Seragamku Pramuka dibelikan bapakku ..topi coklat rotanku, eh.. sepertinya bukan topi rotan tapi aku memaksa bapakku untuk membelikan topi coklat dari bahan yang bentuknya seperti KOWAD TNI AD yang biasanya topi coklat itu dipakai ibu guru saat mengajar Pramuka , selain itu ada juga dasi segitiga merahku dan Pluit beserta tali nya di pundak ku, aku masih juga bangga dengan atribut kepramukaan ku yang lain seperti rangkaian tali putih yang tergantung di pinggangku dan pisau Pramuka kecil kusangkutkan di ikat pinggang Pramuka, sebenarnya ada beberapa atribut yang sekolah tidak menyuruhku untuk membelinya tapi ya aku suka saja memakai dengan lengkap dan hasil merengek kepada bapakku untuk dibelikan atribut sesuai Mauku.Pagi itu , ... Seperti biasa aku berangkat ke sekolah, dengan beberapa kali percobaan selama bertahun tahun akhirnya aku berani juga menyusuri pinggiran sungai ciliwung untuk memotong jalan sedikit lebih cepat..
Pagi ku cerah pikirku.. beriringan dengan temanku sekaligus tetanggaku yg usianya lebih tua dariku sekitar 5 tahun mba Yuni aku memanggilnya dan memang kami bersekolah di sekolah yang sama ,kami menyusuri rumah sempit 2x2 m atau 3 x 2 m yang terletak di sepanjang pinggiran sungai Ciliwung , antara rumah dan pembatas kali hanya berjarak kurang lebih 1 m, Lalu mereka membuat kanopi diatas jalan 1 m tersebut dan disambungkan di pembatas kali yang mereka tambahkan lagi dengan kayu dengan cagak menuncap dasar kali Ciliwung ,seperti rumah panggung diatas kali Ciliwung , disitulah setiap hari kumenyusuri lorong antara rumah dan pembatas kali itu sembari mengamati kehidupan riuh ramai penghuninya yang sebagian berprofesi sebagai pedagang makanan atau kaki lima di sekitar Monas, lapangan banteng, dan stasiun Gambir.
Lepas dari rumah lorong di pinggiran kali Ciliwung kulewati lagi jalan setapak pembatas kali Ciliwung yang hanya sekitar 25/30 cm , sebelah kiri kolam ikan warga warga pinggiran sungai Ciliwung tersebut dan sebelah kanan langsung sungai Ciliwung dengan air yang sangat membludak tidak deras namun airnya penuh berwarna coklat muda.
Itulah tantangan terberat ku setiap pagi,melewati jalan setapak itu , aku takut jatuh...!!! Pikirku setiap hari..
Kami berdua menyusuri jalan tersebut dengan sangat hati hati ... sampai ketika ..Aaaaaaaaa...Aaaa.... A..Aaaa naaaannniiiiii tolooooonggggg ... Tanpa berpikir aku takut, aku meraih tangan mba Yuni dan berusaha keras menggenggamnya ... Alih alih badanku kecil dan mba Yuni jauh lebih besar dariku jadilah aku bukan mampu mengangkat kembali mba Yuni ke atas malah aku sendiri yang tertarik dengan mba Yuni ke sungai ciliwung.. Aku tertarik dipinggir sungai dan aku rasakan air nya menutupi bahuku... Aku gapai batu batu coran di samping beton kali , dan kulihat mba Yuni terus ketengah dan terbawa arus.. Posisinya terlentang, tas yang di bahunya terletak di dalam sungai dan wajah mba Yuni menengadah ke atas langit.. aku yakin mba Yuni bisa posisi mengambang seperti itu karna bantuan tas nya yg terbuat dari kulit, hanya mungkin .. jujur aku sedikit tertawa, melihat mba Yuni yg mengambang bercampur takut takut dia tenggelam dan terbawa arus , aku tidak memikirkan bagaimana keadaanku , sampai aku tersesat dari tontonan itu dan kuteriakkan sekuat kuatnya suaraku .... Toooollllloooonggg ..Tooolooongggg Tolooooonggggg kita kecebur sungaiiii... Akhirnya beberapa warga datang dan dengan sigap berenang dengan hebatnya menggapai mba Yuni yang sudah berjarak sekitar 20 meter dari tempat kami jatuh tadi, dan aku diselamatkan warga lewat pinggiran sungai.
Yaaaaa.. kami selamat..kami selamat..terimakasih yang tak terhingga untuk para tim rescue ku saat itu .. tim rescue warga lorong pinggiran sungai Ciliwung yang hebat .jika boleh aku ingin bertemu bapak bapak itu yg sudah menyelamatkanku dan mba Yuni dahulu, wajah hebatnya tersimpan selalu di benakku, semoga tulisan ini mampu membawaku kepada beliau suatu saat nanti..
