13

156 29 5
                                    

Selesai acara Seulgi memutuskan untuk segera pulang dengan sekantong kresek yang berisi sisa makanan.
Sesamoaonya di gerbang, ia dikejutkan dengan kehadiran Taeyong di depannya. Laki laki itu sudah lengkap dengan setelan mantelnya, dan mobilnya, mungkin.

"Kajja." Taeyong menarik tangan Seulgi, membawa gadis itu untuk masuk ke dalam mobilnya.

"Pandu aku untuk ke rumahmu." Ucap Taeyong fokus pada kemudinya.

Seulgi mengernyitkan dahinya, ia melipat tangannya di depan dada.

"Ada apa ini ?"

"Kau mencoba merayuku ?" Tanya Seulgi sinis. Membuat Taeyong memutar bola matanya malas. Laki laki itu menyalakan musik dari radio mobilnya.

"Katakan saja." Taeyong melihat lampu lalu lintas sejenak lalu kembali menjalankan mobilnya.

~~~

"Kau hafal jalan kembali ?" Seulgi melepas sabuk pengamannya.

"Hm. Jangan khawatir." Jawab Taeyong yang terus memperhatikan Seulgi.

"Okay, kalau begitu aku masuk dulu. Terimakasih."

Taeyong mencegah Seulgi pergi, membuat gadis itu membulatkan sedikit matanya.

"Wae ?"

"Aku sudah menemukanmu. Jadi jangan pergi lagi."
Seulgi mengubah tatapan matanya. Ia menunduk sebentar, lalu tersenyum. Ia melihat tangan Taeyong sejenak. Sudah lama ia merindukan tangan kekar tersebut.

"Kerja bagus. Benar benar Taeyong yang ku kenal." Seulgi tersenyum masam, menyembunyikan tangisannya yang bisa saja pecah.

"Ku pikir aku bisa melarikan diri. Tapi ternyata tidak bisa." Seulgi merasakan tumpukan cairan bening tersebut semakin bertambah, Ia buru buru membuang muka, menghapus kasar air matanya yang berhasil jatuh.

"Pulanglah, ini sudah malam." Seulgi buru buru keluar dan masuk ke dalam rumah.
Taeyong memperhatikan tangannya, kenapa tidak dari dulu ia mencegah gadis itu ? Sekarang meskipun keduanya bertemu, namun Taeyong merasakan jarak yang masih terbentang jauh. Berbeda dengan dulu, Seulgi yang selalu berjalan menghampirinya, dan dia yang selalu siap berlari kapanpun Seulgi membutuhkannya. Tapi sekarang, Taeyong merasa jarak yang ia tempuh untuk berlari menuju Seulgi selalu bertambah jauhnya.

Sekuat apapun ia berlari tetap saja jaraknya selalu bertambah. Rasa canggung diantara keduanya tidak bisa dihindari. Seulgi yang banyak diam selama perjalanan membuat suasana semakin menjadi jadi. Jika dulu gadis itu selalu bicara setiap kali keduanya bersama tapi sekarang Seulgi memilih diam seribu bahasa dan hanya bicara seperlunya.

~~~

"Kyunwo-ya apa kamu makan dengan baik ?" Tanya Taeyong saat ia melakukan pemeriksaan pada anak anak disana.

"Ne." Jawab Kyunwoo semangat, Taeyong tersenyum mendengarnya.

"Kyunwoo benar benar hebat." Taeyong memberikan 2 ibu jarinya pada anak kecil itu.

"Eoh ibu ?" Taeyong memilih menjauh dari kerumunan saat ia menerima telfon dari ibunya.

"..."

"Disini begitu menyenangkan, ibu tidak perlu khawatir." Taeyong memasukkan tangannya ke dalam saku celananya, memperlihatkan jam tangannya.

"Bagaimana kabar ayah ?" Tanya Taeyong, mengingat ayahnya sempat jatuh sakit karena kelelahan.

"..."

"Syukurlah."

"Dokter Lee ?" Rekan kerja Taeyong memanggil di ujung sana. Taeyong dengan cepat mengakhiri panggilan tersebut, ia sedikit berlari menghampiri rekan kerjanya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Loved You Once | SEULYONG STOPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang