yang entahlah apa nama keren dari alat musik itu. Selain itu aku juga punya tugas khusus untuk membayar jam sewa studio tempat kami berlatih band , sewa studio yang tidak murah.."ya hanya itu saja..!!!.."
Kupikir tidak apa aku yang membayar uang sewa studio itu dengan uang curianku di dalam lemari bapakku setiap Minggu yang kucuri. Selembar demi selembar ratusan ribuan pindah ke kantongku.
Tidak apa pikirku saat itu, yang penting aku tercatat sebagai vokalis band kampung itu, walaupun tidak pernah mendapatkan kesempatan menyanyi.
Maafkan aku ya Allah"...
Aku gadis kecil yang nakal..
Saat ini aku masih menyesal... Ya sampai saat ini, sampai saat diusiaku yang ke 36 ,sampai saat tulisan ini masih ditulis dengan bulpoint hitam yang sudah mulai habis tintanya.
Entah sampai kapan penyesalan itu..!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Menolak menyerah
Non-Fictionya aku belajar dari sana .. dari dia si "Aku kecil" luka yg memberiku rasa sakit sampai aku tak ingin menggenggam makananku..