Kami basah kuyup tak karuan.. ooohhh baju Pramuka kebanggaan ku, oh bagaimana jam belajarku kami telat, oohhh aku bisa bisa dimarahi mamanya mba Yuni pikirku, karna aku sering dengar percis setiap hari sebelum berangkat mamanya selalu berpesan untuk tidak memotong jalan melewati sungai Ciliwung aaaahhhh bagaimana ini ... Belum lagi ditambah dengan buku buku ku dan mba Yuni yang basah ga karuan .
Kami putar balik kerumah kembali bukan utk pulang dan beristirahat, tapi untuk bersiap dimarahi orang tua masing masing dari kami dan sesegera mungkin pergi kembali ke sekolah untuk mengejar keterlambatan kami..
Disepanjang jalan semua orang bertanya...Ndooo..ne' ngapa koe berdua kuyupan ngono tohhh, koe gejebur kali Ndooo?...wis adus marae sakit koe..ya ampun cah cahhh Ono Ono wae Alhamdulillah selamet koeee Ra ngopo ngopo tooo, begitulah dialeg mba Yem tukang sayur yang kudengar dan kuingat sampai saat ini... Semua orang heboh melihat kami dengan opini dan rasa kasian kepadaku dan mba yuni.
Assalamualaikum...
Aku dan mba Yuni berteriak didepan rumah kami masing masing dengan air masih menetes dari sekujur tubuh, baju dan rambut kami yang basah.Betul saja bidadari ku dan mamanya mba Yuni bersamaan keluar sembari teriak Keeeennnnaaapppppaaaaaa kaliiiiaaaannn . .haaahh...jatuh disungai Bu jawabku, ya Allah naaannnn ..bidadariku terlihat matanya berkaca dan segera menarikku ke kamar mandi untuk dimandikannya .. begitu pula dengan mba Yuni ,aku dapat mendengar dari samping kamar mandi kami yang bersebelahan yg seingatku dibatasi dengan setengahnya tembok dan setengah keatasnya teriplek, terdengar mamanya berkata kamu sudah dibilang jangan lewat kali malah lewat kali , mandi keramas yang bersih. Ya begitu yang kudengar... Sementara bidadariku sibuk memandikan aku, sembari kulihat mukanya penuh syukur aku bisa pulang selamat, raut mukanya sedih...
Aku ditawari utk tetap dirumah setelah kejadian itu hanya istirahat sehari ibuku berkata, aku bilang "Engga Bu...!!! . Nani mau berangkat sekolah.. ibuku mengangguk dan segera memakaikanku seragam merah putih (pikirku huffhhh seharusnya aku memakai baju yang keren hari ini baju Pramuka kebanggaan ku) ..
Kulihat mba Yuni sudah siap juga untuk kembali mengulang perjalanan kesekolah, tapi tidak semudah itu... Kami di pesan berkali kali untuk lebih berhati hati dan yang membuat kami senang hati ituuuu...Horeeee kami diongkosi naik bajaj yeaaayyy naik bajajjj berdua dengan mba Yuni dan yang pastinya mamanya mba Yuni yang mengongkosi.. ketika itu mba Yuni dan keluarga memang perekonomiannya lebih baik dari kami..
Sampailah kami disekolah ..tok tok tok!!!! Assalamualaikum .. Bu Napit (guruku) kucium tangannya dan beliau tanya kenapa terlambat ..saya terjebur sungai Bu dan harus kembali kerumah untuk mandi dan ganti baju .maaf ya Bu saya pakai baju merah putih. Bu napit memandangiku dan yasudah duduk nanti cerita ke ibu bagaimana kamu bisa jatuh . Dan bagaimana mba Yuni?... Kelas mba Yuni terletak lebih dahulu dibanding kelasku , ku tengok mba Yuni aman sdh diterima dikelasnya..
Hariiii itu... Hari terhebat untukku , ya aku memang berpikiran seperti itu... Aku lawan rasa takutku menyusuri sungai, aku terjebur dengan seragam Pramuka kesayanganku, aku melihat bapak bapak yang hebat menolongku, aku melihat mba Yuni bisa mengapung dan satu lagi aku senang aku naik bajaj kesekolah dan aku tetap kesekolah walopun telat datang dipukul 9 pg, dan hari itu aku bercerita bertubi tubi ke teman temanku disekolah tentang pengalaman kerenku jatuh kesungai ... aku Keren pikirku..!!!!.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menolak menyerah
Nonfiksiya aku belajar dari sana .. dari dia si "Aku kecil" luka yg memberiku rasa sakit sampai aku tak ingin menggenggam makananku..