Aku berseragam biru putih saat ini.. aku cantik, keren, populer, disenangi teman teman dan punya banyak teman pastinya... ( Ups tidak seperti itu nyatanya kawan, kali ini ijinkan aku ketawa kecil sejenak karna mengingat betapa over percaya diri sekali saat itu ).. 😂🤭
Yup..
Aku duduk di bangku yg sudah tingkat Putih biru .. ya disalah satu SMP Negri Jakarta pusat ..ya terkenal sekolahku saat itu letak posisi yang baik pikirku sekolahku tidak jauh dari Masjid besar dan tidak jauh pula dari Gereja katolik besar namun lumayan jauh dari tempatku tinggal.. pikirku tidak apa sedikit menyebrang , tunggu tunggu...!!! Tidak apa bagaimana?... Aku adalah seorang anak yg takut menyebrang di jalan raya terlebih jalan yg aku sebrangi untuk aku berangkat menuju sekolah terdapat dua jalur.. aku tidak pernah berani untuk menyebrang sendiri atau paling tidak aku siap menunggu belasan menit sampai jalan jalan itu lengang dari kendaraan, atau sekedar menunggu seseorang yg baru pulang dari pasar atau sebaliknya untuk menyebrang bersama. Jembatan Pejambon.. menjadi universitas ku untuk belajar menyebrang kurang lebih selama 3 tahun aku setiap berangkat dan pulang sekolah menyebrangi jalan itu, jembatan Pejambon yang terkenal dengan kisah nyai Dasima, semoga tau ya sejarah tentang nyai Dasima .
Suatu siang pukul 1 Hai Fachri.. tunggu pulang bareng yukk... Ya.. seraya dia tersenyum, nan ko sendiri yang lain mana ? Tanyanya... Yang lain ga tau.. aku duluan lari keluar sekolah tadi..sembari berjalan menyebrang bareng...Horeeee sebahagia itu aku menyebrang dan ada barengan pikirku. Sambil terus berjalan ...dan Bang 200 ya dua es nya ..es serutan es batu berwarna pink yang ada ketan hitam dan tapai serta mutiara merah sebagai topingnya. Aku di traktir Fachri dan aku disebrangi.. aku bahagia besar sangat besar ... Begitulah aku bersyukur
KAMU SEDANG MEMBACA
Menolak menyerah
No Ficciónya aku belajar dari sana .. dari dia si "Aku kecil" luka yg memberiku rasa sakit sampai aku tak ingin menggenggam makananku..