12

125 23 2
                                    

Taeyong mengambil nampan berisi makanan di cafetaria rumah sakit, ia menuju kursi yang kosong yang diisi oleh dokter yang lain.
Taeyong bergabung dengan dokter yang lain, bercengkrama. Sampai akhirnya ponselnya bergetar tepat setelah ia selesai makan.

"Aku terkejut kau menghubungiku." Taeyong terkekeh pelan.

"..."

"..."

"Aku pulang 1 jam lagi." Jawab Taeyong melirik jam tangannya.

"..."

"Arraseo. Sampai jumpa nanti."

~°~°~

Joy menggamati pintu masuk cafe, ia melirik jam tangannya sesaat, sampai akhirnya ia tersadar sebuah langkah menghampiri nya. Joy tersenyum, ia bangkit dari duduknya untuk membalas pelukan pertemanan.

"Kau terlihat cantik sekarang." Puji Taeyong meletakkan mantelnya di sampingnya.

"Dari dulu aku memang cantik." Joy menyesap minumannya.

Taeyong terkekeh,

"Jadi, ada apa ?"

"Aku terkejut kau menghubungiku. Mengingat kau sedang sibuk dengan penelitianmu." Taeyong duduk bersandar di kursi. Sedangkan Joy menghembuskan nafas berat.

"Lusa nanti aku tidak ada disini lagi, aku akan kembali ke kampus. Jadi selagi ada waktu aku akan menyampaikannya." Joy melihat perubahan raut wajah Taeyong.

"Soal apa ?"

~°~°~

"Kau tidak ingin mengatakan sesuatu padaku ?" Taeyong duduk di sofa apartemennya. Menunggu balasan di ujung sana.

"Mengatakan apa ?"

"Kejadian waktu SMA. Saat kau menjebak Seulgi." Taeyong bisa merasakan deru nafas Jennie yang gugup.
Taeyong berusaha mengontrol emosinya.

"A-apa maksutmu ?"

"Kau tahu kan bagaimana pertemanan ku dengannya ?"

"Taeyong, ini salah paham."

"Kalau begitu katakan yang sebenarnya."

"Aku-aku hanya berusaha menjagamu tetap menjadi milikku."

"Aku melakukannya untuk hubungan kita."

"Kau menyakiti orang lain, tidak bahkan hampir saja melecehkannya untuk hubungan kita ?" Taeyong mengepalkan tangannya.

".." tidak ada jawaban

"Maaf, hubungan kita berakhir. Aku tidak bisa menjalin hubungan dengan orang lain yang menyakiti temanku sendiri."
Taeyong mengakhiri panggilannya begitu saja. Ia terduduk lemas di tepi ranjangnya, Taeyong menjambak pelan rambutnya, mengacak rambutnya kesal. Ia memejamkan matanya sesaat, mengingat bagaimana wajah ketakutan Seulgi, melihat gadis itu terbaring di rumah sakit.

"Bodoh. Dasar bodoh."

"Bagaimana bisa kau menjalani semua ini ?" Taeyong memukul dirinya pelan. Ia membuka kembali ponselnya, memperhatikan kontak Seulgi, membuka pesan yang selama ini ia kirim. Tapi tidak ada balasan, bahkan tidak dibaca.

"Dimana kamu ?"

"Kenapa dia selalu seperti ini ? Kebiasaan. Tapi sekarang tidak balik balik."

"YA!Kang Seulgi." Taeyong mencoba menyapa Seulgi seperti biasa, ia sadar ia sekarang seperti orang bodoh. Taeyong menitihkan air matanya. Waktu berjalan begitu cepat, dan ia selalu mengalami fase ini.

Loved You Once | SEULYONG STOPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang