Tangan kedepaaaannnn... Duduk yang rapiiiihhhh ucapkan salammmmmm!!!!!... SELAMAT PAGI IBU GURUuu... begitulah yel yel salam kami kepada Bu guru kami ketika beliau memasuki ruangan di jam pertama.Ok Selamat pagi anak anak... Begitulah sambutnya membalas yel yel salam dari kami.
Hari ini pelajaran matematika ya ... ya aku sudah di kelas 5 saat ini..
Bu guru berganti sekarang bukan Bu febbi lagi, karna setiap kenaikan tingkat kelas pasti selalu diganti dengan Bu guru yang baru .
Aku semangat sekali mendengar matematika, aku suka matematika aku senang matematika aku selalu bahagia dengan matematika.. bahkan aku termasuk anak yang cerdas kala itu aku selau tiga besar peringkat dikelas ,lebih tepatnya jarang peringkat tiga , lebih banyak peringkat 1 dan dua,
Matematika latihan harian, ulangan dan bahkan ulangan CAWU (catur Wulan) ya dulu memang disebutnya CAWU bukan semester seperti saat ini. Ulangan CAWU matematika selalu 100 atau 9'5 atau hampir sempurna..aku penyuka matematika..
Hingga hari itu dikelasku...
Tibalah matematika jenis akar akaran, pikirku agak rumit karna akar akaran baru saja diperkenalkan oleh buguru baruku ini. Tapi tidak apalah aku suka matematika dan aku pasti bisa pikirku...
Seperti biasa sebagai seorang guru beliau menerangkan dengan detail, sampai saatnya kami dipanggil maju satu persatu ke depan kelas untuk mengerjakan soal yang beliau buat dipapan tulis..
Ooohhh urutan absen diacak dan tibalah namaku dipanggil, dengan sigap aku maju kedepan kelas walaupun aku kurang begitu mengerti dengan akar akaran saat itu, "ya biarlah" pikirku maju saja toh kalo nanti salah juga dibantu perbaiki oleh Bu guruku..
Aku mengerjakan di papan kapur tulis dengan penuh rumusan akar akaran.
Ya..buuu sudah selesai "kataku".. beranjaklah Bu guru baruku itu dri tempat duduknya menuju papan tulis ,
Minarni kamu tidak memperhatikan ibu ..sembari mengacungkan penggaris papan tulis yg besar berwarna coklat muda ke arahku, jawabanmu salah semua ..!!! seketika aku mules dan mulai merasa keringat dingin.. mendengarnya
Aku dimarahi " pikirku.."setelah itu aku diminta berdiri dipojokan depan kelas, sembari teman ku yang lain di panggil, dan benar saja diantara murid murid yang dipanggil untuk mengerjakan tugas tersebut ada tiga orang total termasuk aku yang berujung di strap dipojokan kelas.
Kami gagal... menjawab tugas itu, dan tibalah kami dipanggil menuju ketengah depan kelas sembari sedikit di hentak dan kami akan mendapatkan hukuman katanya.. didepan kelas seperti ini dan mendapat hukuman..ahhhh tidakkkk "dalam hatiku berkata"
Kami akan dihukum dengan udel dicubit dan ditarik oleh Bu guru "beliau bilang begitu", dan benar satu persatu dari kami mendapatkan upah udel yang di cubit dan ditarik oleh ibu guru baruku itu,...
sakiiiiitttt, dalam hatiku berteriak, dan meracau batinku "Aku bersumpah aku akan membenci matematika seumur hidupku, tidak akan ada lagi Minarni pecinta matematika, tidak ada lagi Minarni pintar matematika , aku bersumpah aku tidak akan lagi mau belajar matematika" aku tidak menangis kala itu tapi aku marah dan sangat marah ,
Aku pulang membawa luka di hatiku ,rasa sakit diudelku sudah hilang tapi rasa sakit di hatiku ternyata membekas sekali kala itu,
Setelah peristiwa itu esok harinya aku demam dan bidadariku ijin untuk aku tidak masuk sekolah, aku tidak menceritakan apapun kepada bidadariku..
Sampai pada pembagian raport CAWU 1 dikelas 5 , terbukti sudah sumpahku atas hari udelku, aku peringkat 11 dikelasku, semua orang kaget kenapa aku yang berprestasi sebelumnya begitu menurun saat ini..
Aku tidak perduli "aku senang seperti itu dan aku tidak bisa matematika lagi" bukan saja hanya matematika yang menurun , tetapi juga berikut pelajaran yang lainnya...
Udelku tidak sesakit perasaanku..
KAMU SEDANG MEMBACA
Menolak menyerah
Nonfiksiya aku belajar dari sana .. dari dia si "Aku kecil" luka yg memberiku rasa sakit sampai aku tak ingin menggenggam makananku..