Random Talk

16 2 0
                                    

Matahari menyeruak dari celah gorden kamar. Kenan reflek membuka matanya dan menutupinya dengan selimut dari cahaya matahari. Hari senin kembali tiba, hari yang malas bagi para murid bukan?

Zeata masuk ke kamar adiknya itu, tanpa mengetuk ataupun memberi salam. Membangunkan bungsu Giandantra adalah salah satu dari banyak tugas, baik jika ada kelas ataupun tidak. Kenan tidak bisa bangun dengan alarm kecuali mendesak. Maka dari itu, pasti ada saja yang membangunkannya setiap hari.

"KENAN AYO BANGUN SEKOLAH SEKOLAH UDAH JAM 6" anak laki –laki itu langsung menutup kedua kupingnya begitu mendengar teriakan kakak perempuan satu-satunya.

"iya ni iya udah bangun udah ga usah teriak-teriak lagi ah"

"nah gitu dong bangun, cepetan mandi abis itu turun sarapan. Ga pake 5 menit 5 menit dulu ya dikasur, awas aja lo" peringatnya sambil menunjuk nunjuk muka Kenan. Kalau tidak diperingatkan, pasti adiknya itu akan kembali menyatu dengan kasur dan nanti takutnya berujung telat.

Setelah tugas pertamanya selesai, Zeata bergegas turun ke bawah untuk membantu mamanya memasak sarapan. Ini tugas kedua zeata dirumah ini. Mamanya selalu memasak sarapan setiap pagi jika dia ada dirumah. Jika tidak, zeata atau pembantu rumah ini yang memasak. Jennie selalu mengajarkan anak-anaknya untuk mandiri meskipun mereka dari keluarga kaya. Karena tidak ada yang tau dengan kehidupan bukan?

"uhuy uhuy selamat pagi mama dan kembaranku yang cantik" kalian tau apa respon yang didapat oleh Zidan? Tentu saja muka julid dari kembarannya itu.

"ish dasar pagi-pagi dah merayu dasar buaya"

"ga seneng aja sih sama gue"

Nih jennie udah narik napas aja ngeliat dua kembar itu udah adu mulut pagi-pagi begini, padahal mah tiap pagi juga begini.

"heh berisik ya kalian, mama potong ya mulutnya mau?" zeata dan zidan bergidik ngeri ngeliat mamanya ngacungin pisau. Langsung kicep.

Pukul 07.00, kediaman Giandantra hanya tersisa Jennie dan dua anak kembarnya itu. Sisanya ada di kampus, kantor, dan sekolah.

"ma, aku kepo deh"

"kepo apa kamu tuh?"

"dulu aku sama zea nakalan siapa?"

"kalo ini sih udah jelas jawabannya lu dan" jawab zea setelah meneguk smoothie stroberinya itu.

Zidan meletakkan telunjuknya didepan bibir, meminta agar kembarannya itu diam. Setelahnya ia menegakkan punggungnya, pertanda sudah siap mendengar cerita masa kecilnya itu.

Jennie langsung bercerita tentang masa kecil dua anak kembarnya itu. Ia tidak pernah mempermasalahkan jika para jagoannya itu tiba-tiba bertanya tentang masa kecil mereka atau bahkan masa kecil dari jennie dan hanbin sendiri

"kalo masalah nakal, jelas harusnya lebih nakal anak cowok kan? Tapi kalo kalian beda, zea lebih nakal daripada idan. Mama tuh sampe bingung sebenernya yang mana cowok yang mana cewek."

Zidan menahan tawanya melihat orang yang lebih tua 5 menit daripadanya. 

Jennie membelalakkan matanya begitu melihat ada perempuan yang dirasa asing baginya sedang duduk di sofa, mana kaya berasa rumah sendiri lagi. Udah ada gelas sirup dimeja sama cemilan ditangan. Apa suaminya selingkuh ya, tapi yang bener aja masa dia Hanbin selingkuh?

"maaf, anda siapa ya?" jennie memberanikan diri untuk membuka suara menanyakan identitas perempuan tersebut tanpa melihat mukanya terlebih dahulu. 

"dateng juga kamu jen, lama amat dah mba dah nunggu 20 menit nih disini" Jennie lega. Lega banget malah. Tapi sekarang dia merasa bodoh. Ya masa postur tubuh kakaknya sendiri aja ga ngenalin. Tapi ya  Vanya ga kaget kalo adeknya sendiri ga ngenalin dia. Orang udah ga ketemu 2 tahun kok.











our lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang