11

91 21 1
                                    

Jennie dan Taeyong berjalan beriringan. Keduanya baru saja kembali dari kantin. Taeyong mengecek ponselnya selama perjalanan. Beberapa kali ia menarik ponselnya, berharap pesannya mendapat balasan.

"Aku akam menemui temanku. Kau kembali ke kelas duluan." Jennie membawa buket menuju kelas lain. Begitupula Taeyong yang membawa buketnya. Ia menatap keributan di kelasnya. Semua teman temannya terlihat bersenang senang setelah kelulusan.

"Seulgi, bagaimana kabarmu ?"

~°~°~

Taeyong berjalan dengan senyum di wajahnya, ia membawa sekotak kue yang sudah ia pesan. Ia sengaja membelinya agar bisa dimakan bersama Seulgi. Mengingat keduanya berhasil menyelesaikan ujian dengan lancar.

Sesampainya di gerbang rumah Seulgi, Taeyong melihat gembok di gerbangnya. Taeyong mencoba melihat ke dalam, namun tingginya tidak sampai. Ia mengeluarkan ponselnya, mencoba menghubungi Seulgi namun tidak aktif.

"Dimana dia ?" Gumam Taeyong sambil mengecek ponselnya.

"Taeyong-ah." Sebuah suara membuat Taeyong menolehkan kepalanya, ia membungkuk sebentar.

"Apa yang kau lakukan disini ?" Tanya tetangganya bernama Ahjumma Moon.

"Aku berniat menemui Seulgi, tapi sepertinya ia tidak berada di rumah." Taeyong menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal

"Seulgi ? Aigoo apa Seulgi tidak memberitamu ?"

"Nde ?"

"Mereka pindah. Semalam mereka pergi dengan barang bawaan begitu banyak."

Taeyong menjatuhkan kotak kuenya, membuat isian di dalamnya berantakan. Ahjumma Moon menatap kaget perubahan wajah Taeyong. Laki laki itu pasti terkejut, mengingat persahabatan keduanya begitu erat dan sudah terkenal, batinnya.

"Berjanjilan untuk menemukanku." 

Taeyong berlari menuju sekolahnya, ia memasuki kelasnya. Membuka lokernya dan seperti dugaannya, sebuah surat tergeletak disana. Ragu, Taeyong mengambil surat tersebut. Ia membukanya.

Taeyong-ah...
Hai..

Maaf aku menyapamu lewat secarik kertas ini. Aku tahu kau membencinya, tapi kumohon jangan marah dulu.

Bagaimana dengan kuenya ? Masih utuh kan ? Maaf aku tidak bisa bergabung untuk memakannya. Meskipun kau sudah memesan kue yang aku sukai.

Selamat sudah menyelesaikan ujianmu. Sepertinya nilaimu akan lebih tinggi dariku. Berjanjilah kau akan mengikuti seleksi untuk masuk kedokteran. Awas saja jika kau mengingkarinya.

Dan berjanjilah untuk menemukanku. Kau masih ingat soal itu ? Aku minta maaf meninggalkan semuanya tiba tiba. Aku tidak tahu harus bilang apa maka dari itu aku hanya bisa menulis surat ini. Aku bahkan tidak mengucapkan selamat tinggal. 

Terimakasih untuk semuanya, terimakasih sudah menjadi sahabatku. Terimakasih sudah menerima ku dan perasaanku. Kau bahkan masih peduli padaku padahal aku menyakitimu, mencintai sahabat sendiri bukanlah hal baik. Itu bagiku. Tidak seharusnya aku datang disaat kau menyukai gadis lain. Marahlah padaku seperti biasanya,

Setelah ini ayo kita hidup dengan baik. Fokuslah pada dirimu, jangan mengkhawatirkan diriku. Aku baik baik saja.

Selamat Tinggal.

~°~°~

Taeyong menyesap minumannya, ia memainkan sedotannya sembari melihat Jaehyun dan Jungwoo yang asyik bercanda.

Loved You Once | SEULYONG STOPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang